Lea POV
Rasanya terlalu lelah diri ini untuk memindahkan barang barang dari rumah ke apartmen baru ku. Harus menata lagi agar tempat ini tidak dibilang gudang oleh semua orang yang nanti akan berkunjung. Hidup mandiri bukanlah hal yang mudah, sangat sulit bahkan sulit sekali.
Sejauh mata memandang, terlihat box berwarna coklat yang ditumpuk untuk segera di rapihkan. Awalnya aku tidak setuju dengan perpindahanku ke apartment, tapi mau bagaiman lagi, mama dan papa sudah membelikannya untukku yang sudah tidak bisa kutolak lagi.
Disini, di apartment ku sudah terdapat sofa, kitchen set, meja makan, satu kamar tidur dan 1 kamar mandi, oh iya, balkon juga ada.
Akupun merapihkan flat ini sendirian tanpa dibantu oleh siapapun, memang pasti rasa capek akan datang, tapi mau apa lagi, aku tidak mau teman teman kuliahku nanti yang akan berkunjung ke apartment ku melihat keadaan flat-ku seperti gudang dan akirnya mereka meninggalkan ku karena hal seperti itu.
Barang barangku sudah sebagian tertata rapih. Beberapa box sudah kosong. Tersisa 2 box lagi disini. Whew, untung besok hari minggu batinku. Ternyata box ini berisi kenangan ku di SMA. Terletak paling ataslah kenangan kenangan SMA ku yang kebanyakan adalah foto foto ku bersama teman temanku, ada juga aku dengan mantan pacarku di SMA. Hahaha, aku tertawa melihat foto itu. Waktu itu aku hanya menjalin hubunganku hanya 6 bulan, karena waktu itu aku juga hanya mengencaninya karena ia menembak ku di tengah lapangan seusai sekolah, karena tak tega maka aku terima dia menjadi pacarku. Ditambah, ia juga anak famous di angkatanku, jadi hubungan kita tidak serius. Beberapa foto kulihat, lalu kuletakan di bawa foto yang lainnya, tapi tidak yang satu ini. Aku mengambil foto ini saat pertandingan basket berlangsung. Ahh, dialah yang mencuri hatiku ini, dia lah yang membuatku takut untuk menunjukan perasaanku padanya. Kutelusuri setiap inchi dari foto ini, ia sungguh tampan. Terhitung hampir dua tahun ku tak bertemu dengan nya. Aku sangat merindukkan dirinya. Sangat.
Setelah mengambil beberapa barang di mobilku, aku menelusuri lobby untuk bisa sampai ke lift. Setelah lift terbuka, betapa terkejutnya aku sampai sampai barang yang ku pegang hampir jatuh. Yang kulihat didepanku adalah seorang pemuda yang telah kurindukan 2 tahun terakhir ini.
Ya, dialah yang ada difoto itu saat bermain basket. Dimas Raffa Anggara.
Ia melihatku dengan tersenyum. "Hai" sapanya dengan suara berat. Akupun memasuki lift dengan ragu ragu "Hai" sapaku dengan manis. "Lo baru pindahan ya?" tanyanya dengan lembut "Iya, baru hari ini" jawabku dengan memutar tubuhku menghadapnya. Sungguh, aku tak pernah sedekat ini dengannya. Dimas pun mengangguk angguk. "Gue dulu sering liat lo disekolah, tapi kita gapernah ngobrol" jawabnya dengan senyum yang tak bisa ku artikan "Maaf ya kalo lo ngira gue sombong. Jujur gue dulu sering liat lo kok" Detak jantung ku tidak karuan, Ya Ampun, kenapa lift nya lama banget sih...
TING!! Akhirnya
Pintu lift terbuka, tepatnya aku harus keliar dari lift ini. "Kapan kapan kita ngobrol bareng ya, supaya lebih deket lagi" "Iya, nanti aku akan mencari waktunya" jawabku sebelum tertutup. Rasanya aku ingin pingsan bahagia saat ini juga. Akhirnya, aku bertemu dengan nya. Ternyata, apartment ini membawa berkah bagiku.
--
Haiii, vote dan comments nya ya! ini cerita pertamaku jadi dibutuhin banget vote dan comments nya, Makasiiih.
XOXO
Disamping ada multimediannya Lea ya! Semoga suka! :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Up-Side Down World
Novela JuvenilIni kisahku yang akan ku ceritakan hanya untukmu. Ini kisah dimana aku menyukai seseorang, tetapi aku takut untuk mengatakan yang sejujurnya pada dia. Aku takut, jika aku mengatakannya ia akan menjauhiku. Tapi aku dengan nya tak pernah saling menge...