-Selamat membaca-
Jangan terlalu sering menatapku,
karena tatapan mu membuat ku
ingin selalu melihat mu lebih dalam.~~~~
"Nama gue Naufal Ditya Arkana, yah walaupun lo gak nanya sih" ucap naufal sambil terkekeh walaupun Amel tak bisa melihatnya.
----Tidak memakan waktu yang lama untuk mereka berdua sampai di parkiran SMA Tunas Bangsa.
Saat Amel turun dari motor semua mata cewek-cewek yang berada di tempat parkir melihatnya dengan tatapan iri. Entah mengapa mereka menatapnya seperti itu, ia sendiri juga bingung.
Tanpa mengucapkan satu katapun ia langsung bergegas pergi meninggalkan Naufal begitu saja.
Sementara Naufal mengulum senyuman tipis saat melihat tingkah Amel yang langsung pergi tanpa menoleh kearahnya. "Lucu" batinnya.
Sesampainya dibarisan Amel langsung bergabung dengan peserta mos lainnya yang sedang berkumpul ditengah lapangan.
Oh iya, bukan nya ia tadi sombong atau tidak tau diri, karena pergi secara tiba-tiba tanpa mengucapkan kata Terima kasih, bukan karna itu, tapi karena ia tadi sangat sangat gugup dan risih karena berdekatan dengan kak Naufal dan mendapatkan tatapan seperti tadi dari cewek-cewek yang ada disana.
Lupakan soal itu. Sekarang Amel sudah berada didalam kerumunan peserta mos yang sibuk mendengarkan arahan dari anak OSIS. Sementara dirinya sendiri sibuk untuk mencari sahabatnya yang bernama Lidya.
Mungkin saja sahabatnya itu tersangkut di antara para kerumunan peserta mos.
Lidya Navila- cewek yang hiperaktif, teman Amel dari SMP, banyak makan tapi gak pernah gemuk, pencinta cogan, anak tunggal dan menganggap Amel seperti saudarannya sendiri.
Amel yang masih sibuk mencari sahabatnya pun tidak memperdulikan apa yang tengah disampaikan oleh anggota OSIS di depan lapangan.
Baginya sekarang sahabatnya itu lah yang paling ia butuhkan. Ia ingin menceritakan tentang apa yang ia alami tadi pagi.
Setelah ia menemukan sabatnya ia langsung mengangkat tangannya dan melambai-lambaikan nya.
"Ssssstt.. Lid.. lidya.. sini" panggil Amel pelan masih tetap melambaikan tangannya.
Sesaat Amel merasa semua orang memperhatikannya, Lidya yang merasa dirinya tadi dipanggil langsung berjalan pelan menghampiri Amel dan menyenggol lengannya.
"Mampus lo, nyanyi di depan deh lo"
Amel yang tidak mengerti dengan perkataannya Lidya pun langsung mengerutkan keningnya "Maksud lo apa?"
Tidak lama setelah nya suara salah satu anggota OSIS langsung membuat Amel tersadar "Lo anak baru yang angkat tangan tadi cepet maju ke sini!" ujar salah satu anggota OSIS tadi yang ia tahu bernama kak Beni, sambil menunjuk Amel dari jauh.
"Mampus gue, kenapa lagi gue dipanggil, salah gue apaan coba? Perasaan gue gak ngapa-ngapain deh" umpat amel dalam hati.
Dengan hati yang tidak tenang Amel langsung menuju kedepan lapangan, untuk menghampiri kak Beni yang tadi memanggilnya.
"Iya kak, kenapa ya kakak manggil saya?" Amel berusaha menenangkan hatinya, jujur ia sangat takut bila dihukum.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wild Boy
Teen FictionBagaimana jadinya jika seorang kapten basket bernama Naufal Ditya Arkana jatuh cinta kepada anak baru bernama Amel Sheranina. Bermula dari pertemuan keduanya dipinggir jalan sampai kejadian-kejadian yang membuat keduanya dekat. Cinta itu kadang hita...