13

1K 117 4
                                    

Eunbi dan taehyung mendapati apartemen jungkook masih gelap. Mereka berfikir bahwa jungkook belum pulang.

"Oppa. Apakah kita harus segera mencari tempat tinggal? Aku tidak enak berlama lama tinggal diapartement kokkie oppa".

"Ne. Hari ini kita akan pindah. Oppa sudah mendapatkan sebuah kontrakan diujung jalan ini. Walaupun tak besar tapi setidaknya kita tak perlu numpang disini"

"Baiklah kalau begitu aku akan segera siap siap"

Eunbi dan taehyung sudah bersiap siap. Namun jungkook masih belum terlihat. Akhirnya taehyung mengusulkan untuk menulis mengirimi pesan saja untuk jungkook mengatakan bahwa mereka sudah memiliki tempat tinggal.

Eunbi : oppa. Aku dan tae oppa sudah memiliki tempat tinggal. Jangan mencari ku dan tae oppa eoh:p. Dan terimakasih atas tumpangannya selama ini.

Eunbi berhenti mengetik. Sekecil rasa nyeri terdapat didalam hati kecilnya. Eunbi menggeleng dan melanjutkan ketikan dipesannya.

Eunbi : oppa. Aku dan tae oppa sudah memiliki tempat tinggal. Jangan mencari ku dan tae oppa eoh:p. Dan terimakasih atas tumpangannya selama ini.
Saranghae♡

Terkirim!

Eunbi dan taehyung meninggalkan apartement jungkook. Dan rasa nyeri itu terus mengusik eunbi sampai pintu apartement itu tertutup.

Dilain tempat. Jungkook terdiam didalam mobilnya rasa sesak itu kembali hadir. Ia sudah melihat pesan yang dikirim kan oleh eunbi. Kini pandangan jungkook menatap lurus sebuah rumah berbentuk minimalis bercat putih itu. Hingga seorang yeoja membuyarkan lamunannya.

"Oppa. Kajja. Apakah kau sakit? Kenapa kau diam saja eoh? Kajja. Kedua orangtua kita pasti sudah berkumpul"

Jungkook menurunkan tangan gadis itu yang bergelayut dilengannya dan ia pun keluar dari mobil dan melangkahkan kakinya menuju kedalam rumah itu tanpa melihat kebelakang untuk memastikan apakah gadis itu sudah keluar dari mobil atau belum. Langkahnya begitu kaku. Tak ada ekspresi diwajahnya. Semuanya datar. Sangat datar.

Gadis itu sudah bergelayut manja lagi dilengannya. Kali ini jungkook membiarkannya. Langkahnya semakin kaku dan dingin ketika ia sudah memasuki rumah bergaya minimalis itu. Disana terdapat kedua orangtuanya dan kedua orangtua gadis itu.

"Oppa eomma aku menang"

Gadis itu meunjukkan piala dan bunga yang ia pegang dari tadi dan tanpa melepaskan genggaman tanganya pada lengan jungkook

"Wah, eunha kau hebat". Puji nyonya jeon

Jungkook mendesis, cih pemenang atas kebohongan

"Sini nak duduk". Kini nyonya jung pun bersuara.

Jungkook dan eunha duduk berdampingan. Dan wajah jungkook pun semakin kaku dan dingin. Ekspresi diwajahnya seakan akan lenyap. Matanya menatap lurus keluar jendela. Beberapa pikiran menganggunya. Rasa bersalah terus hadir didalam hatinya.

Ini tak adil!

Jungkook memejamkan matanya ketika akhirnya sebuah perkataan yang tak pernah ia harapkan akan didengarnya kini terdengar.

"Besok adalah pertunangan kalian". Ucap tegas tuan jung

Dan saat itu juga jungkook tau bahwa kehidupan ia sudah hilang. Tak adalagi warna warni dihari hari nya. Tak ada canda dan tawa lagi.

Bagaimana mungkin ia bisa melepaskan kupu-kupu nya. Ia tak bisa meninggalkan eunbi. Sumber keindahan taman dihatinya yaitu kupu-kupunya kini harus ia relakan untuk pergi.

Tak bisa kah mereka merasakan relung hatinya hancur saat ini.

Tak bisa kah mereka melihat bahwa ia tak bahagia dengan perjodohan ini.

Kini hari yang tak pernah jungkook inginkan terjadi. Kenapa secepat ini?

Ia bahkan belum mengucapkan selamat kepada eunbi yang menjadi juara utama. Ah ralat runner up.

Ia bahkan belum bisa menghilangkan rasa kesal melihat eunbi dipermalukan diatas panggung. Ia bahkan belum bisa menghilangkan rasa sedih melihat eunbi jatuh pingsan. Bahkan sesak didalam dadanya belum hilang ketika ia melihat bahwa eunbi dijagai oleh seorang namja saat diambulans. Semua rasa itu masih ada. Dan kenapa mereka menambah sesak didalam dadanya.

Tuhan adilkah ini?

Kenapa engkau memberikan beribu-ribu rasa yang menerjang hatinya?

Apa yang harus dikatakan oleh eunbi ketika besok ia sudah bertunangan?

Jungkook tidak siap menerima reaksi yang diberikan oleh eunbi.

Jungkook tidak siap melihat kupu-kupunya menangis karnanya.

Jungkook tidak siap melihat kupu-kupunya pergi dan hancur.

Jungkook tidak siap.

Beribu orang didunia ini. Kenapa harus ia? Kenapa?!

Wajah eunbi terus terbayang didalam pejaman jungkook. Senyuman dan canda tawanya berputar seperti film yang sengaja ditayangkan. Semuanya sunyi. Semuanya hanya tertuju pada sosok eunbi. Gadis yang penuh dengan kebahagiaan.

Hingga sentuhan ditangannya membuatnya membuka mata.

"Oppa, gwenchanayo?". Ucap eunha lembut

Jungkook tersenyum sinis, bahkan ketika gadis itu berkata lembut jungkook tidak merasakan kelembutan seperti suara yang dibuat gadis itu. Malah hal itu membuat jungkook semakin membenci gadis disebelahnya itu. Gadis dengan wajah malaikat namun hati iblis. Sejujurnya jungkook tidak membencinya namun ketika ia tau bahwa gadis disebelahnya adalah otak dari kemenangannya hanya untuk sebuah ketenaran semata,gadis itu membuat seakan akan ialah pemenang sesungguhnya. Jungkook bisa membuat membuat piala atau piagam untuk eunbi namun membuat eunbi harus menahan malu diatas panggung itu membuat jungkook marah kepada gadis disebelahnya. Dan apalagi gadis yang dicintainya itu jatuh pingsan juga. Hal itu semakin membuat kebencian dihati jungkook semakin menjadi.

Ponsel jungkook berdering. Jungkook mengeluarkan ponselnya dari saku celanannya. Dilayar tersebut terdapat foto eunbi yang sedang tertawa dan memamerkan sederetan giginya. Saat itu jungkook mengambil foto eunbi ketika eunbi dan ia masih berada disekolah. Saat itu mereka sedang duduk berdua dikantin sekolah dan menikmati makan siang mereka. Dan saat itu tanpa disadari salah satu teman jungkook yang datang membawa segelas jus terjatuh dan jus yang dibawanya tumpah kewajahnya dan saat itu eunbi tertawa dan jungkook tak mau membiarkan moment itu terlewatkan ia segera mengambil ponselnya yang berada diatas meja dan foto itu sekarang menjadi gambar kontak eunbi sampai sekarang.

Jungkook berdiri, ia tersenyum kikuk dan menundukan badannya. "Permisi saya keluar sebentar ada telfon dari teman ku"

"Oppa disini saja"ucap eunha dengan suara yang dibuat buat.

Jungkook tak mengubris ucapan eunha ia melangkah pergi keluar dari ruangan itu. Jungkook keluar rumah, ia duduk disalah satu bangku yang ada diteras rumah itu. Saat ia ingin mengangkat telfon. Telfon itu mati seketika jungkook merasa kecewa, ia segera menelfon eunbi namun tak ada jawaban ia mencoba menelfon untuk kedua kalinya namun tak juga diangkat hingga ia mencoba menelfon untuk yang ketiga kalinya. Dan saat itu juga jungkook merasa dunianya benar benar hancur.

"Yaa! Palli kau kerumah sakit kota sekarang! Eunbi dan taehyung kecelakaan"


TBC

Mian kalo pendek. Jangan lupa vote dam coment

Butterfly ( Sinb X Jungkook ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang