"Apa aku buatin Mas kopi dulu?" tawar Adara.
"Boleh," jawab Pras singkat.
Pintu kamar Pras yang terbuka sedikit Pras dorong. Ia terkejut mendapati Papa dan Mama Pras di depan pintu berdua sedang tertunduk dengan fokus.
Mereka tak kalah terkejutnya melihat Adara berdiri di ambang pintu.
"Papa? Mama? sedang apa di sini? Papa sama Mama ada perlu dengan Pras? Bentar... " Adara masuk kembali ke kamar tanpa bisa dicegah oleh Andi dan Devika.
"Ra, Adara..., yah Adara keduluan masuk, Pa. Gimana dong? Pras marah lagi," cemberut Devika.
"Mas, Papa sama Mama di depan pintu. Mungkin mereka ada perlu sama Mas," ujar Adara. Pras diam dan melangkahkan kakinya menuju pintu.
Di luar dugaan Andi dan Devika, ternyata Pras malah tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya. Andi, Devika dan Adara melongo.
"Gue tau, Papa sama Mama nguping ya? Masuk aja sekalian, kita gak ngapa-ngapain," tebak Pras.
"Ng-nggak ya Pa, kita gak nguping orang kita mo nyamperin Adara, anak kita yang cantik, ya kan Pa?" Manja Devika pada Andi.
Adara tersenyum geli. Pras menoleh pada Adara.
"Gue heran deh sama bokap nyokap gue. Jodoh, sama-sama sarap. Lo Adara jangan ikut sarap kayak mereka. Kalo nggak, bisa jadi keluarga sarap kita," cibir Pras.
Adara memberanikan diri memukul lengan Pras. "Mas, gak boleh ngomong gitu sama orang tua," tegur Adara.
"Biarin, punya orang tua sarap."
"Cie ciee Pa, Mama barusan denger Pras bilang keluarga kita sama Adara, kayaknyaa... sinyal mo punya cucu makin dekat," goda Devika.
Adara menggelengkan kepalanya melihat tingkat tiga makhluk yang disatukan dengan nama keluarga itu.
"Pa, Ma, Adara mau ke dapur dulu ya. Adara mau buat kopi buat Mas Pras," Adara dengan sopan pamit ke dapur yang diikuti anggukan Andi dan Devika. "Papa minta kopi juga?" Tawar Adara.
"Papa gak ngopi, Nak. Mama aja buatin, Mama pecinta kopi," sahut Andi.
"Oiya, Pa," Adara lanjut ke dapur.
Devika menarik lengan suaminya masuk ke dalam kamar Pras.
"Pras, ngapain aja kamu sama Adara?" Tanya Mamanya kepo.
"Gak ngapa-ngapain, Adara cuma bantuin aku bungkus kado buat Merta. Dia besok ulang tahun."
"Adara diajak kan, Nak?"
Pras mengangguk. "Pa, kayaknya anak kita udah mulai lirik menantu cantik,hihii... " kekeh Devika.
"Nggak Ma, terpaksa. Dari pada Pras sendirian diganggu sama wanita-wanita kadal mending Pras punya gandengan."
"Ih Pras gak asyik ah, gak kayak Papa dulu. Ekhmm... Papamu tu so sweet banget, romantis gitu Pras, ya kan Pa?" Devika dengan manja bergelayut di lengan Andi. Andi mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harapan di Atas Sajadah
SpirituellesSudah tersedia di Gramedia dan toko buku lainnya di seluruh Indonesia. Atau hubungi Admin 081519922343 Highest rank #1 (spiritual) Bagaimana jadinya Prasetya Anggara--seorang pemuda angkuh yang hidupnya penuh foya-foya--harus menikah dengan gadis be...