6. Pendekatan

25 2 2
                                    

Jangan lupa vote dan komen.

Selamat membaca. 😄

~Author POV

Naomi pun melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Di lampu merah ia memberhentikan mobilnya. Ketika ia melihat di sebelah kanan, ia mendapati Sheva yang juga mengendarai mobilnya.

'Deg deg deg' jantungnya berdetak sangat cepat.

'Ada apa denganku ini?? Perasaan apa ini?? Aku kenapa?? Setiap melihat Sheva aku merasa nyaman dan jantungku berdetak sangat cepat', batinku masih menatap Sheva yang melihat ke arah lampu merah.

******

Sesampainya di rumah, Naomi langsung merebahkan tubuhnya di kasur kesayangannya. Ia masih mengingat wajah Sheva saat di lampu merah tadi.

Naomi bingung dengan perasaannya ini. Bagaimana tidak, sebelumnya ia tidak pernah mencintai seseorang. Ia bahkan tidak pernah pacaran sekalipun. Kalau ada pun yang nembak, paling ditolak.

Saat ini Naomi amat sangat benar-benar bingung. Namun karena sudah mengantuk, ia segera mengganti bajunya dengan baju tidur bergambar hello kitty kesukaannya. Kemudian langsung mencampakkan tubuhnya ke kasur dan tidur.

******

Keesokan harinya, Naomi terlambat bangun. Entah apa yang membuatnya bangun kesiangan. Dengan terburu-buru ia bergegas turun ke bawah.

"Ma, aku pergi duluan ya. Udah telat nih", ucap Naomi langsung berlari kocar kacir.

Mama Lenna (mama Naomi) hanya menggeleng-geleng kepala melihat kelakuan anak bungsunya itu.

Naomi pun sampai di sekolah dengan selamat sentosa. Ia bersyukur bel sekolah masih 5 menit lagi akan berbunyi. Jadi ia gak terlambat deh.

Di kelas, Naomi langsung disambar oleh mulut embernya Rose.

"Eh, napa lo telat? Gak biasanya?" tanya Rose antusias.

"Kenapa emangnya? Gak boleh?" jawab Naomi ketus.

'Aku sebel kadang lihat sahabatku yang satu ini. Mulutnya nyerocos mulu', batinnya.

"Ah elah, baru juga datang udah ketus amat. Cepat tua lo nanti", ucap Rose kesal.

"Serah deh", ucap Naomi lebih memilih membaca novel daripada berlama-lama ngobrol dengan sahabatnya itu.

Hari ini jam pelajaran pertama mereka kosong gara-gara Bu Milly sakit. Jadi ya gitu deh, seperti biasa Naomi menghabiskan waktu freenya untuk baca novel aja dengan headphone di telinganya.

Sementara Rose hanya memainkan ponselnya untuk berchatting dengan teman-teman mayanya.

'Kriiinngg' Akhirnya suara bel istirahat berbunyi.

"Eh, perpus yuk", ajak Naomi.

"Ah, malas gue. Lo aja dah. Gue mau ke kantin aja, perut ini udah menunggu untuk diisi", ucap Rose langsung pergi keluar kelas.

"Ah elah. Gitu aja ngambekan. Kan aku jadi sendiri", gumam Naomi kesal.

Naomi pun berjalan sendiri ke perpus. Nampaknya hari ini perpus sepi, kelihatan tidak ada siswa yang duduk membaca buku atau sebagainya di sini.

I want YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang