Aku sedang berusaha meredakan amarahku saat ini. Menarik napas, lalu mengeluarkannya. Berulang-ulang. Aku kesal. Ini sudah terhitung tiga jam, semua pesanku tak dibalas oleh kekasihku. Jangankan dibalas, dibaca pun tidak!
Kamu kemana, sih, Lang? Jangan bikin aku khawatir.
Aku berusaha untuk tidak berpikir yang aneh-aneh. Semoga esok pesanku mendapatkan balasannya darinya. Aku mencoba memejamkan mataku. Ini sudah tengah malam dan aku harus tidur sekarang jika tak ingin ketinggalan kuis besok.
***
Aku memandang sekeliling dengan gelisah. Sudah pukul tujuh. Tetapi, bus yang akan membawaku ke kampus belum tiba juga. Aku menoleh saat bus yang akan kutumpangi akhirnya datang. Kakiku segera bergerak untuk masuk ke dalam bus, tak peduli seberapa penuhnya bus itu. Aku harus segera sampai ke kampus. Di dalam bus suasana sangat sesak. Penumpang berdesak-desakkan dan tak jarang mereka beradu mulut akibat bus yang sempit sesak. Tak hanya itu saja, kemacetan yang terjadi akibat kecelakaan membuat semua penumpang menggerutu.Ya ampun, ada-ada aja. Duh, semoga gak telat, semoga gak telat.
Mulutku berkomat-kamit, merapalkan doa agar aku tiba di kampus tepat waktu. Tapi semuanya sia-sia. Saat aku membuka pintu kelas, dosenku sudah duduk di kursi kebesarannya. Dengan santainya ia menyuruhku untuk menutup pintu kelas dari luar. Benar-benar kejam!
***
"Woi!" Sarah menggebrak meja kantin untuk mengagetkanku.
"Sarahhhh. Hampir aja copot jantung gue," gerutuku sambil mengelus dada karena kaget akibat ulah Sarah.
"Lagian ngelamun aja, sih. Kenapa tadi lo telat?" Sarah duduk di sampingku dan dengan wajah tanpa dosanya meminum minumanku.
Mataku menyipit melihat kelakuannya. "Gue kesiangan, Sar. Udah gitu busnya lama, ditambah macet parah karena ada kecelakaan. Sempurna."
"Kesiangan? Kok bisa? Bukan lo banget itu."
Aku tersenyum lirih. Ya, aku hampir tak pernah telat kuliah. Tetapi, hari ini pengecualian. "Biasalah, Sar."
"Masalah cowok lo? Kenapa lagi, sih?" Nada bicara Sarah terdengar kesal saat ini.
"Dia gak ada kabar sama sekali, Sar. Chat gue gak dibales dari dua hari yang lalu. Gue harus gimana?" Aku mengusap wajahku frustasi. Pesanku yang semalam pun, tak juga mendapat balasan darinya.
"Putusin aja udah." Aku membelalakkan mataku mendengar omongannya. Seenaknya saja dia menyuruhku untuk memutuskan Erlangga—kekasihku.
"Mata lo biasa aja. Tadi nanya ke gue harus gimana. Sekarang giliran gue jawab, malah ngeliatin gue kayak gitu."
"Abisnya lo jahat banget nyuruh gue putus sama Erlang."
Sarah memperbaiki posisi duduknya untuk bisa berhadapan denganku. Sorot matanya berubah serius dan penuh keyakinan.
"Renata, dengerin gue. Cowok lo gak ada kabar dan gak bales chat lo, kan?"
Aku mengangguk mengiyakan pertanyaannya."Dalam setiap hubungan, komunikasi itu penting. Kalau misalkan dia gak menghubungi lo, berarti hubungan kalian itu gak penting buat dia. Lagipula, lo gak capek nunggu kabar dia mulu? Sedangkan dia entah lagi ngapain di sana."
Aku menunduk mendengar kata-kata Sarah. "Bisa aja dia sibuk, Sar."
"Sibuk sampe gak bisa bales chat lo? Alasan basi. Sesibuk apapun dia, seharusnya dia bisa luangin waktu buat lo. Sedikit aja. Kalian itu long distance, satu-satunya cara kalian melepas rindu ya dengan cara chatting, teleponan, video call. Cuma itu," kata Sarah dengan intonasi yang mulai meninggi.
Seketika aku menyetujui ucapan Sarah. Seharusnya Erlang bisa meluangkan waktunya sedikit buat membalas pesanku. Apa aku udah bukan prioritas dia lagi?
"Ren, pikirin omongan gue baik-baik. Jarak antara Perancis dan Jakarta itu gak deket. Lo gatau apa yang dia lakuin disana. Jadi, daripada lo buang-buang waktu buat nungguin dia, lebih baik lo fokus mengejar cita-cita lo. Buat apa mikirin dia kalau misalkan dia juga gak mikirin lo di sana?" Suara Sarah mulai melembut.
Tetapi, kalimat terakhir yang diucapkan Sarah dengan penuh kelembutan itu, berhasil membuat dadaku sesak.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Again
Historia CortaJarak. Apakah hanya karena jarak kita menjauh? Mungkin jarak hanya sesuatu tak kasat mata. Tapi, jangan meremehkan hadirnya jarak. Karena jarak bisa membuatmu kehilangan segalanya. April 2017