40. a (END)

1.5K 127 15
                                    

Hwang Eunbi

Kau tau, aku pernah bermimpi, bermimpi indah tentang kita dimasa depan.

Kau tau, aku pernah berharap banyak padamu. Bahwa kelak kau bisa menjadi faktor utama yang membuat senyum diwajahku.

Dan kau tau, aku pernah berkhayal memiliki rumah dengan taman dibelakang rumah dan dengan suara tawa anak anak yang begitu merdu.

Namun semua orang pun tau, Sebuah kenyataan tak semuanya sama dengan harapan.

Menyakitkan. Sungguh. Hatiku begitu sakit. Apakah kau pernah merasakan sebuah rasa sakit dari tulang yang patah?  apakah kau pernah merasakan proses operasi pembedahan namun obat bius mu gagal? Sakit. Begitu menyakitkan. Hingga rasanya tak bisa berkata-kata.

Hari ini. Aku berdiri didepan cermin mematut diriku. Merias wajahku. Memakai dress selutut berwarna putih bersih dengan pita disekitar pinggang berwarna hitam. Dress yang kau berikan padaku saat kau mempunyai gaji pertamamu. Aku Mengurai rambutku. Memberikan aksesoris bando tipis berwarna putih.

Hari ini. Hari kebahagiaanmu. Dan sekaligus hari kesedihanku. Tak pernah menyangka diriku akan hadir dipernikahanmu. Pernikahan mu dengan yeoja lain.

Ku tersenyum puas melihat hasil riasanku. Bersiap keluar kamar. Menempuh jalanan yang serasa begitu menyakitkan setiap detiknya.

"Eunbi-ya. Kau kuat. Ini sudah takdirmu"

Eunbi menghapus sedikit air mata yang ingin jatuh dari pelupuk matanya. Mengembangkan senyuman dan membuka knop pintu.

"Nanti berhenti ditoko bunga depan sebentar ya pak"

Supir taksi menganggung. Dan tak beberapalama taksi yang ditumpangi eunbi berhenti didepan sebuah toko bunga.

Eunbi membuka pintu mobil. Keluar dan pergi ketoko bunga itu.

"Permisi, berapa harga bunga yang ini?". Tanya eunbi

Seorang penjaga toko itu menoleh kearah eunbi.

ia terdiam sebentar. Cukup lama. Hingga suara eunbi kembali terdengar.

"Maaf, berapa harga bunga ini?"

"Ah um. Bunga ini, ini 100.000". Ucapnya

aku mengangguk. "Aku ambil yang ini"

Setelah membayar bunga itu. Aku keluar. Kembali memasuki taksi dan melanjutkan perjalananku yang menyakitkan.

Ku pandangi setiap jalan yang kulewati. Menggenggam bunga yang kubeli dan sebuah kado serta undangan.

Lampu merah menghentikan seluruh kendaraan. Termasuk taksi yang ditumpangi ku.

Ku masih menatap jendela, melihat beberapa toko dipinggir jalan dan beberapa kendaraan yang ikut berhenti karna lampu merah. Hingga pandanganku melihat sebuah cafe didekat pertigaan jalan.

Cafe itu.

"Kajja"

Jungkook menarik tanganku. Memasuki sebuah cafe.

Hujan menguyur kota seoul. Membasahi seluruh kota. Hilir mudik kendaraan berlomba-lomba menuju tujuan. Beberapa pejalan kaki sibuk meneduh seperti yang dilakukan kami.

"Wah, hujan itu benar benar mengejutkanku. Sinb-ah pesan minuman hangat, sepertinya kau kedinginan. Hari ini aku yang traktir karna tadi ku sibuk berlatih vocal aku lupa makan siang dikantin tadi". Jungkook terkekeh. Memamerkan giginya Yang putih

Aku mengangguk. Karna ia benar aku begitu kedinginan.

Mulai dihari itu. Cafe itu adalah tempat salah satu favorit kami. Kami pasti akan kesana disetiap minggunya walaupun tidak setiap hari, duduk dan mengobrol berbagai hal bersama adalah hal yang kita lakukan dicafe itu

Butterfly ( Sinb X Jungkook ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang