Attack

39 3 10
                                    

VOTE before you read please!




Nicole terbangun dari tidurnya saat dirasakannya sesuatu menerpa wajahnya. Nicole membuka kedua matanya perlahan. Kedua mata birunya yang indah itu langsung membulat ketika menyadari wajahnya begitu dengan wajah Harry. Bagaimana bisa Harry berada disini?.

Hidung mereka bahkan bersentuhan dan jarak bibir mereka hanya beberapa inci. Ingin Nicole menjauh dari Harry, tapi tidak bisa karena Harry memeluknya bagaikan guling.

Jantungnya berdetak 2 kali lebih cepat, Nicole yakin pipinya sudah memerah sekarang. Tangan kanannya yang untungnya masih terbebas ia gunakan untuk mencubit pipi Harry berniat membangunkannya.

"Harry bangun..." kata Nicole berhati-hati agar pergerakan bibirnya ketika bicara tidak mengenai bibir Harry yang tentu saja menggoda iman.

Nicole terus mencubit pipi Harry bahkan menamparnya pelan sesekali. "Harry...bangun..." rengek Nicole benar-benar menyerah membangunkan Harry.

Tiba-tiba Harry sedikit menggerakkan kepalanya lebih dekat dan tentu saja Nicole langsung menjauhkan wajahnya.

Akhirnya dengan sangat terpaksa, Nicole mengangkat tangan kanannya tinggi dan...

'PLAKKK!'

Tamparan keras itu mendarat di pipi mulus Harry sampai meninggalkan bekas memerah disana.

Harry bangun dari tidurnya dalam keadaan terkejut. "Kenapa kau menamparku?!" Teriak Harry.

Nicole terlihat santai saja, dia bangkit kemudian membawa tasnya "kau tadi sulit untuk dibangunkan. Jadi kutampar saja. Sudah ya aku mau pulang, besok pakaianmu ku kembalikan." Jelas Nicole dingin kemudian berjalan keluar.

Harry menatap Nicole tak percaya, dia terlihat tidak menyesal sudah menamparnya. Keren.

Nicole menemukan Liam baru saja keluar dari tenda, dia langsung menghampirinya dan menarik tangannya.

"Liam antarkan aku pulang, kumohon..." pinta Nicole penuh permohonan.

"Tapi aku baru saja bangun dan...''

"Aku akan mentraktirmu minum kopi dan sarapan pagi di Cafe tempatku bekerja, aku berjanji." Potong Nicole.

Liam nampak berpikir sebentar namun setelah melihat wajah memelas Nicole akhirnya dia menurutinya.

Nicole POV

Aku kembali dengan membawa sepiring pancake dan secangkir coffe latte lalu meletakkannya diatas meja. ''Selamat menikmati..." kataku sambil tersenyum pada Liam.

"Terima kasih." Katanya, aku hanya mengangguk lalu duduk di hadapannya.

Lagi-lagi ponselku berdering, aku mendapat 20 panggilan tak terjawab dari unknown number dan 10 pesan pula dari unknown number. Itu dari Harry, entah siapa yang memberika  nomor ponselku padanya. Pasti Lily.

Aku mematikan ponselku lalu kembali menaruhnya di saku celana jeans yang kupakai.

"Kenapa ponselnya kau matikan?'' Tanya Liam.

"Tidak apa. Oh ya boleh aku bertanya sesuatu padamu, Liam?"

"Tentu. Memang apa yang ingin kau tanyakan padaku?"

"Memang seperti apa sih mantan kekasihnya Harry? Sepertinya dia belum bisa move on."

Liam menghentikan makannya. Mimik wajahnya berubah aneh dan terlihat bingung harus berucap apa.

"Tak banyak yang ku ketahui. Aku hanya tahu kalau mantannya Harry sangat baik, manis dan cantik. Harry memang sangat mencintainya."

"Benarkah?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 06, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALMOST || H.STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang