Cinta Monyet ( Zara x Eve )

1.6K 148 47
                                    

"Bukan gitu, Eve," ujar Zara lalu mencontohkan dance salah satu unit song yang akan Eve nyanyikan.

"Aku pusing." Eve memegangi kepalanya menggunakan kedua tangan kemudian mundur-mundur hingga akhirnya terduduk lemas dengan punggung yang bersandar didinding. Kedua kakinya ia selonjorkan.

"Kamu gak kenapa-kenapa?" tanya Zara panik lalu duduk disamping Eve. Punggung tangannya diletakan didepan dahi Eve untuk memastikan bahwa Eve tidak demam. Zara menggeleng pelan, dahi Eve sama sekali tidak panas. "Kamu kecapean kali ya?"

"Iya nih." Eve mengelap keringat yang mengalir dipelipisnya lalu menarik napas dalam dan dihembuskan perlahan.

Zara menahan tangan Eve kemudian dihempaskan kebawah. Ia meraih sapu tangan disaku celananya lalu digunakan untuk mengelap lembut keringat didahi dan pelipis Eve. "Banyak banget keringetnya."

Eve tertegun menatap wajah Zara yang hanya berjarak beberapa centi dari wajahnya. Tiba-tiba saja jantungnya berpacu dengan cepat tak terkenali. Eve meneguk ludahnya kemudian membuang pandangan kearah lain. Dalam hati ia bertanya, kenapa jantungnya bisa berdegup kencang saat melihat Zara?

"Kok kamu gak ngeliat aku?" tanya Zara setelah selesei mengelap keringat dipelipis Eve. "Aku bau keringet ya jadi kamu gak mau liat aku."

"Ngga." Eve kembali menatap Zara. Untuk kesekian kalinya ia merasakan detakan jantungnya berubah jadi cepat. "Jantung aku deg-degan kalo liat kamu."

"Kok bisa sih?" tanya Zara kemudian mengambil cermin ditasnya untuk melihat dirinya sendiri. Dahinya berkerut samar saat menyadari sesuatu. "Aku gak deg-degan ngelihat muka aku sendiri."

Eve melongos malas, "Ih aku serius."

Zara menyimpan kembali cerminnya itu lalu terdiam selama beberapa detik memaksakan otaknya untuk berpikir apa yang membuat jantung Eve berdetak cepat saat melihatnya. Mata Zara terbelalak ketika mengingat sesuatu, lebih tepatnya mengingat beberapa film yang pernah ia tonton. Ia kembali menatap Eve, "Kamu cinta sama aku."

"Oh ya? Kamu cinta gak sama aku?" tanya Eve lagi.

Zara menggeleng pelan, "Aku gak deg-degan kalo liat kamu itu artinya aku gak cinta sama kamu."

"Yah." Eve menghela napas kasar lalu mengalihkan pandangannya kedepan, "cuma aku ya yang cinta?"

"Deg-degannya kaya gimana sih?" Zara memiringkan kepalanya menatap Eve.

Eve termenung tidak tau apa yang harus ia jelaskan pada Zara, ia meletakan satu tangannya didepan dada kirinya. "Kaya gini," jawabnya dan kembali menatap Zara.

Zara berdehem pelan, "Aku boleh megang dada kamu?"

"Kenapa?"

"Pengen tau gimana deg-degannya."

"Oh gitu." Eve mengangguk-anggukan kepalanya, "boleh pegang aja."

Zara tersenyum lalu mengangkat satu tangannya kedepan dada Eve. Belum sempat dipegang, teriakan seseorang dari arah samping membuatnya terkejut.

"Heh! Zara mau ngapain tangannya?!"

Zara menoleh mendapati Melody yang sedang berjalan mendekatinya. Ia menarik tangannya kembali. "Mau megang dada Eve."

Mata Melody membulat sempurna mendengar jawaban Zara. Dengan cepat ia duduk disamping Zara lalu menatap Zara dan Eve secara bergantian. "Siapa yang ngajarin kalian?"

"Ngajarin apa kak?" tanya Eve sedikit bingung. Ia menatap Zara seolah menanyakan ada apa tetapi Zara hanya mengangkat bahunya tidak mengerti.

"Ngajarin pegang-pegangan dada." Melody merubah nada bicaranya jadi sedikit menakutkan.

"Zara mau megang dada aku." Eve mengangkat dagunya menunjuk pada Zara.

Zara mengangguk, "Iya, aku yang mau."

"Kamu kecil-kecil udah mes---" Melody menggantungkan kalimatnya karena merasa kurang pantas melanjutkan ucapannya didepan anak-anak kecil yang baru berusia tiga belas tahun. Melody menarik napas dalam dan dihembuskan keras. "Kenapa? Jelasin sama kakak."

"Eve deg-degan kalo liat muka aku, terus dia nanya aku cinta sama dia gak? Aku jawab ngga karna aku gak deg-degan, itu berarti aku gak cinta sama Eve tapi aku penasaran deg-degannya gimana makanya aku megang dada dia."

Melody menghela napas kasar mengetahui bahwa Zara dan Eve tidak melakukan hal dewasa (?) Melody memegang tangan Zara lalu digenggamkan pada Eve. "Deg-degan gak kalo kalian pegangan tangan?"

Eve mengangguk pelan sementara Zara malah menggeleng. Melody terkekeh pelan dan segera melepaskan genggaman kedua anak didiknya itu. "Dengerin kakak."

"Iya aku denger."

"Jangan cinta-cintaan!" Melody menghempaskan tangan Zara dan Eve lalu berdiri, "kalian masih kecil."

"Tapi aku cinta sama Zara." Eve berdiri menatap Melody sedikit takut lalu menunduk.

"Itu cinta monyet. Pokoknya gak ada tapi-tapian ya, kalian masih kecil dan gak boleh cinta-cintaan." Melody mendelik kemudian berjalan pergi meninggalkan Zara dan Eve.

Zara menatap Eve yang masih menunduk kemudian mengangkat sedikit dagu Eve agar menatap kearahnya. "Sabar ya, jangan sedih. Nanti kalo udah gede, kita bisa cinta-cintaan."

"Ya udah, iya.""Jangan sedih, sini aku peluk." Tanpa menunggu jawaban, Zara langsung menarik Eve kedalam pelukannya lalu mengusap lembut punggung Eve berusaha untuk menenangkan.

"Iya, makasih." Eve tersenyum manis kemudian membalas pelukan Zara.


SELESAI

OneShot BerkumpulWhere stories live. Discover now