Terjerat semakin dalam..

4.6K 378 58
                                    

Edisi revisi. Enjoy ya

Lagi-lagi Renata mendapat mimpi itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lagi-lagi Renata mendapat mimpi itu.

Dia berbaring di kegelapan, terdengar suara di kesunyian.  Petir mulai menyambar.  Ia bangkit dari tidurnya, bergerak sepenuh tenaga.  Seakan ada sesuatu yang liar merangsek keluar dari tubuhnya.

Siapa sosok bersayap itu dan Siapakah aku?

Pertanyaan itu bergema dalam hatinya, berulang-ulang!

==== >(*~*)< ====

Renata menaruh sandwich yang dibuatnya di tepak makan pink.  Valen sempat melihat ada noda sambal di tepak itu, juga ada butiran nasi kering yang menempel disitu.  Pertanda yang mencuci tepak itu tak melakukan tugasnya dengan baik.  Siapa lagi oknumnya kalau bukan Renata.  Dan sandwich itu nyaris gosong dengan noda coklat belepotan dimana~mana.  Intinya penampilannya tak menarik minat sama sekali.

"Apa aku harus membawa kotak bekal itu Renata?  Aku akan bersekolah di SMA, bukan masuk TK."

Renata tak mempedulikan protes halus Tuan kecilnya, ia memasukkan tepak pink tadi ke kotak bekal, juga susu kotak rasa strawberry.  Bukan Valen yang meminta, tapi Renata sendiri yang antusias menyiapkan bekal sekolah Valen.  Ia tak sadar bahwa Tuan kecilnya itu masuk SMA, bukan anak TK yang harus disiapkan bekal sekolahnya.

"Tuan kecil, membawa bekal dari rumah itu lebih sehat, tauk!  Lebih hi-gie-nis."

Tapi tentu saja harus dilihat dulu siapa yang menyiapkannya.  Kalau Renata sih, tak bisa dijamin deh kebersihannya.

Namun lagi~lagi Valen tak tega membantah perintah Renata.  Maidnya ini sangat suka memaksakan kehendaknya.

"Tuan kecil, aku mandi dulu ya.  Lalu kita berangkat ke sekolahmu."

Valen sontak membulatkan matanya.  "Apa kau juga sekolah, Renata?"

Renata terkikik centil.
"Masih cucok ya aku menjadi anak SMA?"

"Masih sih," jawab Valen polos.  Secara penampilan Renata masih nampak imut dan modis sih.

"Tuan kecil, thanks buat sanjungannya.  Tapi aku malas sekolah lagi, otakku sudah bebal kalau disuruh belajar.  Aku hanya ingin mengantar Tuan kecil ke sekolah, daripada tak ada kerjaan."

"Nanti kamu bosan, Renata," tolak Valen halus.

"Enggaklah, Tuan kecil.  Aku tak pernah bosan menjalani hidup ini," ucap Renata sambil terkekeh geli.

Saat Renata mandi, Valen langsung mencuci ulang tepak kotor tadi, mengeringkannya dan memasukkan sandwich setengah gosong tadi ke tepak yang sudah bersih.
Seperti biasa, dia yang membereskan pekerjaan Renata yang amburadul. 
Secara diam~diam tentunya.

==== >(*~*)< ====

Sisil sengaja datang pagi.  Semalam ia belum sempat mengerjakan PR-nya, jadi pagi ini ia ingin mencari contekan.  Kali aja ada yang PR-nya bisa diserobot, mungkin si nerd Alfa bisa ditodongnya!  Tapi sepertinya dia datang kepagian.  Kutu buku Alfa belum nampak keberadaannya.  Sisil menunggu dengan wajah bosan.  Tak lama kemudian ia mendengar suara celotehan ramai seorang wanita.

"Tuan kecil, ini kelas barumu.  Belajarlah yang rajin.  Bergaul yang baik dengan teman barumu.  Terus jangan lupakan bekal sekolahmu, nanti saat jam istirahat jangan lupa dimakan.  Tak usah jajan di kantin.  Ngirit kan.."

Hah?!  Apa ada murid baru diantar pembokatnya dan dibawakan bekal sekolah?  Hellow.. ini SMA , bukan TK!  Sisil jadi penasaran, ingin tahu seperti apa anak mami yang menjadi teman barunya. 

Yang pertama dilihatnya si pembokat.  Tampilannya terlalu modis untuk seorang pembokat dan dia cantik, masih muda lagi.  Jangan~jangan itu kakaknya.  Lalu Sisil melihat cowok yang dipanggil Tuan Kecil itu.  Dia langsung terkesima.  Tampannya luar biasa dan sangat berkilau.  Wajahnya polos dan manis, seperti anak kecil yang belum mengenal dosa.  Rasanya Sisil jatuh cinta saat pandangan pertama.

"Halo, nama gue Sisil.  Lo murid baru kan," sapa Sisil sambil menyodorkan tangannya.

Cowok itu diam saja, hanya menatap dengan ekspresi polosnya.

"Tuan.. ehm, little bro ada teman mengajak kenalan kok didiamkan.  Sambut dong tangannya."  Renata menyikut lengan Valen, setelah itu barulah Valen menyambut uluran tangan cewek didepannya.

"Valen," katanya datar.

"Hai Sisil, aku Renata,kakak Valen."

Idih Renata, didepan orang lain dia mengakui Valen sebagai adiknya.  Gengsi dong kalau mengaku maidnya!

"Halo Kak," sapa Sisil sambil tersenyum manis. 
Calon kakak ipar nih.

Mereka berbasa~basi sebentar, sementara Valen hanya menatap kosong.  Begitu Renata pergi, dia langsung memilih tempat duduk paling belakang, dekat jendela.  Lalu cowok itu asik melamun sambil memandang sesuatu di luar jendela.  Sisil semakin penasaran.  Cowok ini unik, tak seperti cowok~cowok lain yang pernah dikenalnya.  Ia sangat misterius.  Sepanjang hari ini Sisil sibuk memperhatikan Valen.
Saat mengenalkan diri ia hanya menyebutkan namanya singkat, tanpa keterangan lainnya.

07. FALLEN ANGELS  (Sekuel 'When Cupid Meet King of Devil')  ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang