Be Mine - Part 4

9.4K 981 12
                                    

Wilona memeluk Phineas erat, menghirup aroma bayi yang masih tertinggal di dalam tubuh kecil Phin dan berusaha menenangkan diri. Wilona, bahkan dalam mimpinya pun tidak pernah berharap akan bertemu lagi dengan pria yang nyatanya sedang berdiri tidak jauh darinya. Mata emerald yang membuat Wilona merasa menggila, masih tetap memiliki efek yang sama kepadanya. Dan hal itu membuat jantung Wilona terasa diremas dari dalam. Ia tidak boleh melakukan kegilaan yang sama lagi.

"Mam, lapar," rengek Phin membuat kesadaran Wilona sepenuhnya kembali kepadanya. Wilona kemudian mencium pipi tambun Phin. Menurunkannya dan meminta Mir untuk membawanya ke dapur menemui Mrs. Chloe.

"Baik Ma'am," jawab Mir dengan menggandeng tangan mungil Phineas. Phin tersenyum senang ketika Mir mengatakan bahwa ada muffin berry yang menunggu mereka dan akan ia berikan jika Phin menghabiskan makanannya dan bersikap baik.

"Aku selalu bersikap baik, Mir," keluh Phineas.

"Ya, katakan itu kepada Mrs. Chloe dan katakan terima kasih setelah menerima kuemu," balas Mir dengan sabar.

Percakapan keduanya lalu perlahan tidak terdengar, membuat Jeremi yang masih setia melihat dari tempatnya berdiri, merasa kehilangan. Ia akhirnya mendongak, bersitatap dengan mata hazel yang terlihat khawatir.

"Anda-" Wilona tercekat ketika melihat Jeremi berjalan ke arahnya.

Malam itu, empat tahun yang lalu Wilona mungkin dikuasai oleh alkohol. Tapi ia tetap mengingat dengan baik paras rupawan Jeremi sebelumnya. Sosok Jeremi, yang seorang diri berada di bar bernama Kingsley tampak menderita dan kesepian. Sama seperti perasaan Wilona saat itu. Dan itulah yang mendorongnya memberanikan diri menyapanya. Mengabaikan fakta jika saja orang itu mengenal saudara kembarnya, ataupun memiliki kekuasaan yang tinggi.

Dan tentu saja pria itu memiliki kekuasaan yang tinggi. Dengan setelan sederhana yang meneriakkan kata mahal dan tingkah lakunya yang mengusir para pemuda yang menurut Wilona adalah pembuat rusuh di sana, pada malam empat tahun yang lalu.

Wilona tahu bahwa seharusnya dirinya tidak mabuk malam itu. Tapi ia begitu membutuhkan pengalihan dari rasa sedihnya setelah mendapat penolakan dari saudara kembar yang ia cari. Pun, walau ketika Wilona terbangun keesokan paginya dan mendapati dirinya berada di tempat asing tanpa sehelai benang pun, ia tidak merasa menyesal. Setidaknya, sebulan kemudian ketika ia tahu dirinya mengandung, hubungannya dengan sang ayah akhirnya membaik hingga sekarang.

Wilona, yang sejak dulu merasa tidak diperhatikan sang ayah akhirnya menyadari kasih sayangnya ketika Abignale Hurst memutuskan pindah ke tempat lain. Meninggalkan perannya sebagai pendeta dan membantu Wilona membesarkan Phineas. Malaikat kecilnya.

Sejauh ini kehidupan mereka baik-baik saja dan Wilona tidak ingin ada perubahan. Ia juga tidak membayangkan saat-saat ini akan terjadi ketika pria itu, yang kemudian ia ketahui sebagai Jeremi Wood, Marquess of Riverdale, putra Duke of Wales dan player sejati di London berdiri di hadapannya. Wilona sudah meyakini bahwa dengan status Jeremi, ia yang notabene gadis desa yang menggila hanya akan dianggap sebagai penghangat ranjangnya. Wilona bahkan berpikir bahwa dirinya sama halnya dengan kayu dalam perapian, berfungsi hanya untuk menghangatkan ruangan dan berakhir menjadi abu.

Wilona sudah kehilangan semuanya malam itu dan untuk mengemis tanggung jawab akan putranya agar diakui kepada Jeremi adalah hal terakhir yang akan ia lakukan.

"Wilona Hurst," gumam Jeremi lirih. Namun angin membawanya sehingga Wilona dengan mudahnya mendengar suara merdu Jeremi yang terdengar sangat maskulin.

Wilona memejamkan matanya. Menikmati ketika bibir Jeremi mengucapkan namanya. Samar-samar Wilona membuka matanya. Menemukan manik emerald itu berdiri tepat di hadapannya.

Be Mine [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang