KABUT PENYEJUK

17 1 0
                                    

Balada Bara Api

Kita sempat menjadi bara api.
Yang panasnya menghangatkan para petualang.
Kita ditiup,
Seketika itu pula api menyala.
Ranting kecil dibakarnya,
Api menyala lebih besar.
Petualang semakin mendekat,
menghangatkan badan mereka yang semakin menggigil diterpa angin gunung.
Sambil ditemani denting gitar dan secangkir kopi,
Petualang berada di dekat bara api.

Namun saat para petualang diserang rasa kantuk.
Perlahan namun pasti, api mulai padam.
Hangatnya digantikan kantung tidur tebal yang terbuat dari bulu angsa.
Saat itu pula bara api terlupakan.

Namun, bara api yang terlupakan.
Yang masih menyala walau setitik.
Perlahan mulai menyulut kantung tidur dengan petualang yang lengah di dalamnya.
Kantung tidur bulu angsa hangus tak tersisa.
Begitu pula petualang.
Mati terkunci di dalam kantung tidur.
Terbakar oleh bara api yang awal mula di besar-besarkan.
Namun pada akhirnya terlupakan.

Andai petualang adalah pemimpin negeri ini, dan bara api yang terlupakan adalah jutaan rakyat yang menjerit di bawah tirani kekuasaan.
Berpikirlah wahai sobat tualang.

Di kota kecil dengan segala hiruk pikuk di dalamnya.
9 April 2017.
-Tapakjohn-
*kabutpenyejuk*

TUALANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang