Di Bawah Naungan Senja (LaZee)

1.6K 104 25
                                    

Sorot matanya seperti miniatur keindahan semesta, mewakilkan betapa banyaknya kecantikan yang ada di dunia. Ya, dia adalah Lala. Seseorang yang bisa membuat Zee kagum saat pertama kali berjumpa, bahkan ketika mulai dekat dia mampu membuat Zee suka, hingga akhirnya Zee sadar bahwa Lala telah membuatnya jatuh cinta.

Mata itu begitu bening, menatap dengan damai ke sekeliling, mungkin dia sedang memperhatikan kenapa susana pantai sore ini begitu hening. Jika semua orang bungkam, ternyata suasana bisa terasa begitu mencengkam, padahal langit belum kelam.

Waktu terus bergerak hingga akhirnya Lala memecah keheningan dengan kalimatnya.

"Dunia itu penuh rahasia, ya?" tanya Lala membuat Zee bingung ke mana arus pembicarannya.

"Mungkin." Zee tidak terlalu menanggapi ucapannya. Ia masukan kedua tangan pada saku, matanya terus mengitar ke sekeliling, memperhatikan beberapa orang sedang melepas penat dengan melakukan banyak hal di pinggir pantai.

"Iyaa, rahasia." Lala menunjuk jauh ke arah laut, secara otomatis membuat mata Zee tertuju pada arah yang dia tunjuk. "Di dalam sana, ada banyak binatang yang gak kita tau namanya, banyak juga tumbuhan yang hidup di dalamnya, tanpa diketahui manusia."

"Manusia ya?" Zee menarik kedua tangan dari saku celana. "Manusia juga menyimpan rahasia dalam hatinya," lanjutnya.

Lala mengakui kenyataan dari ucapan Zee, "Iya, hati manusia menyimpan banyak rahasia, entah itu tentang suka, bahagia, duka bahkan cinta."

"Iyaa bahkan banyak hal yang telah dilewati, banyak hal yang telah terjadi, itu memberikan kita banyak arti. Entah dari kebahagiaan atau kesedihan, pasti memberikan kita banyak pelajaran tentang arti kehidupan." Sudut mata Zee memperhatikan bagaimana Lala tersenyum manis, meski sangat tipis. Untuk hal yang ia lihat dengan sekilas itu, Zee harus menahan detak jantungnya yang bertalu-talu.

"Arti kehidupan? Dari begitu banyak pelajaran, gimana kamu bisa menjabarkan?" Lala diam-diam menatap ke arah Zee yang masih melihat ke depan, itu membuatnya heran, Zee biasanya bukan orang yang senang memperhatikan keindahan. Lala mengerjapkan mata, kenapa ia harus bertanya? Apa karena sedari tadi Zee tidak melihat ke arahnya?

"Don't Look Back, Hanya Lihat Ke Depan dan Run Run Run." Zee menyimpan telunjuk di salah satu alisnya kemudian menunjuk ke arah depan. Detik berikutnya, Zee memberikan sebuah permen pada Lala, "Candy?"

Lala merebut permen Zee sedikit kasar, "Penjabaran macam apa itu? Jawaban kamu gak nyambung sama pertanyaan aku."

"Itu prinsip hidup aku, kak. Aku seorang Beginner yang baru belajar memahami apa arti hidup dan prinsip itu yang aku pegang." Zee kali ini memperhatikan beningnya air laut yang menghempas hamparan pasir putih luas. "Prinsip hidup kamu apa?"

"Bird."

Zee tertawa kecil kemudian menatap Lala yang ternyata sedang menatapnya sambil menikmati permen yang ia berikan, "Burung?"

Lala menggangguk, "Aku ingin hidup seperti burung yang bisa bebas terbang tinggi."

"Berarti gak akan ada yang peduli."

"Seenggaknya burung gak punya masalah."

"Tapi burung gak punya rumah."

"Tetep aja aku pengen kaya burung!" Lala menghadiahkan sebuah pukulan di bahu Zee karena sedari tadi gadis itu menyanggah ucapannya dengan cara yang sangat menyebalkan dan wajah konyol.

"Kalo kamu pengen hidup seperti burung yang terbang tinggi, gak akan ada yang peduli. Maksud aku, emang kamu gak butuh sebuah Dukungan?" Zee kembali melempar pandangan pada laut. Jauh dari pandangannya, burung camar melayang di atas laut dengan mata jeli melihat ikan-ikan kecil untuk santapan sorenya. Ada juga burung Elang yang memekikan suara lantang seakan mengatakan pada dunia bahwa dialah penguasa angkasa.

OneShot BerkumpulWhere stories live. Discover now