08 | Kali Kedua

9.7K 399 8
                                    

"Kenapa tidak pernah bilang jika kau mengalami penculikan saat itu!" bentak Irawan menggema di seluruh ruangan.

Dinky sudah pasrah mendapat bentakan juga kekerasan dari ayahnya dan memang dia harus mendapatkannya. Bahkan kini kedua pipi mulusnya sudah memerah akibat tamparan keras dari ayahnya. Kondisinya sungguh memprihatinkan. Air mata yang tidak henti-henti nya mengalir di pipinya menjadi bukti betapa sakit yang harus Dinky rasakan.

" saat itu Dinky takut jika bercerita akan menambah beban pada kalian yang memang terlihat lelah memikirkan pernikahan kak Candy"

"Bodoh! Dan sekarang bukanlah beban untuk kami. Memang pada dasarnya kau itu bodoh, kenapa tidak mencoba untuk melarikan diri pada saat itu atau meminta pertolongan. Kau bisa berteriak, atau kau bisa melakukan apapun demi menghindarinya" racau Irawan yang kini sudah tertunduk lemas memikirkan masalah anaknya.

Dinky kembali terpukul saat melihat wajah kacau ayahnya. Ini adalah kedua kali dia melihat ayahnya menangis. Pertama saat ayahnya melepas kepergian Candy saat suaminya membawa nya pergi dan kedua kali ini. Dan sialnya, ayahnya menangis karena dirinya.

"Maaf karena aku membuat kalian kecewa juga terluka sepatutnya aku tidak terlahir di keluarga ini," cicit Dinky.

Irawan mendongkak saat mendengar perkataan anaknya. Apa sekarang anaknya menyesali telah terlahir di dalam keluarganya. Sudut hati nya tersakiti akan hal tersebut.

"Memang kau tidak pantas lahir dan menyandang nama keluarga kami, karena darah kami tidak ada yang sepertimu!" bentak Irawan.

Deg..

Dinky kembali teriris mendengar perkataan ayahnya. Kenapa takdirnya seperti ini? Dinky akan mengutuk pada siapapun yang telah membuat nya seperti ini. Orang itu harus bertanggung jawab pada setiap kejadian buruk yang menimpanya.

"Sudah ayah. Apa ayah tidak mendengar cerita Dinky? disini dia hanyalah korban. Bukan Dinky yang patut disalahkan tapi orang yang menjadi dalang di balik semuanya." Sarah angkat bicara karena tidak tahan melihat anaknya tersudut oleh ayahnya.

Candy hanya menangis menonton semua kejadian demi kejadian. Tak ada kata-kata yang mampu terucap dari bibirnya. Kenapa harus menimpa pada adiknya yang selama selalu berusaha dia jaga. Candy berbalik pergi meninggalkan ruang kerja ayahnya untuk pergi ke kamar dan menangis disana.

Siapa yang berani merusak masa depan adiknya? Dia tidak bisa membiarkan orang itu berkeliaran dan bernafas bebas sedangkan adiknya kini tengah menderita karena perbuatan biadab oleh seorang yang tidak diketahui.

Ceklek..

Suara pintu berderit tanda ada yang membukanya. Candy memutar kepalanya dan ternyata Rizky lah yang memasuki kamarnya. Pria itu tersenyum sendu, melihat penampilan Candy dia tahu istrinya itu sudah menangis.

"Apa ada yang terjadi? Tadi aku tidak sengaja melewati ruang kerja ayah dan mendengar ada suara keributan disana," tanya Rizky begitu penasaran, pria itu segera membatalkan meeting bersama rekan kerja nya karena mendengar suara Candy yang serak saat menelpon nya untuk meminta nya pulang. Sungguh kejadian tadi dia merasa takut jika akan terjadi sesuatu yang buruk.

Bukannya menjawab Candy malah berlari ke arah Rizky dan menubrukan tubuhnya ke dalam dekapan suaminya.

"Aku takut. Ayah marah pada Dinky, aku takut jika ayah lepas kendali dan menyakiti nya," ucap Candy dengan dibaluti isakan kecilnya.

Rizky mengusap punggung Candy mencoba menenangkan perasaannya "tidak akan terjadi apa-apa, aku tahu ayah adalah orang yang pintar menjaga emosi."

"Aku tahu tapi tadi ayah menampar dan memukul Dinky," jelas Candy.

Hurt [completed] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang