4. KEMARAHAN IRWAN

1K 36 0
                                    

Ega bertanya pada security dimana letak tangga darurat gedung tersebut. Dia beralasan tak biasa menggunakan lift sehingga ingin menggunakan tangga menuju lantai 2. Setelah mengucapkan terimakasih, Ega berjalan ke pojok ruangan dan masuk ke dalam pintu yang mengarah ke tangga darurat. Seorang pria sudah berada disana saat Ega sampai.

"'a Irwan", panggil Ega, saat tiba di belakangnya.

Pria itu menoleh. Sosok Irwan Krisdiyanto kini berdiri dihadapannya.

"Kenapa 'a Irwan ingin ketemu Ega?", tanya Ega, memandang Irwan.

"Menurutmu kenapa?", Irwan balik tanya, menatap tajam Ega.

Ega menghela nafas panjang. Dia bisa menangkap nada marah dalam suara Irwan. Ega yakin Irwan marah dengan sikapnya tadi saat di backstage.

"Jaga sikapmu, Ega. Aku nggak suka kamu bicara seperti tadi di depan banyak orang", ujar Irwan.

"Memang kenapa kalau Ega bertanya? Ega berhak tahu siapa dia", ucap Ega. Ega tahu apa yang dilakukannya tadi memang salah, tapi dia tak bisa menahan diri melihat kemesraan Irwan dan Intan.

"Kamu memang berhak tahu, Ga, tapi bukan seperti itu caranya", kata Irwan, marah.

"Lalu bagaimana caranya, 'a? Kita bahkan tak pernah bertemu", ujar Ega. Ada perih di hatinya saat mengatakan hal itu. Matanya memanas, Ega segera mengalihkan pandangan dari Irwan.

Irwan diam. Dia baru menyadari hal ini. Terakhir kali dia bertemu Ega saat orangtuanya datang ke Jakarta dan itu sudah hampir 1 tahun yang lalu. Saat itu Irwan yang baru pulang dari luar kota langsung datang ke kost Ega.

#flashback on

"'a Irwan", ucap Ega, kaget.
Ega baru pulang dari kampus. Dia akan membuka pintu kost-nya saat melihat sebuah mobil sedan hitam berhenti tepat didepan kost Ega. Seorang pria yang menggunakan topi turun dari mobil dan menghampiri Ega. "'aa ngapain kesini?", tanya Ega.

Irwan tak pernah datang ke kost Ega kecuali saat mengantarnya dulu ketika Ega baru tiba di Jakarta. Biasanya jika Irwan ingin bertemu dengannya, mereka akan bertemu di cafe yang sepi atau tempat yang jauh dari keramaian.

"Mama dan Papa ada di Jakarta. Mereka ingin bertemu denganmu", ujar Irwan datar.

"Benarkah?", tanya Ega sumringah. Sudah hampir setengah tahun Ega tak pernah bertemu orangtua Irwan, dia sangat merindukan mereka.

Irwan mengangguk. "Ayo ikut aku", kata Irwan, berbalik ke mobilnya namun dengan cepat Ega menahannya.

"Tunggu, 'a. Ega mau ganti baju dulu. 'aa tunggu di mobil sebentar ya", pinta Ega.

Irwan menghela nafas. Dia tak mau berlama-lama berada disini. Irwan tak ingin ada orang yang mengenalinya. Kalau bukan karena permintaan orangtuanya, dia juga tak mau menjemput Ega. Namun melihat wajah memelas Ega akhirnya dia setuju, "baiklah, tapi jangan lama-lama", ujarnya.

Ega tersenyum dan mengangguk. Dia bergegas masuk ke dalam rumah kost sedangkan Irwan kembali ke mobilnya. Sepuluh menit kemudian, mobil Irwan berjalan meninggalkan kost Ega.

.

.

"Mama... Papa..." panggil Ega menghampiri sepasang suami istri yang sedang duduk di sebuah cafe. Mereka Om Beni dan Tante Iis, orang tua Irwan yang saat ini juga menjadi orangtua angkatnya.

Mereka menoleh dan tersenyum melihat kedatangan IRGA.
"Sayang.. mama kangen banget sama kamu", kata mama Iis, memeluk Ega.

"Ega juga kangen sama Mama", kata Ega, membalas pelukan mama-nya.

KESETIAAN CINTA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang