Lea POV
Cepet banget ya waktu berputar tuh. Rasanya baru kemarin aku memikirkan bagaimana pembuatan skripsi itu. Sekarang udah wisudaan saja. Ohiya btw, skripsi ku dibuatin sama Dimas loh. Hihihihi, gak ada salahnya-kan minta bantuin? Toh waktu orang tua ku masih pacaran, skripsi mamaku dulu dibatuin papa.
Aku makin bangga memakai baju wisuda dan toga ini.
"Say cheese....." ujar papa sambil memotretku. Aku melebarkan senyuman termanisku. "Gaya nyengir kuda, gaya nyengir kuda" kata papa dengan slr di hadapannya. Aku berpose tersenyum lebar. "Le, mama bangga sama kamu" mama mengelus pundakku halus. Aku tersenyum melihat mamaku yang tingginya hanya se hidungku. Papa lalu menghampiriku. "Kamu selalu membanggakan orang tua kamu, Lea. Papa selalu bangga sama kamu." Aku tersenyum bahagia melihat kedua orang tuaku yang bangga terhadapku. Lalu aku memeluk kedua orang tuaku bergantian. "Tapi tanpa mama sama papa, aku gabisa begini. Makasih banyak ya pah, mah" Lalu aku melpaskan pelukanku dan menatap kedua orang tuaku yang sekarang sudah menua. Ingin aku selalu membuat mereka bahagia seperti ini.
--
"Laylaaaaaaaaaaaaaa" teriak ku sambil berlari seperti anak kecil mengejar layang layangnya. Layla menengok dan ikut berlari sambil merentangkan kedua tanganya. Aku sampai pada pelukan Layla. Lalu kami melepaskan pelukan. "KITA WISUDA, KITA WISUDA, KITA WISUDA" teriak kami sambil loncat loncat kegirangan. Tak peduli orang bilang apa.
"Ohiya, ya, aku lulus cumlaude" kataku sambil terengah engah. Bibir Layla lalu membentuk huruf o lalu ia berteriak. "AAAAAAAAAAAAA, I'm so happy for you, dear. Congratulations!!!!" Lalu aku mengangguk angguk.
Lalu kita melepaskan toga dari kepala kita. Layla tersenyum, lalu kita melemparkan toga kita melayang ke udara.
--
Esoknya...
Dimas POV
Hari ini dimana hari wisuda gue. Akhirnya gue bisa lepas dari tugas tugas kuliah yang biasanya ngejar ngejar gue. Gaada lagi tuh yang namanya dosen marah marah di depan kelas.
Akhirnya gue bisa ngelamar kerjaan. Ohiya gue kayak diingetin aja, akhirnya gue bisa lebih serius lagi sama Lea. Gue bisa membayangkan Lea ada disisi gue saat gue nanti sukses, saat gue naik pangkat, saat nanti kita buat rumah buat ditinggalin sama gue, Lea, dan buah hati kita nanti. Mikirin gitu bikin gue senyum senyum aja.
"Kenape lu?" tanya Leo menyadarkan gue dari lamunan gue. "Gue lagi mikirin gue mau apply kerja dimana." Jawab gue. Leo hanya ber-o-ria. "Sama gue lagi mikirin gue sama Lea di masa depan." gue tersenyum bahagia menjawabnya. "Katanya cinta itu omong kosong... beeh ternyata lo jatuh cinta juga sama si Lea temen SMP sama SMA lo itu." jawab Leo tanpa menoleh. Ia hanya memusatkan pandanganya pada seorang dosen yang lagi pidato di depan.
"Abis lulus mau ngapain aja lo?" tanya gue. "Gue sih mau ngehirup nafas dulu. Abis itu baru ngelamar kerja. Abis ngelamar kerja baru gue ngelamar Sasha." Ternyata tuh anak masih aja sama si Sasha anak UI itu. Gue ga nyangka hubungan Leo kali ini beneran serius. Biasanya tuh anak cuman nyari iseng iseng.
"Ternyata lo serius sama Sasha itu." Leo hanya tersenyum simpul. "Kalo lo?"
"Langsung lamar kerja. Abis itu gue kayaknya mau ngelamar si Lea juga. Gue gak kepengen jadi workaholic, gue juga pengen sukses dan ada keluarga kecil di kehidupan gue juga."
Gak kerasa, udah di penghujung acara aja.
"Ya anak anakku yang tercinta. Bapak mewakili dosen dosen disini mengucapkan Selamat dan semoga kesuksesan selalu menemani kalian semua." Lalu terdengar sorak sorai temen temen seangkatan melemparkan toga. Gue juga ikut melemparkan toga tanda bahwa gue sudah official lulus dari kuliah. Sungguh bahagia diri gue ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Up-Side Down World
Teen FictionIni kisahku yang akan ku ceritakan hanya untukmu. Ini kisah dimana aku menyukai seseorang, tetapi aku takut untuk mengatakan yang sejujurnya pada dia. Aku takut, jika aku mengatakannya ia akan menjauhiku. Tapi aku dengan nya tak pernah saling menge...