Prolog

21.9K 930 44
                                    

'Honey, cepat datang dan jangan terlambat!'

'Erick aku akan bertemu dengan Lander di perpustakaan. Jika kau ingin keluarga kita selamat, pastikan agar Ayah tetap sibuk dengan rekan bisnisnya. Aku mengandalkanmu kakaku tersayang.'

Mia Montgomery mengirim dua pesan singkat itu dengan cepat. Ia bergegas mengendap ke arah lorong, untuk memastikan bahwa tidak akan ada seorangpun yang akan melihatnya menyelinap dari pesta. Para tamu akan curiga jika sampai mengetahui apa yang akan ia lakukan. Nama baik ayahnya akan tercoreng-secara harpiah-jika sampai salah satu tamu yang hadir mengetahui rencananya.

Setelah memastikan tidak akan ada yang menguntit, Mia bergegas pergi sambil berharap bahwa rencananya dan Lander akan berhasil. Saat ini Ayahnya pasti tengah sibuk mengurus tamu penting; rekan kerja ayahnya dari kedutaan. Sebagai kepala keamanan gedung putih, Mark Montgomery terkenal sebagai pribadi yang cerdas dan jujur. Ia bertahan di posisinya setelah menyelamatkan banyak aset negara, serta dokumen rahasia yang nyaris bocor untuk diperjual belikan.

Meskipun Mark memiliki sikap yang tegas, tapi laki-laki itu bukanlah Ayah yang jahat, lelaki itu adalah sosok panutan bagi Mia, dan kakaknya menempati urutan kedua dalam hal tersebut. Erick adalah kakak yang penyayang dan perhatian, sejak Ibu mereka meninggal 15 tahun yang lalu. Erick dan Mia memiliki rentang usia 10 tahun, yang membuat laki-laki itu menjaga Mia dengan sangat protective.

Mark dan Erick bergantian untuk merawatnya. Mereka membagi tugas sebagai kepala keluarga dan Ibu untuk Mia. Memastikan bahwa gadis kecil mereka mendapatkan cukup kasih sayang, meskipun terkadang pekerjaan menghalangi niat baik kedua laki-laki itu.

'Maafkan aku, Erick, Dad. Aku tidak punya pilihan lain jika kalian tetap bersikap seperti itu.'

Mia berkata dalam hati, ia sudah berdiri di depan perpustakan. Menarik napas sejak untuk menenangkan perasaannya yang bergolak, ini adalah keputusan besar. Karena setelah ia masuk ke dalam sana, tentu saja tidak akan pernah ada lagi jalan lagi untuk keluar. Ia telah memilih Lander untuk menjadi teman hidupnya, Mia harus menempuh jalan ini agar Erick dan Ayahnya menyetujui hubungan mereka.

Setelah selesai menenangkan diri, Mia menyentuh gagang pintu dengan tangan sedikit gemetar. Sekalipun dirinya sudah berusia 22 tahun, tapi kakaknya yang luar biasa itu cukup memiliki sikap yang menyebalkan, jadi Mia berusaha untuk tidak gugup ketika ia sudah masuk ke dalam ruangan, di sana gelap. Semua lampu dimatikan, hanya ada sedikit cahaya  dari bingkai jendela berukuran besar yang berjejer di sebrang ruangan. Tanpa sadar Mia tersenyum ketika menemukan sosok yang dicarinya, Lander tengah berdiri di hadapan rak buku paling depan yang berjejer di dekat jendela. Ruangan perpustakaan itu cukup besar.

Lander sepertinya tengah mencari buku dalam pencahayaan yang minim tersebut. Lelaki itu masih memunggungi Mia, sepertinya tidak sadar kalau ia sudah datang dan tengah berjalan ke arahnya. Punggung kokoh itu membuat Mia setengah berlari saat membawah tubuh Lander ke dalam dekapannya. Ia memeluk laki-laki itu dari arah belakang sambil mengungkapkan perasaan yang beberapa hari ditahannya.

"Aku merindukanmu!" Bisik Mia dengan penuh semangat, untuk beberapa saat Mia merasakan tubuh Lander menegang, dan berpikir mungkin laki-laki itu terharu mendengar pengakuannya yang gamblang dan blak-blakan. Mia segera melepaskan pelukan, memutar tubuh Lander untuk menghadapnya, cahaya samar itu tidak cukup untuk melihat wajah Lander dengan jelas, tapi sudah cukup untuk membuat Mia menemukan dimana posisi bibir laki-laki itu berada. Mia mencium Lander dengan segenap kekuatan yang dimilikinya.

Ia mendengar Lander mengerang, bahkan Lander terasa seperti akan mendorongnya menjauh. Tapi Mia segera tersadar, bahwa mungkin Lander ingin mendorongnya untuk berada di sofa, ia ingat bahwa di belakangnya ada sofa besar tanpa lengan yang biasa digunakan untuk membaca. Tanpa pikir panjang Mia segera menarik Lander, dan mereka jatuh dengan posisi yang sangat intim. Mia merangkul leher Lander dengan sangat erat, sambil menikmati cara laki-laki itu membalas ciumannya.

Untuk beberapa saat Mia yakin bahwa Lander mungkin merasa takut akan menyakiti dirinya, Lander sempat berusaha menahan diri untuk tidak membalas ciumannya. Bahkan saat ini Lander kembali menarik tubuhnya, posisi mereka sebelumnya sangat pas untuk penetrasi-meskipun mereka masih berpakaian lengkap-tapi Mia dapat merasakan bahwa milik Lander sudah mengeras sepenuhnya.

Mia merasa mungil berada di bawah kukungan tubuh Lander yang berotot dan besar, gesekan yang terjadi oleh tubuh mereka membuat milik Mia terasa berdenyut dan basah. Ketika Lander menarik diri dan membawa Mia untuk berubah posisi, Mia tanpa sadar sudah merobek kemeja Lander. Membuat semua kancingnya terlepas dan berceceran di lantai. Ketika Mia sudah berada di posisi duduk, ia berusaha mengerti dengan apa yang Lander inginkan. Mia segera menaiki Lander dan menahan laki-laki itu agar berada di bawah kuasanya.

Mereka telah berganti posisi dengan tubuh Lander yang setengah telanjang, sementara gaun yang Mia kenakan sudah tidak diragukan lagi telah bergeser dati tempatnya, ia tadi mengenakan gaun bertali kecil dengan bagian depan membentuk V yang cukup terbuka, saat ini tali gaunnya telah turun dan terkulai di siku Mia dengan posisi yang tidak anggun.

Sejak tadi Mia tidak sekalipun melepaskan ciuman serta pegangan tangannya di leher Lander, ketika ia menarik napas dan akan kembali mencumbu kekasihnya itu, sesuatu yang mengejutkan membuat Mia mematung.

"Aku mohon hentikan Milady."

Satu kata singkat itu membuat Mia seketika berubah kaku, ia masih berusaha mengumpulkan kesadaraan saat tiba-tiba semua cahaya memenuhi ruangan tersebut. Lampu-lampu kristal yang menghiasi seluruh ruangan menyala dengan cahaya yang menyakitkan. Mia masih dalam posisi mengangkangi seorang laki-laki yang bertelanjang dada saat ia melihat Erick dan Ayahnya tengah berdiri di pintu masuk dengan mulut menganga.

Ia tertangkap basah dengan posisi memalukan seperti yang direncanakannya. Namun sial, ketika ia menatap ke bawah dengan perasaan ngeri, dan berharap bahwa pendengarannya salah. Namun laki-laki yang sejak tadi ia cumbu dengan penuh gairah bukanlah Lander Smith kekasihnya, melainkan lelaki itu adalah Andrew Howard; si pengawal pribadinya.

'Oh Tuhan, aku salah orang.'

***

Hallo... selamat siang semuanya. Kali ini aku coba bawah kisahnya abang Andrew atau adiknya Abang Adam di Wedding Conspiracy. Baru prolog dan dadakan juga nulisnya. Semoga suka ya, kalau sempat tolong jangan lupa vote atau komennya. Kalau ada papasan sama typo saat baca juga boleh kasih tahu. Soalnya ini belum diedit. Thank you 😊

Note : Buat yang mau baca bang Adam bisa cek di buku pertama Conspiracy Series. Judulnya Wedding Conspiracy dan buku ketiganya juga ada Trapped In Conspiracy 😊

Marriage Conspiracy [Conspiracy Series #2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang