Kesaktianmu ( Viny x Shani )

2.8K 166 33
                                    

Kesaktianmu membungkam mulutku menjadi lemah tak berdaya~  

***

"Kamu beneran nginep aja?" tanya Viny melirik sekilas pada Shani yang sedang asik bermain game dikasur.

"Ini udah jam dua belas malem, kamu tega biarin aku pulang sendiri?" Shani meletakan ponsel Viny lalu menatap pemiliknya.

"Gak gitu." Viny mendengus malas kemudian menyimpan handuk yang sebelumnya ia pakai untuk melilitkan rambut basahnya. Setelah itu ia berjalan menghampiri Shani. "Kalo mau nginep, nginep aja."

"Sini deh, kamu udah mandi biasanya wangi." Shani tertawa kecil kemudian menarik tangan Viny untuk duduk disampingnya. Ia memeluk Viny dari samping kemudian mencium aroma tubuh Viny yang sangat wangi. "Benerkan?"

"Iyalah, aku kan gak jorok kaya kamu." Viny mengulurkan tangannya mengambil remote TV yang ia simpan diatas meja. Sambil memilih channel yang bagus, ia bersandar diranjang mencari tempat yang paling nyaman.

"Rambut kamu masih basah, kak." Shani memutar ujung rambut pendek Viny, kepalanya ia sandarkan disamping leher Viny. "Tapi aku suka."

"Ada yang berusaha godain aku ya dari tadi." Viny mengalihkan pandangannya pada Shani lalu tersenyum lebar, mencubit gemas hidung Shani. "Mandi gih."

"Dingin, aku mau bobo aja." Shani melepaskan pelukannya dan membaringkan tubuh membelakangi Viny. Ia menarik selimut sampai lehernya, malam ini benar-benar dingin dikarenakan hujan yang sangat deras mengguyur ibu kota.

Viny ikut masuk kedalam selimut Shani lalu berbaring sampingnya. Satu tangannya ia lingkarkan diperut Shani. Benar apa yang Shani ucapkan barusan, malam ini sangat dingin. Bahkan malam yang sebelumnya ia lewati tidak pernah sedingin ini. Entah karena tuntutan alam atau dorongan dari suhu tubuhnya, Viny merubah posisinya agar semakin mendekat pada Shani hingga tubuhnya kini menempel erat dipunggung Shani.

"Kak," seru Shani yang belum benar-benar tertidur. Ia memejamkan mata, menikmati kehangatan yang diberikan Viny.

Tangan Viny tidak diam, menyelusuri perut Shani dengan perlahan. Terus bergerak memutar hingga tubuh Shani reflek tergeliat merasakan sensasi hangat yang berbeda dari sebelumnya.

"Hmmm." Nafas Shani mulai memburu seiring dengan tangan Viny yang semakin naik ke dadanya. Dengan lihai, Viny mengusap dada Shani sekilas lalu kembali turun menyisir perut rata Shani. Sementara Shani sudah menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan gejolak aneh yang tiba-tiba menyeruak. Dalam sekejap, suhu tubuhnya berubah menjadi panas.

Viny meniup leher jenjang Shani lalu berpindah ketengkuk, hingga rambut panjang Shani sedikit terhempas karna tiupannya itu. Ia mendekatkan wajahnya kemudian mengembuskan napasnya dengan sengaja tepat ditelinga Shani.

"Hhhmm, kak." Tubuh Shani kembali menggeliat seolah merespon hal kecil yang diberikan Viny.

Shani menggapai tangan Viny diperutnya lalu mencium punggung tangannya dengan lembut, seakan memberi isyarat yang hanya ia dan Viny yang mengetahuinya.

"Shan, aku mau---" Viny tidak melanjutkan ucapannya dan malah mengecup leher jenjang Shani beberapa kali. Tangannya sudah masuk ke sela-sela baju Shani dan kembali mengusap lembut perut Shani.

"Udah anget?" bisik Viny ditelinga Shani.

Shani mengangguk pelan, bukan hanya hangat tapi panas. Shani membalikan tubuhnya menghadap Viny hingga jarak mereka berdua hanya terpaut beberapa centi. "Terlalu hangat," jawabnya membasahi bibir bawahnya.

Viny menyelipkan anak rambut yang menutupi sedikit wajah Shani kebelakang telinganya. "Malem ini, kamu bisa?"

"Apapun itu." Shani tersenyum lembut dan memejamkan matanya saat melihat wajah Viny semakin mendekat.

OneShot BerkumpulWhere stories live. Discover now