Ketika matahari muncul dan menerangi sekeliling, Airyl membuka matanya dan berenang keluar dari guanya. Seperti biasa ia pergi menemui ayahnya dan saudari-saudarinya. Airyl mengambil beberapa potong ganggang laut dan pergi meninggalkan gua duyung. Ia berenang menuju ke gua lain rumah Popkin, lumba-lumba kesayangannya.
Sementara Airyl berenang masuk ke gua Popkin, Hywel berenang keluar dari gua duyung dan bersembunyi di luar gua sambil mengamati Airyl. Sejak waktu mereka bertengkar, Airyl sama sekali tidak menghiraukan Hywel, ia bahkan tidak menyapa Hywel dan ini membuat Hywel merasa tidak nyaman. Kali ini Hywel mengawasi Airyl bukan untuk melaporkan kenakalan Airyl, melainkan untuk mencari kesempatan minta maaf pada Airyl.
Airyl berenang keluar dari gua Popkin bersama Popkin dan mulai berenang sambil bermain-main dan terkekeh geli. Airyl adalah satu-satunya duyung yang menarik perhatian Hywel karena Airyl berbeda. Semua yang ada pada Airyl begitu mempesona, ekornya, rambutnya, matanya dan suaranya juga paling indah di antara duyung lainnya. Dan duyung yang paling ia cintai itu kini membencinya.
Hywel berenang pelan mengikuti Airyl dan Popkin, sesekali bersembunyi dibalik batuan karang atau tanaman laut. Airyl maupun Popkin tampaknya tidak menyadari Hywel, mereka terus berang bahkan ke bagian laut yang paling selatan. Melihat Airyl berenang menuju ke arah mana beberapa waktu lalu mereka bersama pergi, Hywel mulai merasa cemas, kini tujuannya mengawasi Airyl berubah. 'Kenapa Airyl pergi kemari?' pikirnya.
Airyl dan Popkin masuk menerobos tumbuhan laut yang menjulang tinggi seperti tirai, Hywel dengan hati-hati mengikuti mereka, menerobos masuk ke dalam. Betapa terkejutnya ia melihat duyung lain yang belum pernah ia lihat duduk di atas batuan karang. 'Jangan-jangan duyung itu... duyung pendatang yang Nepheyl bilang berbahaya? Kenapa Airyl menemuinya??' pikir Hywel. Hywel berhenti di balik tumbuhan laut sambil mengawasi Airyl. Duyung asing itu tersenyum ketika melihat Airyl datang.
"Shar! Hari ini aku bawakan ganggang laut!" Airyl berenang menghampiri duyung asing itu sambil memberikan beberapa ganggang laut. "Oh, terimakasih Airyl." Hywel menajamkan matanya, 'mereka berdua sudah mengenal satu sama lain?!' Shar, nama duyung itu, ia mulai menggigit ganggang laut yang Airyl bawakan. "Jadi, apa yang akan kau ceritakan hari ini??" tanya Airyl dengan bersemangat. "Hei, hei, aku belum selesai makan." Jawab Shar, Airyl tertawa geli. Hywel mulai merasa marah dan kesal. Kenapa Airyl tampak begitu akrab dengan duyung pendatang itu! Hywel ingin sekali menyeret Airyl menjauh dari Shar, namun perasaannya mengatakan kalau ia melakukan hal itu Airyl akan berakhir membenci dia selamanya.
"Apa kau masih sering bertemu dengan Arthur?" tanya Shar, Airyl menggelengkan kepala lalu duduk di samping Shar dan memasang wajah sedih. "Aku ingin sekali melihat Arthur lagi, tapi aku takut aku tidak mengerti ucapannya dan membuatnya sedih karena aku tidak mengerti apa yang ia sampaikan." Jawab Airyl. Shar menepuk pundak Airyl pelan. "Kau tidak perlu cemas, selalu ada cara untuk memahami apa yang kalian inginkan satu sama lain." Balas Shar, Airyl menatap Shar terkejut lalu tersenyum lemah sambil menganggukkan kepalanya pelan. "Seandainya kau bisa datang dan bergabung bersamaku, aku pasti akan senang sekali." Ujar Airyl, "Aku merasa aku berbeda dari mereka... ayah dan Hywel... aku ingin mereka bisa menerimaku dan memahami apa yang coba aku lakukan..."
Hywel menatap Airyl sedih, selama ini ia tidak bermaksud membuat Airyl merasa seperti itu. Ia hanya khawatir sesuatu yang buruk terjadi pada Airyl karena ia mencintai Airyl.
"Hari ini aku akan mengajarimu bagaimana mengucapkan terimakasih dalam bahasa manusia," ujar Shar setelah ganggangnya habis. Airyl tersenyum lebar. "Tapi sebelum itu aku ingin mendengarkan nyanyianmu." Tambah Shar. Airyl dan Shar membuat perjanjian, setiap kali Airyl mendapat pelajaran dan cerita tentang manusia, Airyl akan bernyanyi untuk Shar. Airyl mulai berenang berputar-putar lalu dengan tenang berenang duduk di batuan lain dan mulai membuka mulut lalu bernyanyi. Shar menatap Airyl terpesona, duyung di hadapannya begitu memukau, suaranya begitu indah dan nyanyiannya terdengar begitu tulus. Sama dengan Shar, Hywel pun merasakan hal yang sama. Ia lagi-lagi jatuh cinta pada Airyl dan semakin besar rasa ingin memiliki Airyl muncul dalam dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prince Merman
FantasíaKapal Pangeran kerajaan Welsh yang dihantam ombak besar dan hujan lebat ketika dalam perjalanan pulang, hancur dan menenggelamkan semua awak kapal termasuk sang Pangeran. Putus asa tidak adanya harapan untuk selamat, sang Pangeran memejamkan matanya...