Two

2.1K 112 5
                                    

Berjuang dulu, siapa tau dia juga suka sama gue. Siapa tau?
-Diana-
***

Diana, Dahlia, Risa dan Ejak ke kantin. Dengan usilnya, mereka menghampiri sahabat laki-laki yang sedang ingin mengambil makanan. Menerobos. Lalu bilang, "Ladies First" sontak mereka langsung mengambil makanan, membayarnya dan kembali ke kelas untuk makan.

Istirahat selesai, mereka masuk kelas untuk memulai pelajaran selanjutnya.

Saat Diana hendak menulis, ia kehilangan penanya.

Ia berbisik ke Ejak, "Jak, lihat pena gue nggak? Hilang nih!"

"Ditelan bumi mungkin." Jawab ejak. Diana memutar bola matanya dengan kesal.

"IIHH EJAK!" jawabnya setengah berteriak.

Gadis itu menoleh ke kanan dan memanggil Firman, "Man, lihat pena gue nggak?"

"Kok nanya ke gue?"

Ia geregatan rasanya mau salto di tengah lapangan. "DASAR SOMPLAK!"

Tiba-tiba, guru yang sedang mengajar bertanya, "Sekretaris kalian Siapa?"

Seisi kelasnya menjawab "DIANA BU!"

"Mana Diana?" tanya bu guru.

Diana mengangkat tangan dan berujar "Saya Bu." ia maju dan melihat apa yang harus dicatat hari ini. Dan 'WOW' banyak bangett.

Dengan sebal ia menoleh ke Firman, memelototkan matanya pada Firman, Awas lo Firman! Firman hanya memasang wajah polosnya. Diana melihat Ejak, Ejak hanya menjulurkan lidah ke arah Diana. Gadis berumur 16 tahun itu akhirnya menarik nafas, Oke Diana sabar. Dan menghembuskannya.

"Kalian catat di buku catatan kalian apa yang ditulis oleh Diana di papan tulis ya. Hari ini harus selesai." Ucapan bu guru membuat Diana dan teman-temannya menjawab dengan lesu.

"Iya Bu."

Setelah selesai, lembaran kertas itu dikembalikan ke bu guru. Beliau berbicara "Terima kasih Diana." Diana mengangguk dan langsung duduk.

Dia menoleh ke Firman dan menuduhnya, "Heh, balikin pena gue!"

"Enak aja, ini tuh pena gue!" timpal Firman

"Jok! Sejak kapan lo beli pena?" balasnya tak kalah sengit.

Firman juga membalas, "Emang gue lagi cair sekarang."

Diana melotot, "Balikin gak man? Kalo nggak ntar gue bilang ke pacar lo kalo lo punya selingkuhan! Gue mau nulis pulang sekolah nanti!"

Firman langsung memasang wajah memelas, "Eh, Diana lo cantik deh. Nih pena lo, tadi jatuh." Dan Firman langsung pura-pura menyimak omongan guru.

Dasar ngeselin banget jadi orang! Batinnya dalam hati.

Guru keluar dan untuk pelajaran terakhir hari ini jam kosong karena guru tidak bisa hadir. Mulailah aksi bergendang, bernyanyi, curhat, bercerita, bergosip, main kartu, main bola pun dimulai. Sebelum Firman bergabung buat main bola, Lia mengajak Firman curhat tentang siapa lagi kalau bukan Bagas.

"Guys, kira-kira Bagas suka nggak sama gue?" mereka berdua tertawa. Apanya yang lucu?

"Hahaha, Diana-diana, Bagas aja nggak tau kamu yang mana?! Hahaha" ujar Firman dan kolis tertawa ngakak. Bikin Diana Kezel.

Ia bicara lagi, "Guys, emang dia nanya ke kalian?" mereka menarik nafas dan berhenti tertawa, lalu Firman menimpali, "Dii, tau nggak?" tanyanya.

Gadis itu menjawab dengan polos, "Nggak tau."

Firman bilang "Heh bocah! dengerin dulu!" Diana pun nyengir.

"Bagas nanya ke kita, pas pulang sekolah kemarin waktu diangkot. Katanya 'Man, Lis, yang namanya Diana itu yang mana ya?' dan kami jawab gini 'ohh, dia anak kelas XI IPA 5' gitu" kolis yang mendengar omongan Firman mengangguk-anggukan kepalanya.

"Loh? Kok! kalian jawabnya gak nyambung gitu? Gimana sih! Ihh gajelas!" mereka langsung membaur dan ikut main bola.

Diana menoleh ke kiri dan Ejak tidak duduk ditempatnya lagi, dilihat di barisan tengah nomor 2 dari pintu, Ejak sudah ikut bercerita tentang Hantu. Di pojok belakang kanan, Risa dan Dahlia sedang bernyanyi, Agung lagi bergendang dengan meja kesukaannya. Di pojok belakang kiri, Adhi dan yang lain sedang main kartu. Diana bingung.

Gue ikut yang mana ya?

Tapi ia sedang bosan sekarang. Di otaknya hanya tertulis Bagas, Bagas, Bagas, Bagas, Bagas dan Bagas seperti strip film.

Gadis itu berbicara sendiri, "Gimana kalo gue nulis surat untuk Bagas? Boleh juga." Ia mengambil selembar kertas dan pena, menulis surat untuk Bagas. Di tengah kesibukan aktivitas keren kelasnya, ia berpikir keras. Saat surat itu selesai, kertasnya ia lipat menjadi bentuk burung. Untunglah Diana pernah privat membuat origami burung dengan Ejak, jadinya ia bisa dan mahir! Hehehe makasih jak.

Bel pulang sekolah berbunyi. Dengan rompi yang tidak dipakai, lengan baju panjang yang digulung jadi agak cantung, Diana mengajak Tia Beserta Ejak untuk ke kelas Bagas sebentar.

Ejak mengajaknya bicara, "Kita mau ngapain sih!"

Ia bilang "Ssstt."

mereka pun mengendap-endap soalnya jangan sampai ketahuan siapapun kecuali anak kelas XI IPA 5 Bahkan Ejak hampir menabrak Diana saking dekatnya. "Apaan sih Ejak! Lo hampir nabrak pantat gue tau!"

Setelah merasa aman, mereka bertiga masuk. Sontak Diana cemas.

"Yaampuunn!!!" pekiknya.

"Kenapa, Dii?" Tia bertanya dengan panik.

"Gue lupa meja Bagas yang mana?!"

Tia geregetan, "Jir gue kira apa."

Mereka bertiga mencari seisi kelas dan ketemu. Sebelum Diana menaruh surat itu, ia membuka semua buku yang ada di laci mejanya Bagas, lalu menaruh surat burung itu. Lantas mereka bertiga pergi dan pulang ke rumah.

***

DianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang