8. Hujan

14 2 3
                                    

Jangan lupa vote dan komen.

Happy reading. 😄

******

~Naomi POV

Aku pun berlari menuju halte. Aku duduk sambil menunggu kedatangan busnya. Namun tidak ada tanda-tanda busnya akan datang. Sementara hujan semakin deras.

Tiba-tiba saja ada sebuah motor yang parkir di depan halte bus ini. Si pengemudi berjalan ke arahku dan duduk disampingku. Saat helmnya dibuka aku terkejut akan sosoknya.

"Hai", ucapnya sambil tersenyum kepadaku.

******

Mataku tak henti-hentinya menatap wajahnya. Sampai aku tidak sadar kalau aku udah melihatnya cukup lama. Ia menatapku bingung.

"Ada apa?? Apa ada yang salah dengan wajahku?" ucapnya sambil memegang wajahnya.

"Eh, gak ada kok. Kamu kok disini?" tanyaku.

"Ohh, aku baru mau pulang tadi. Eh tiba-tiba hujan. Kebetulan aku lihat halte ini dan aku berteduh saja disini. Tau-taunya kamu juga ada disini", ucapnya.

"Oh gitu ya", ucapku.

"Kalau kamu kenapa ada disini?" tanyanya.

"Aku juga baru pulang. Sekarang ini aku lagi nunggu busku datang. Hari ini aku lagi gak bawa kendaraan", ucapku sambil tersenyum.

"Gak usah, aku antar kamu aja. Ini udah mulai malam, gak baik kamu pulang naik bus", ucapnya sambil tersenyum manis.

"Gapapa kok. Nanti malah ngerepotin kamu", ucapku menolak halus ajakannya.

"Udah gak usah sungkan. Nanti aku malah marah kalau kamu menolaknya", ucapnya.

"Ya udah deh, makasih ya", ucapku tersenyum.

"Iya, sama-sama. Udah reda nih hujannya. Ayo", ucapnya kemudian beranjak dari halte menuju motornya.

"Iya", ucapku lalu berjalan menuju motornya.

'Aduh kok aku jadi deg-degan gini ya', batinku.

"Pegangan", ucapnya sontak membuatku kaget.

"Hah?" ucapku spontan.

"Iya pegangan, kamu gak mau jatuh kan?" tanyanya.

Akhirnya aku melingkarkan tanganku di pinggangnya. Dan Sheva mulai melajukan motornya. Belum sampai ke rumahku, hujannya malah turun lagi. Tapi kali ini deras banget. Sheva pun memberhentikan motornya di depan ruko karena takut kehujanan. Tapi percuma sih, kami memang udah kehujanan.

Bajuku sampai basah begini lagi. Aduh udaranya dingin banget. Ada angin kencang pulak. Lengkaplah sudah aku kedinginan. Aku mengelus-elus lenganku karena kedinginan. Tiba-tiba Sheva memberikan jaket kulitnya ke tubuhku.

"Eh, gak usah nanti kamu kedinginan. Aku gapapa kok", ucapku menolak jaket yang diberikannya.

"Aku gak kedinginan, justru kamu yang kelihatan kedinginan banget. Baju kamu pun basah", ucapnya lalu menutupi tubuhku dengan jaketnya.

I want YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang