"Kami akan menikah," Andrew berkata sambil memegang pundak Mia dengan erat, melingkarkan tangan di bahu gadis itu layaknya mereka adalah pasangan. Sementara wajah tampannya menampilkan ekspresi serius—membuat Lander yang baru datang beberapa saat lalu—mematung dengan wajah terguncang. Laki-laki yang masih mengenakan pakaian kerja itu menatap Mia dengan tidak percaya.
"Berhentilah mengatakan omong kosong," Mia melotot sambil berusaha melepaskan diri, namun tenaga Andrew bukanlah tandingan untuk dirinya. Bahkan kali ini Andrew semakin berani, tangannya yang kekar sudah beralih ke pinggang Mia dan menariknya. Membuat tubuh mereka saling menempel seperti pasangan yang sedang jatuh cinta.
"Lepaskan tanganmu dari pacarku, Bung," Lander mendekat. Berusaha meraih tubuh Mia agar berada di sampingnya. Tapi Andrew terlalu gesit, sebelah tangan Andrew saat ini menahan tubuh Lander dengan sikap mengancam.
"Jangan coba-coba untuk menyentuh calon istriku, jika kau tidak percaya dengan apa yang kukatakan barusan. Kau boleh mengkonfirmasinya sendiri," Andrew melirik Mia sekilas, lalu kembali menatap Lander dengan sorot mata menantang.
Kekasih Mia itu masih terlihat terguncang atas kabar yang baru diterimanya. Tanpa sadar tubuhnya tersentak mundur, lalu menatap Mia dan Andrew sambil berusaha mengumpulkan kesadaran. "Tidak, aku yakin kau berbohong. Benarkan sayang?" Lander bertanya dengan penuh harap. "Laki-laki ini orang utusan Ayahmu untuk memisahkan kita 'kan? Kau tentunya tidak akan diam saja bukan?" Andrew berlanjut mececar Mia dengan pertanyaan.
"Ya, tentu saja. Aku tidak mungkin menikah dengannya!" Mia menjawab dengan tegas dan mantap, tangannya masih berusaha untuk melarikan diri. Sementara itu Andrew menatap Mia sambil menaikan sebelah alis dan mendengus geli.
"Aku tidak menyangka bahwa kau adalah wanita yang jahat," sindir Andrew.
"Jaga ucapanmu, Sir. Aku atasanmu, jangan berani-beraninya bersikap tidak sopan seperti barusan!"
Andrew menunjukan senyum mengejek saat ia membalik tubuh Mia agar menghadapnya, menahan pinggang gadis itu hingga membuat tubuh mereka bersentuhan hingga saling menekan. Andrew berlama-lama menatap wajah Mia yang terekena pantulan sinar matahari senja.
"Aku calon suamimu, Milady. Berhentilah membodohi kekasihmu, karena walau bagaimanapun, kau hanya akan memberikan harapan semu untuknya."
Mia berontak dengan sekuat tenaga, namun yang dihasilkan dari sikap perlawanannya; hanya menghasilkan pergesekan tubuh, membuat percikan gairah berputar diantara mereka. Membuat Mia harus menarik napas saat desiran aneh membuat pusat tubuhnya terasa nyeri dengan rasa mendamba. "Menjauh dariku, Andrew," Mia mengatakan hal tersebut dengan napas terengah, jatungnya berpacu cepat, sementara suhu tubuhnya mulai terasa panas.
Suara ponsel Lander menyadarkan Mia bahwa kekasihnya itu masih di sana, ketika ia menoleh dan berusaha untuk menjelaskan apa yang terjadi. Laki-laki itu sudah berlari dengan tergesa-gesa, seolah seseorang barusaja mengabarkan keadaan darurat, dan perlu ditangani dengan segera. Tanpa sadar Mia merasa hatinya mencelos hingga ke dasar, ia seolah diabaikan begitu saja. Padahal keadaannya sangat genting, masa depan mereka terancam. Tapi itu berbanding terbalik jika menyangkut pekerjaan, Lander bahkan tidak perlu disuruh dua kali untuk menangani jika ada masalah.
"Nah baiklah, apa kau sudah melihat laki-laki macam apa dia?" Andrew menatap Mia dengan serius, sementara satu tangannya meraih ke dalam saku mantel yang dikenakan gadis itu. "Sebaiknya kau segera pulang denganku, dan jangan coba-coba untuk melarikan diri lagi," Andrew menunjukan kunci mobil yang baru didapatnya.
"Kembalikan!" Mia berusaha meraih kunci itu, namun Andrew menarik tangannya hingga berada di atas kepala bagian belakang. Mia berusaha meraihnya, membuat kedua tangannya melingkar di leher Andrew, terlebih mereka tidak menyadari bahwa wajah mereka nyaris bertabrakan. "Kembalikan itu padaku, Andrew. Aku sudah bersusah payah mencurinya dari Theo," Mia menyebutkan nama pengawal yang mengantarnya, sementara itu wajah mereka hanya tinggal berjarak beberapa centi saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Conspiracy [Conspiracy Series #2]
RomanceMia Montgomery yakin bahwa rencananya untuk dipergoki bersama kekasihnya akan berhasil. Ia percaya bahwa Ayahnya akan menyetujui dirinya menikah dengan Lander Smith jika menangkap basah dirinya tengah bermesraan dengan lelaki itu. Ia berhasil mengen...