Pertemuan dengan Si Penyejuk Hati

1.7K 73 2
                                    

Hari ini, pagi kembali menyapa. Pagi adalah waktu terbaik dalam hidup, karena setiap pagi memberi harapan baru bagi setiap manusia. Harapan baru untuk menjalani hidup baru. Membuka lembaran baru yang lebih baik. Sebab sejatinya, setiap waktu selalu ada kesempatan yang Pencipta berikan untuk hamba-Nya. Kesempatan yang kadang sering diacuhkan hingga kesempatan itu tak akan datang lagi.

Di balik cerahnya sinar mentari, terlihat seorang gadis berjalan dengan menampilkan senyum manisnya. Dengan seragam lengkapnya, baju dan rok abu-abu panjang sampai ke mata kaki. Jilbab panjang berwarna putih dan tas ransel berwarna merah jambu yang Ia sampirkan di punggungnya. Sejak turun dari bus yang Ia tumpangi tadi, Ia tak berhenti menyunggingkan senyumnya sembari Ia berjalan menuju sekolahnya. Baginya, hari ini adalah hari barunya. Hari yang akan Ia mulai dengan kehidupan yang berbeda. Meninggalkan kepingan-kepingan kelam dari masa lalu yang tak akan Ia datangi lagi, tetapi akan Ia jadikan sebagai pelajaran dan motivasi.

Gadis itu telah memasuki wilayah sekolahnya. Kemudian Ia berjalan menyusuri koridor sekolah menuju kelasnya. Ia berjalan dengan tenang. Tanpa memperdulikan banyaknya pasang mata yang sedari tadi memperhatikannya. Tatapan aneh dan terkejut. Ekspresi heran dan terpana. Ibarat melihat seorang gadis miskin menjelma menjadi putri kerajaan.

" Assalamu alaikum."

Ucapan salam itu membuat suasana kelas yang tadinya ribut menjadi hening seketika. Membuat siapapun yang berada di sana mengalihkan pandangannya menuju seorang gadis yang sedang berdiri di depan kelas. Lagi-lagi, tatapan aneh dan terkejut Ia dapati.

" Ehm, Assalamu alaikum. " Gadis itu berdeham, kemudian mengucapkan salam kembali yang belum di respon oleh mereka yang mendengarkan.

" Eh, Wa'alaikum salam." Beberapa dari mereka yang telah tersadar dari rasa kagetnya menjawab salam itu dengan serempak.

Gadis itu melangkahkan kakinya menuju tempat duduknya. Membiarkan mereka yang masih bertahan dengan tatapan terkejutnya. Tiba-tiba Ia berhenti, ketika sepasang tangan menghalangi jalannya.

" Sava ? Lo Sava kan ?" seorang gadis berambut sebahu itu bertanya dengan tampang sangat penasaran.

" Iya, gue Sava Salsabila. Siswi dari kelas XII IPA 1. " Gadis bernama Sava itupun menjawab dengan mantap.

" Hah ? Sava !" Gadis yang bertanya tadi pun memberikan respon dengan keterkejutan yang lebih luar biasa dari sebelumnya, Di ikuti oleh keterkejutan yang lebih dramatis dari teman-teman kelasnya.

" Kok lo bisa kayak gini ?" Seorang gadis yang berada di belakang bername tag " Nana Anastasya" bertanya sambil menunjuk diri Sava dari atas ke bawah. Nana, Tya dan Rara yang tadi menghalangi Sava terkejut dengan penampilan baru temannya itu. Penampilan yang menurutnya, ini bukanlah Sava.

" Karena ini pilihan gue." Sava tersenyum kepada teman-temannya itu.

" Tapi kenapa ?" Tya masih saja penasaran.

" Teman-teman, Bu Diana sedang menuju ke kelas."

Tiba-tiba suara seorang murid laki-laki yang baru saja tiba di kelas itu membuat semua siswa-siswi kembali ke tempat duduknya. Kedatangan seorang guru wanita yang telah memasuki kelas itu pun menghentikan rasa penasaran teman-teman Sava yang masih menyisakan tanda tanya dalam diri mereka. Guru yang baru saja masuk itu pun sedikit terkejut melihat penampilan baru muridnya, Sava. Namun, setelah itu Ia tersenyum. Kemudian, memulai pelajaran yang akan Ia sampaikan.

Kring......Kring..........

Tak terasa suara bel sekolah menggema ke seluruh penjuru sekolah tanda waktu istirahat dimulai. Seperti biasa para penduduk sekolah berhamburan menuju satu tempat untuk menyenangkan perut mereka, kantin. Namun, di kelas XII IPA 1 empat orang gadis sedang menghalangi seorang gadis yang juga ingin keluar kelas, lebih tepatnya sedang mengintrogasi.

SAHABAT FILLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang