part 9

29 2 1
                                    


"Sora ya ?! e .. eotokhe ?! " tanya ibu sora berusaha menata nafas setengah berlarinya tadi 

"b,.. bagaimana bisa kamu masuk ?" 

tatapan mata terkejutnya lebih berusaha meyakinkan diri bahwa kunci kamar ini telah ia singkirkan untuk selamanya.  


"apa yang terjadi Eomma? " dengan nanar Sora mulai tersengal

"museun soli ya, ibu tidak mengerti apa yang kam ... "

"eomma! Jebal, geumanhe eomma " tangisnya pecah 

"na,... gieoganda, eomma.." ucapnya tercegat lirih

ibu Sora tersentak, ia berusaha menyeimbangkan tubuhnya dengan meraih sisi lemari hingga membuat beberapa deretan benda di atasnya bergerak pelan. 

"So -Sora-ah, o - oto ke ?" ia terlihat beusaha keras menutupi panik dengan senyum 

"Appa, kenapa ia begitu sangat ingin kami berpisah?" sekarang suara bergetarnya lebih terdengar stabil. Ia berusaha keras untuk itu, walaupun air mata masih membendung sorot marahnya. 

dengan dagu tinggi nyonya rumah itu berucap ragu "Kalian tidak bisa bersama"  namun kembali ia menatap tajam pada gadis itu "ANIYA! Kalian tidak boleh bersama!" tegasnya lagi, kali ini geram

"wae?!" Sora tetap berusaha sesopan mungkin menahan emosi

"KARENA KALIAN MEMANG TIDAK BOLEH BERSAMA !! !" teriaknya

 "mwolago?" sinis Sora berucap

Tau tidak akan mendapatkan jawaban, ia meraih beberapa benda dan melangkah, namun

"eodi ka?" pertanyaan yang lebih terdengar ancaman itu keluar seiring cengkraman kasar dilengan Sora

"aku akan menemui Seung Hyun Oppa" ucapnya balik mencoba membalas tatapan ibunya

Dengan cepat sebuah tamparan di layangkan nyonya muda itu pada Sora. Cincin berwarna topas dengan aksen klasik mendarat di tulang pipi kanannya meninggalkan bayang biru kemerahan. 

"Eomma?" air mata Sora mengalir di atas pipi yang kemerahan itu

"kamu tidak akan pergi kemana - mana!" perintahnya mengancam 

"Wae ? apa alasannya?" 

"karena kau sudah dijodohkan dengan Lee Teuk-ssi !" jawaban itu terdengar seperti alasan yang dibuat - buat

"Mwo?" Sora menyadari itu

"Bagaimana bisa aku dijodohkan dengan orang yang baru aku kenal ?" Sora berusaha meyakinkan jawaban Ibunya hanya sebuah alasan. 

 Dan benar, nyonya berperawakan kecil itu terdiam menurunkan pandangannya. 

"Aku mohon, han bonman eomma" ia menyatukan kedua belah telapak tangannya "kabulkan keinginanku. Selama ini aku tidak pernah menolak permintaan ibu dan Ayah. tidak sekalipun seumur hidupku" pintanya lirih dengan bibir bergetar

"aku tidak bisa memilih sekolah favoritku, karena ibu ingin aku masuk ke Sekolah yang Ibu inginkan. Bahkan teman, ibu hanya mengizinkan aku berteman dengan anak - anak kolega Ayah saja" ucapnya resah " Aku tidak menyukai mereka, tapi aku tidak bisa mengatakan tidak pada kalian." kali ini air matanya tidak berhenti mengalir.

"Dan setelah aku kecelakaan, Ibu dan ayah tidak mengizinkan aku berada disisi kalian, aku tidak menolak. Hingga aku tidak bisa melihat Ayah untuk terakhir kalinya" dia membenamkan wajahnya dalam telapak tangannya.

"Eomma, Jebal oh, han bonman eomma.." 


INTERMEZZO

Please ! Don't remember me (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang