7 tahun kemudian ...
.
.
."Mom kenapa kita harus pindah ke Indonesia? aku jadi gak bisa bertemu dengan daddy"
"Setelah menyelesaikan pekerjaan nya daddy akan menyusul"
"Kenapa sih Mommy selalu bilang begitu dan ternyata tidak seperti kenyataannya"
"Jadi kamu menuduh Mommy sebagai pembohong,huh?!"
"Haha.. Tidak begitu Mom aku hanya merasa daddy tidak menyayangiku"
"Apa buktinya? Selama ini daddy mu selalu perhatian pada mu"
"Jika dia benar menyayangiku, daddy akan dengan mudah meninggalkan pekerjaan nya hanya demi aku"
Sebelum membalas perkataan anak nya tiba-tiba ada seseorang dari belakang mengagetkan mereka.
"Kalian menggosipkan aku?" ucap pria tersebut.
"Daddy!!!" jerit anak laki-laki berusia empat tahunan itu yang merasa gembira dengan keberadaan Daddy nya.
"Hay jagoan kecil" ucap Pria itu sambil membawa anak tersebut ke dalam gendongannya.
"Lebih baik kita harus segera naik pesawat sebentar lagi akan take off" lerai seorang wanita yang sedari tadi hanya menonton adegan antara anak dan ayah.
"Tapi kak Axel nya mana?" tanya anak itu sambil mencari ke segala penjuru mencari orang yang sangat ingin ditemuinya.
"Haiii...Bobby..." sebuah teriakan terdengar dari arah belakang mereka.
"Itu kak Axel" tunjuk anak yang di panggil Bobby tersebut pada kedua orangtuanya sontak mereka mengalihkan pandangan mereka pada dua orang antara Ibu dan Anak yang berjalan ke arah mereka.
"Maaf banget Pinka soalnya tadi aku beresin barang-barang yang ingin Axel bawa dulu kau tahu sendiri kan barang itu tidak sedikit" ucap seorang wanita yang kini sudah berada di depan Pinka yang kerepotan membawa koper di tangan kirinya sedangkan di tangan kanan nya menuntun tangan Axel,anaknya.
"Tidak apa aku tahu, ya sudah lebih baik kita harus cepat ke pesawat jika tak ingin tertinggal" Ucap Pinka mengerti pada sahabatnya, jika dia ada yang membantu yaitu suaminya juga mertuanya sedangkan Dinky? Dia hanya hidup berdua dengan Axel.
Mereka akhirnya berjalan bersama-sama. Meninggalkan tempat yang bagi Dinky adalah tempat berteduhnya, karena mulai besok akan menghadapi hujan badai yang bisa datang kapan saja. Sudah tujuh tahun lamanya dia tak mendengar bagaimana kabar keluarganya, bahkan ukiran senyum orangtua nya sudah mulai mengabur dari pikirannya.
Jika mereka berpikir dia bahagia disana jawaban nya jelas tidak, setiap harinya tak luput dari mimpi buruk yang kini sudah menjadi hiasan setiap malamnya. Dia berjuang bagaimana caranya agar hidup setiap tahunnya tidak membebani siapapun, tapi bayangan masa dimana kesakitannya seketika luntur ketika mengingat bagaimana Axel bisa lahir ke dunia.
Dinky tak menyangka jika usaha nya selama ini tak sia-sia karena lihatlah kini sekarang dia hidup dengan mutiara hatinya, seorang anak yang patuh padanya dan jangan lupakan anaknya sungguh tampan diusianya.
Hidup di negeri orang memang tak semudah hidup di negeri sendiri tapi kita harus ingat bagaimana cara kita membaurkan itu semua sehingga menjadi satu. Keras nya hidup sudah Dinky rasakan, mulai dari mencari uang dengan menjadi pelayan di sebuah restoran,tukang cuci piring bahkan dia pernah menjadi seorang pelayan di club malam. Dinky sudah tahu bagaimana rasanya ayahnya dulu begitu lelah hanya untuk menghasilkan lembaran kertas yang bisa lusuh kapan saja dan sialnya lembaran kertas itu sangat berharga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt [completed] ✔
ChickLit[PRIVATE MODE] Rank #1 in Sad [06/08/19] Rank #1 in Rizkynda [27/03/19] Rank #1 in Tear [27/03/19] Rank #2 in Pregnant [12/05/19] Dinky berani bersumpah jika dirinya tidak pernah berhubungan badan dengan lelaki manapun tapi kenapa dirinya bisa hamil...