Camping 2

22 3 0
                                    

Karena aku datang kemari tanpa membawa apapun, aku jadi harus meminjam kaos dan jaket tebal milik Harry yang selalu dia bawa di bagasi mobilnya. Tidak, maksudku, tadinya aku ingin meminjam pakaian milik Eleanor, tapi Harry melarangnya dan memaksaku untuk memakai kaos dan jaket miliknya yang jelas-jelas kebesaran untukku.

Tidak hanya ada Eleanor, Louis, aku dan Harry. Tapi ada juga teman Harry yang lain seperti Zayn, Niall, Liam dan Perrie kekasih Zayn. Btw Perrie baik sekali.

Menu makan malam adalah BBQ yang sebelumnya kubuat bersama Perrie dan Eleanor. Dan kalian tahu dimana aku sekarang?.

Aku sedang menikmati sepiring bbq dan segelas coklat panas dipinggir sungai bersama Harry. Jangan tanya padaku siapa yang memintanya, tentu saja Harry. Dia memaksaku.

Tapi tak begitu buruk makan disini, enaknya adalah kami hanya berdua disini. Duduk diatas sebuah batu besar sembari makan dan menikmati suasana alam.

"Ceritakan padaku." Aku mengernyit menatap Harry bingung.

"Cerita apa?" Tanyaku.

"Tentangmu, keluargamu, atau terserah kau saja. Kalau kau ingin bercerita tentang mantan kekasihmu juga tak masalah"

Kedua mataku membulat dan satu jitakan mendarat di kepalanya dariku.

"Nicole!!" Teriaknya memberikan tatapan tajam padaku.

"Kau mau meledekku hah?!"

"Meledek apa?! Aku tak mengerti!"

"Bercerita tentang mantan kekasihku?! Yang benar saja! Pacaran saja aku tak pernah!!" Teriakku tanpa sadar mengaku. Sialan ini memalukan.

Harry terdiam, sedetik kemudian dia tertawa terbahak-bahak. Astaga.

Aku mendengus kesal "jangan tertawa Harry!"

"Tentu saja kau tak memiliki kekasih!. Lagipula siapa juga yang mau memiliki kekasih cerewet sepertimu? Hahaha..." ledeknya.

Aku mengerucutkan bibirku "jahat sekali kau Harry, oh...pasti mantanmu banyak ya? Wow..." kataku.

Harry kembali terdiam, mimik wajahnya berubah drastis. Ada apa dengannya?.

Dia tersenyum kecil "mantanku hanya satu dalam seumur hidup."gumamnya.

Aku tak percaya.

"Oohh.."

"Ceritakan padaku bagaimana keluargamu?"

Aku menunduk kembali teringat bagaimana aku dulu.

"Aku terlahir di keluarga yang...ya...tidak jelas."

"Maksudnya?"

"Aku memiliki orangtua yang lengkap, namun mereka tak pernah peduli padaku. Sejak kecil, aku selalu dimarahi oleh mereka walau hanya karena masalah kecil. Mereka terlihat begitu sangat tak suka padaku, tapi mereka tetap memenuhi kebutuhanku. Makan, minum, sekolah, uang, fasilitas, semuanya, tapi tidak dengan kasih sayang dan cinta."

Aku mengambil napas sejenak.

"Dulu aku memiliki seorang kakak, tapi dia meninggal saat usiaku 10 tahun. Aku benar-benar merasa kehilangan sosoknya, karena hanya dia satu-satunya orang yang sayang padaku. Dan oh...jangan lupakan nenekku yang begitu menyayangiku juga. Tapi lagi-lagi aku kehilangan orang yang menyayangiku, Nenek meninggal 2 bulan setelah kepergian kakakku karena penyakit kanker yang dideritanya."

Aku menggigit bibir bawahku menahan tangis.

"Aku tak pernah mendapat kasih sayang lagi setelah mereka pergi. Tinggal bersama Mom dan Dad benar-benar menyakitkan. Aku bagaikan orang asing disana, kami bahkan tak pernah bicara. Sampai akhirnya aku lulus SHS, dan mendapat beasiswa untuk kuliah di kampus kita sekarang, akhirnya aku memutuskan untuk menerimanya."

ALMOST || H.STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang