3. Tawuran

214 15 10
                                    

-Selamat membaca-

Belajarlah menilai
Bukan dari satu sisi
Melainkan dari berbagai sisi

~~~~

Naufal Ditya Arkana adalah sang kapten basket SMA Tunas Bangsa. Pintar. Ramah. Gokil. Ganteng. Tinggi. Anak XI ipa 2. Siapa yang gak mau coba? Tapi sayang ia harus dicap sebagai murid bandel yang sering buat onar disekolahnya. Walaupun begitu entah mengapa masih banyak cewek-cewek yang mengejarnya.

Tatapan nya kini terarah ke Amel, cewek yang tadi pagi ia tolong.

Entah mengapa tadi pagi ia menawarkan bantuan untuk cewek itu. Tiba-tiba saja pikirannya terus menyuruhnya untuk menghampiri cewek itu.

Sedari tadi ia mengamati Amel dari pinggiran koridor bersama dengan kedua temannya Reza dan Deva. Mulai dari cewek itu yang melambai-lambaikan tangannya sampai Amel yang sekarang sedang bernyanyi didepan lapangan.

Tatapanya tidak pernah lepas sekalipun dari cewek itu, hingga pada saat tatapan keduanya saling bertemu, hanya untuk beberapa detik ketika Amel memutuskan kontak mata keduanya dan langsung menunduk.

Naufal bingung, kenapa setiap Amel melihatnya, dia langsung menunduk seperti seseorang yang "takut"

"Apa mungkin dia takut sama gue?Atau dia gak suka sama gue?" Tanya Naufal pada dirinya sendiri.

Ia terus mengamati Amel sampai cewek itu selesai bernyanyi dan kembali kebarisannya.

"Lo liatin siapa sih? Liatin Beni ya? Lo naksir sama Beni? Anjirr nggak nyangka gue Naufal si kapten basket ternyata ma- AWW" Pekik Reza sambil mengelus-elus belakang kepalanya yang ditabok Naufal.

Reza Ramadian- Sekelas bareng Naufal, Deva, dan Beni. Orangnya rese, suka tebar pesona. Sebangku dengan Naufal. Sering dibilang kembaran sama Deva padahal gak. Anak basket.

"Mampus lo! HAHAHAHA makanya kalo ngomong tuh jangan ngaco. Kena tabok kan lo HAHAHA" ucap Deva tertawa.

Deva Revino- Anak basket, kembaranya Reza padahal gak. Sering bercanda tapi kadang garing. Bakalan serius kalo lagi serius. Kadang punya ide tak terduga. Sebangku dengan Beni. Jahil.

"Lo emang teman terlaknat Dev. Gue kena tabok lo malah ketawain, sialan banget lo" umpat Reza.

"Fal muka lo kok biru gitu? Habis ditonjok siapa lo?" Tanya Deva pada Naufal menghiraukan umpatan dari Reza.

"Cabut yuk" ajak Naufal kepada kedua temannya tanpa menjawab pertanyaan yang dilontarkan Deva.

"Gak mau tungguin Beni dulu? Tuh dia dikit lagi selesai kayanya bubarin anak mos" sahut Reza dari arah samping sambil menunjuk Beni yang berdiri ditengah lapangan.

"Alah tuh anak sok sibuk lagi, bukan ketua OSIS juga" celetuk Deva tanpa mempermasalahkan pertanyaan nya tadi yang tidak dijawab Naufal.

"Tungguin di kantin aja kuy" ajak Reza.

"Alah sok asik banget lo, anjirrr ngakak gue HAHAHAHA " respon Deva sambil tertawa dan memukul punggung Reza.

Reza yang mendapatkan pukulan tiba-tiba itu hampir saja tersungkur untung saja dia tidak jatuh. Mau ditaruh dimana mukanya kalo jatuh di depan ciwi-ciwi sekolahnya.

My Wild BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang