2

2.7K 239 1
                                    

Namaku Hwang Eunbi. Aku biasa dipanggil Eunbi atau sinb. Aku adalah gadis biasa seperti gadis yang lainnya. Hanya saja, mungkin gadis gadis lain dapat kasih sayang kedua orang tuanya sementara aku tidak. Mungkin orang lain selalu beranggapan bahwa aku adalah gadis beruntung. Ku akui keluarga ku mungkin berada dikalangan atas, namun siapa yang tau bahwa memiliki keluarga yang berada dikalangan atas dapat sepenuhnya bahagia. Tidak. Jika aku boleh memilih aku ingin hidup berkecukupan tinggal disebuah kontrakan namun bisa memiliki kasih sayang dan kehangatan dari orangtua.

Usiaku kini 19 tahun. Dan selama 19 tahun aku hidup didunia ini, tak pernah sekalipun aku merasakan pelukan hangat ibu ketika aku menangis, tak ada suapan bubur hangat ketika aku sakit, tak ada nyanyian atau dongeng ketika aku ingin tertidur, tak ada sosok ayah atau ibu yang mengantarku kesekolah, tak ada yang menasehatiku atau memarahiku jika aku berbuat salah. Tidak ada.

Mereka sibuk. Sibuk mencari uang uang dan uang. Mereka tak pernah melihat ku atau taehyung oppa. Ingin rasanya aku menjerit dan berkata "aku tak perlu uang kalian. Aku hanya ingin cinta dan kasih kalian!"

Hari ini adalah hari minggu. Hari dimana biasanya keluarga berkumpul dan bersenang senang. Minggu ini berbeda, keluarga ku, appa eomma taehyung oppa dan aku berkumpul. Ya kami berkumpul dipersidangan. Persidangan cerai kedua orang tuaku. Begitu perih, ketika kami berkumpul namun berkumpul untuk menghadapi perpisahan yang nyata.

Mereka benar benar berpisah, aku kira disaat aku terbangun dan eomma berkata "itu hanya mimpi" namun nyatanya kenyataan tak seindah itu. Hidup ini begitu pahit.

Aku duduk disamping taehyung oppa. Aku menggenggam erat tangan taehyung oppa. Remaja lelaki yang lebih tua 3tahun dari ku. Lelaki yang menjadi sosok ayah, ibu,dan kakak yang hebat. Taehyung oppa lah yang menggantikan peran appa atau eomma. Taehyung oppa lah yang mengantarku kesekolah, menyuapi bubur hangat ketika aku sakit, memarahi dan menasehatiku saat aku salah, memeluku saat aku ketakutan dan menangis, ia lelaki terhebat yang aku punya.

Ketukan palu terdengar. Dan saat itu juga dunia ku semakin hancur. Gelap. Sesak didadaku semakin membuncah. Air mataku tumpah. Taehyung oppa memelukku. "Gwenchana. Uljimayo". Ucapnya ditelingaku. Seperti mantra yang ajaib kata katanya begitu mujarab. Ku usap air mataku. Ku tekad kan hatiku bahwa kini tak adalagi air mata. Mau sederas apapun aku menagis toh mereka takkan bersatu kembali.

Ku tatap wajah taehyung oppa. Seperti biasa ia membalas senyumku. Senyuman yang menemaniku selama 19tahun hidupku. Senyuman yang begitu mendamaikan hati. Suatu hari nanti aku akan berkata kepada istrinya taehyung oppa bahwa ia harus benar benar mencintai taehyung oppa jika tidak,aku yang akan menghukummu.

Aku bangkit, menatap sekilas dua orang yang mengalirkan darah mereka didalam tubuhku. Ku tarik nafas dan kulangkahkan kakiku kehadapan mereka. Genggaman tangan taehyung oppa begitu erat semakin erat saat jarak kami semakin dekat. Ku hentikan langkahku dan menyisakan beberapa langkah lagi.

"Eunbi ah taehyung ah" ucap lirih nyonya hwang

"Ku harap kalian bahagia selalu. Terimakasih atas semuanya eomma appa". Ucap eunbi sambil tersenyum manis. Kemudia ia meninggalkan kedua orang tuanya.

"Eunbi ah". Ucap lirih nyonya hwang. Ia menatap putri dan putranya yang berjalan kearah luar persidangan. Hatinya hancur. Air matanya tumpah.

Tuan hwang pun sama. Ia terduduk lemas dibangku, menatap kosong kedepan. Menyesal pun percuma karna kini semuanya sudah terjadi.

Eunbi terus melangkah tanpa tujuan sementara taehyung terus mengikuti nya dibelakang. Genggaman tangan mereka melonggar dan saat itu pun eunbi terjatuh, gadis itu pingsan.

"Eunbi". Taehyung menangkap tubuh adiknya itu. Air matanya tumpah saat itu juga. Sedari tadi ia tidak menumpahkan air mata, ia tidak menangisi perpisahan kedua orang tuanya. Namun kini ia menangis karna eunbi pingsan.

.
.
.

Dering ponsel membuyarkan pandangan jungkook. Ia berdecak kesal, pasalnya ia sedang asyik membaca webtoon dan ada sebuah panggilan masuk. Ia menyerit kan kedua alisnya membaca nama penelfon.

Tae-hyung calling's

"Wa-"

"Kelobby sekarang! Palli!!"

Dan telfon pun tertutup secara sepihak. Jungkook semakin geram, pasalnya ia sedang asyik membaca webtoon lalu diganggu dengan telfon, dan saat ia mengangkat telfon baru dua huruf ia berkata sudah dipotong duluan dan diputus secara sepihak,lalu kini ia harus ke lobby apartemennya. Yang benar saja.

"Kalo saja ia bukan hyung nya eunbi sudah ku kubur dia". Oceh jungkook

Jungkook bergegeas keluar apartemennya menuju lobby. Sejujurnya ini adalah Q-time nya dengan webtoon dan bisa bisanya saja orang yang bernama taehyung itu menghancurkan Q-time nya.

Sesampainya ia dilobby, ia begitu terkejut ternyata taehyung tidak sendiri ia bersama eunbi. Dan tunggu kenapa eunbi.

"Yak! Kenapa kau diam saja bantu aku. Ia pingsan".

Dan dengan sigap jungkook menggendong eunbi membawanya menuju apartemennya.

Jungkook menidurkan eunbi dengan perlahan lahan dikasur. Ia menyelimuti tubuh gadis itu. Gadis itu nampak kelelahan, matanya bengkak, hidungnya merah, wajahnya pucat.

"Apa yang terjadi?". Tanya jungkook

Taehyung mengusap wajahnya dengan kasar, ia mendudukan dirinya disofa. Jungkook pun duduk disebelahnya menunggu jawaban dari  taehyung.

"Orang tua kami bercerai"

Hanya kalimat itu mampu membuat jungkook terdiam. Kini ia tau alasan eunbi tak membalas pesannya. Ia tau bahwa gadisnya sangat hancur, ia tau rasanya jadi mereka dan ia merasakannya juga.

Ia menatap gadis nya yang tertidur pulas, gadisnya itu begitu rapuh namun tak pernah mau menunjukkannya.

"kalo diijinkan, kami ingin menginap malam ini disini". Ucap taehyung

"Tentu saja boleh hyung. Apartemen ini anggap saja milik kalian"

Taehyung tersenyum. Ia menepuk-nepuk pundak jungkook. Bagaimana pun juga ia bersyukur karna eunbi memiliki jungkook. Karna ia tidak akan tau sampai kapan ia bisa menjaga adiknya itu.

"Gomawo". Ucap taehyung

"Ne hyung"

Taehyung bangkit, menuju dapur. "Yak! Apakah kau sedang diet? Kau hanya mempunyai biskuit ini". Ucap taehyung sambil menunjukkan setoples biskuit.

Jungkook tertawa ia bangkit dan merangkul taehyung menuju pintu keluar " kajja. Kita belanja"



Butterfly ( Sinb X Jungkook ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang