Gagal ML ( Veranda x Naomi )

2.6K 179 16
                                    

"Ve, kita foto bareng sini."

Veranda yang tengah membaca novel jadi mengangkat kepalanya menatap Naomi, "Kenapa harus didepan kaca?"

Naomi mendelik malas, "Sini aja deh."

"Ngerepotin aja deh," gerutu Veranda bangkit dari kasurnya lalu berjalan mendekati Naomi dan berhenti tepat dibelakang tubuhnya. Ia tersenyum jail melihat posisinya dengan Naomi sekarang, "Aku tetep bisa ngaca meskipun kamu ngalangin badan aku. Coba kalo aku yang didepan pasti kamu gak akan bisa ngaca."

"Ve, jangan mulai deh." Naomi memutar bola matanya, "peluk aku biar keliatan sepantar."

Veranda menggeleng mantap, "Gak."

"Tuh kan jahat sama sahabat sendiri."

Veranda bergumam tidak jelas kemudian melingkarkan sepasang tangannya diperut Naomi. Dagunya ia sandarkan dibahu Naomi hingga kini tinggi badannya terlihat sama di kamera. Ia tersenyum lebar saat Naomi mengambil gambar beberapa kali dengan pose yang berbeda. Di pose terakhir, tanpa sengaja ia mencium pipi Naomi.

"Modus ya." Naomi terkekeh pelan seraya menyimpan ponsel itu di meja

Veranda mengangkat kedua bahunya lalu menenggelamkan wajah di caruk leher Naomi. Untuk beberapa detik ia terdiam di posisi ini, ada sesuatu dalam tubuhnya yang seolah mendorongnya untuk mencium leher putih milik Naomi. Tanpa berpikir lagi, Veranda mengecup leher Naomi beberapa kali sebelum akhirnya memberanikan diri untuk mengisapnya dengan lembut dan hati-hati.

"Aaaah, Ve a-aku,"

Veranda menghentikan aktivitasnya untuk menatap wajah Naomi yang terpantul dari cermin datar dihadapannya. Sebuah senyuman terlukis dibibirnya melihat wajah Naomi yang memerah, nafasnya tampak sangat tersenggal.

"Jangan liatin aku kaya gitu," ucap Naomi mengerjap beberapa kali berusaha memasang ekspresi wajah biasa saja.

Veranda yang masih memeluk Naomi dari belakang hanya diam, memandangi wajah Naomi yang selalu mampu membuat matanya terpasung disana. Detik berikutnya, tangan yang sebelumnya melingkar diperut perlahan mulai bergerak, melepas kancing seragam Naomi satu persatu dari bawah.

"Mau apa?" tanya Naomi menghentikan tangan Veranda yang nyaris membuka kancing seragam yang menutupi dadanya.

"Izinin aku, aku udah gak bisa..." Veranda menggantungkan ucapannya karena tidak tau apa yang harus ia ucapkan. Ia menghela napas kasar dan perlahan melepaskan rangkulannya diperut Naomi kemudian melangkah mendekati ranjang.

Naomi membalikan tubuhnya menatap Veranda yang sudah benar-benar duduk dengan ekspresi wajah yang sukar untuk terbaca. Ini pertama kalinya ia melihat wajah Veranda yang tampak... Naomi tersenyum tipis kemudian membuka semua kancing kemeja dan melemparkannya ke sembarang arah.

"Ve,"

Veranda mengangkat wajahnya melihat kearah Naomi. Untuk beberapa detik ia terpaku melihat tubuh atas Naomi yang hanya tertutupi oleh bra saja. Ia menelan ludahnya dengan susah payah, suaranya seakan hilang ditelan bumi, sementara itu pandangannya masih tidak bisa dialihkan dari tubuh Naomi. Satu kata yang bisa ia ucapkan untuk menilai tubuh Naomi; indah.

Jantung Veranda berdegup cepat melihat langkah Naomi semakin mendekat kearahnya. Tanpa sadar ia menggigit bibir bawahnya sendiri dan segera memalingkan wajah untuk menyembunyikan pipinya yang ia yakini sudah memerah saat ini. Keadaan seolah berbalik, nafasnya yang sekarang tersenggal karena berusaha menahan sesuatu yang menyelimuti tubuhnya sekarang.

Naomi duduk dipangkuan Veranda kemudian melingkarkan sepasang tangan dilehernya, "Liat aku dong."

"Pake dulu kemeja kamu," jawab Veranda pelan setengah gugup saat merasakan hembusan nafas Naomi membelai wajahnya.

OneShot BerkumpulWhere stories live. Discover now