7. Pendekatan

2.9K 147 6
                                    

Oleh Bu Jamila, Delan diminta untuk menggantikannya menyeleksi para anak kelas sepuluh yang akan masuk ke ekstrakurikuler musik. Posisi Delan adalah sebagai juri, maka tentunya ia harus profesional, tapi ia tidak mau menentukan sendiri. Karena ia hanya bisa menilai vokal. Sementara alat musik itu sendiri bukan bakatnya.

Disaat-saat seperti ini sebenarnya ia butuh Yunda, tapi beberapa hari setelah Delan kesal dengan Yunda, gadis itu benar-benar sering menghilang dan seolah memang sengaja membiarkannya kesal sendiri. Jadi, Delan meminta bantuan Meta, teman sekelasnya untuk menemaninya menjadi Juri. Meta memang tidak pandai bernyanyi, tapi soal musik dia sebelas berbanding dua belas dengan Yunda.

Semenjak kejadian Delan kesal padanya itu Yunda tidak muncul lagi di hari perkumpulan anak-anak musik, membaur di kerumunan orang banyak pun jarang, bahkan tempat duduknya pindah di posisi paling depan. Tak lupa Amel sahabatnya juga dibawa.

Delan sampai berpikir, apakah Yunda memang tidak pernah mengharapkannya sebagai sahabat? Ingin Delan kembali pada Yunda, tapi gadis itu sengaja mengabaikannya. Harusnya Delan yang marah, bukan Yunda.

Hal lainnya juga semakin membuat Delan berpikir. Setiap hari bunga dan secarik kertas berisi pesan untuknya masih terus menerus muncul. Beberapa kali kemunculan kedua benda itu tidak mesti pagi hari, tapi setiap hari pasti ada. Pengagum rahasianya terlalu gesit dalam berpolah. Seolah pengagum rahasia itu berusaha meneror kehidupannya. Seolah si pengagum rahasia adalah seorang psiko pengagum fanatiknya barangkali. Atau orang yang hanya iseng sendiri dan hanya ingin membuatnya ge-er.

Lebih-lebih pengagum rahasianya selalu memberi semangat kepadanya setiap hari atau kadang-kadang dirinya menceritakan kalau dirinya senang bisa melihat Delan setiap hari. Seperti salah satu pesannya berkata begini saat ia baru saja selesai pelajaran olahraga di siang hari. Dan itu menjadi satu-satunya pesan dari pengagum rahasia yang diberikan pada siang hari, karena biasanya pagi hari.

Hai Delan... selamat siang.

Tetap semangat meski olahraga di siang bolong ya. :) Aku hanya ingin bercerita sedikit bahwa aku bukan orang yang suka berandai-andai untuk kamu tahu, tapi kamu memang harus tahu bahwa aku selalu bahagia melihat kamu bahagia setiap hari. Akhir-akhir ini kulihat kamu begitu murung. Adakah yang mengganggu suasana hatimu? Adakah yang membuatmu kesal? Kalau saja iya, percayalah bahwa orang yang membuatmu kesal tidak selalu benar-benar ingin begitu. Berbincanglah lagi sebelum semuanya terlambat.

Salam,
Pengagum Rahasia

Ingin Delan menyanggah pesan pengagum rahasianya ini. Inginnya, ia juga berbincang dengan Yunda lagi, tapi gadis itu selalu menghindar darinya dan sering menghilang tidak jelas. Kalau saja pengagum rahasianya mau menampakkan diri, ia bisa Delan pilih sebagai teman curhatnya, sebab dia selalu tahu sebagian dari apa yang Delan sedang kerjakan dan rasakan.

Plok! Suara tepukan tangan di depan mukanya sungguh membuat Delan gelagapan dan tersentak kaget.

"Apaan sih Met!?" seru Delan, kesal akan kelakuan Meta.

"Lo lah yang apaan, yo. Bengong. Diajak ngobrol mlompong. Ayo kita mulai seleksinya. Adik-adik gemes di luar sana udah nggak sabar mau seleksi alam!"

Meta menarik lengan seragam Delan dengan sadis menuju ruang seleksi. Gadis satu ini memang membuat Delan geleng-geleng kepala, sebab sikap kelaki-lakiannya yang tak tertolong. Padahal Meta perempuan. Dunia kadang seabsurd ini.

Masuklah anak kelas sepuluh dari urutan nomor 1 di pendaftaran untuk menampilkan bakatnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa menurut Delan sebagian besar dari mereka memang berbakat musik. Hanya saja, Delan belum menemukan siswa kelas sepuluh yang menampilkan vokal dengan unik. Rata-rata mereka datar-datar saja. Ini yang sulit buat Delan untuk menjadi penggantinya dan Yunda kelak.

Salam, Pengagum Rahasia ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang