7. Fitnah!

57.1K 4.4K 42
                                    


Adara memandangi foto-foto yang terpajang rapi di meja ruang keluarga. Foto-foto masa kecil Pras beserta papa dan mamanya. Foto-foto ketika Pras sudah SMA. Hal itu mengingatkannya pada kejadian delapan tahun yang lalu. Adara mengingat kenangan itu.

Beberapa tahun yang lalu ....

Di ujung meja nomor sebelas duduk seorang gadis berkulit putih tengah menikmati minumannya di atas meja. Dialah Dara—gadis rupawan—idaman setiap pemuda.

Suara lagu kafe yang mengalun pelan menghentakkan kaki jenjang Dara dari bawah meja.

Ia menyeruput segelas mocktail-nya. Sambil sesekali kelopak beningnya itu menyapu pandangan pada seluruh ruangan mencari keberadaan sahabatnya yang mengajak bertemu.

"Dara!" Gadis bernama Dara menoleh.

Dari ujung ruangan kafe nampak gadis seusianya tengah tersenyum lebar menyapa Dara.

"Bengkak bokong gue nungguin lo!" seru Dara.

"Elah, telat dikit doang juga," sanggah Prity, teman Adara.

"Ada apaan?" tanya Dara.

Prity mengajaknya berjumpa di kafe sore itu. Ada sesuatu yang ingin ia perlihatkan pada Dara. Gadis manis itu tampak berbinar saat akan bersua dengan sahabatnya itu.

"Gue bawa temen ke sini, niat gue sih mo dikenalin ke elo."

"Mana?" Dara menoleh ke kanan dan ke kiri. Ia tak menemukan siapapun.

"Bentar."

Prity celingukan mencari teman laki-lakinya. "Woyy! Pras, sini!"

Seorang pemuda dengan kulit bersih dan bertubuh tinggi tegap menghampiri mereka.

"Hai," sapanya pada Prity dan Adara.

"Ra, kenalin ini cowok gue. Namanya Prasetya, panggil aja Pras."

Prity memperkenalkan sang kekasih pada sahabatnya dengan antusias. Maksud hati, Prity ingin Dara tahu bahwa dirinya sudah mendapatkan tambatan hati.

"Prasetya."

Pemuda bernama Prasetya menjabat tangan Dara dengan senyum tipisnya. Dara menyambut tangan dingin itu dengan seulas senyum terukir di wajah cantiknya. Sejenak pemuda bernama Pras kagum akan kecantikan sang dara di depannya.

"Dara."

Pras duduk di antara mereka berdua. Prity terlihat agresif hendak merangkul tubuh Pras. Namun Pras malah menghalangi dengan tangannya. Prity cemberut. Dara yang melihatnya tertawa lebar.

"Nafsu banget jadi cewek, Pret," ujar Dara sambil terus menertawakan temannya itu.

"Prat pret prat pret. Nama gue Prity! Gadis yang jadi most wanted di SMA Taruna Bhakti," eja Prity.

Dara semakin melebarkan tawanya. Dalam sikap dinginnya, Pras terus memandangi Dara. Ada senyum samar yang ia sembunyikan dari wajah tampannya.

"Lo gak pernah bilang udah punya cowok?" ujar Dara santai sembari menyedot minuman dinginnya itu.

"Lo juga gak pernah nanya," sahut Prity masih cemberut. Kesal akan sikap Pras yang menjatuhkan harga dirinya di depan sang sahabat.

"Seenggaknya lo 'kan cerita ke gue?"

Bukannya menjawab, Prity malah menampilkan senyum manis dibalut cengiran.

"Ditanya malah cengengesan."

Pras berdiri dari kursi yang ia duduki. "Gue balik dulu," ujar Pras acuh. Namun matanya tak berhenti menatap wajah Dara walau gadis itu sendiri masih sibuk memperhatikan tingkah Prity.

Harapan di Atas SajadahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang