38

983 80 4
                                    

Ada tiga macam Kebohongan. Yang pertama kebohongan demi menutupi aib, yang kedua kebohongan demi kebaikan, yang terakhir adalah kebohongan yang menguntungkan diri tapi merugikan orang lain.

Mungkin kebohongan yang ketiga lah yang eunha lakukan. Ia begitu tega memisahkan dua orang yang saling mencintai satu sama lain.

Mungkin benar, cinta itu bisa membutakan orang. Bagaimana perjuangan eunha untuk menggapai cintanya dengan berbagai cara, salah satunya menghancurkan hubungan orang yang ia cintai dengan cintanya.

Cinta. Berbagai macam rasa yang dapat dirasakan. Kebahagiaan maupun kesedihan adalah warna dalam cinta. Tak ada dalam cinta hanya berisi kebahagiaan, bukankah ada sebuah pantun yang begitu tak asing bagi kita berakit rakit dahulu, bersenang senang kemudian, bersakit sakit dahulu, bersenang senang kemudian. Seperti itulah cinta semua ada cerita dan sisi kebahagiaan maupun kesedihannya.

Jungkook mencengkram stir mobil begitu keras. Ia tak memperdulikan jika saja stir itu akan patah akibat cengkramannya.

Ia masih ingat betul perkataan eunha beberapa menit yang lalu. Perkataan yang begitu tak berperasaan. Jungkook tak habis pikir bagaimana mungkin gadis berwajah imut seperti ia namun memiliki hati semenakutkan iblis?

"Oppa. Kotak apa ini?"

Eunha meraih kotak berwarna merah yang berada di dalam dasboard mobil jungkook.

Hari ini adalah hari yang sibuk bagi calon pasangan penggantin ini. Saat malam larut mereka baru berjalan pulang. Tentu saja itu karna jungkook yang meminta. Ia begitu tak berselera dan tidak begitu tertarik dengan segala keperluan pernikahannya. Ia tak peduli. Lagi pula ia tak ingin kan pernikahan ini.

"Oppa apakah ini untukku?". Eunha menarik pita berwarna merah maroon itu. Namun secara tiba-tiba jungkook mengerem mendadak. Hingga kotak itu terjatuh dan terbuka sedikit.

Eunha menatap tajam jungkook dan memasang wajah super keselnya. "Yak! Waeyo? Kau ingin membunuhku eoh? Aku hampir saja terlempar kedepan. Kau tak lihat aku tak memakai sealtbeat". Ucap eunha kesal

Jungkook menghiraukan perkataan eunha. Ia sedikit membungkukkan badannya lalu meraih kotak itu. Namun eunha merebutnya.

"Oppa. Ini baju? Ah kau tak usah khawatir tadi aku tak marah kok. Aku hanya sedikit terkejut changi, dan ah baju yang cantik. Gomaw-"

Eunha berhenti berbicara ketika jungkook merebut paksa baju itu.

"Ini bukan untukmu". Ucap jungkook dingin. Ia segera memasukan kembali baju itu kedalam kotak dan ia pun melemparnya ke bangku belakang. Lalu ia pun kembali melanjutkan perjalanannya.

Eunha diam. Ia sepertinya sudah terbiasa dengan dinginnya sikap jungkook. Namun sebuah kertas menarik perhatiannya. Ia meraih kertas itu dan membacanya.

Lalu sebuah seringai muncul diwajahnya.

"Hwang Eunbi. Saengil Chukkae Hamnida Sinb-ah. Aku selalu mendoakan yang terbaik untuk-"

Untuk yang kedua kalinya jungkook mengrem mendadak. Ia merebut surat itu namun eunha mencegahnya alhasil kertas itu robek menjadi dua. Jungkook menahan dirinya agar tidak lepas kendali dan menampar gadis dihadapannya.

Begitu sial hidupnya. Ia harus bertemu dengan gadis iblis sepertinya.

"Kau sudah keterlaluan. Sudah ku katakan. JANGAN SENTUH BARANG APAPUN MILIKKU!"

Eunha terperanjat ketika jungkook berteriak padanya. Baru kali ini ia melihat jungkook begitu murka. Padahal ia hanya membaca surat darinya untuk eunbi dan ia begitu murka.

Butterfly ( Sinb X Jungkook ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang