Untuk kedua kalinya, Barbara akhirnya mau menginjakkan kakinya dirumah kedua orang tuanya lagi. Itupun karena sedikit paksaan dari Niall. Namun ada yang berbeda kali ini, dirinya sudah tidak gugup dan tidak menampakkan wajah dinginnya lagi. Pertengkaran kecilnya dengan Niall malam itu membuatnya berfikir dan tersadar."Berikan senyuman terbaikmu. Okay, princess?" suruh Niall dibalas oleh anggukkan dari Barbara.
Pintu besar berwarna putih yang terkesan elegan itu akhirnya terbuka, dan dengan sangat kebetulan Jennifer alias ibu dari Barbara muncul dari balik pintu tersebut. Senyumnya mengembang, ketika ia melihat putrinya mau datang lagi kerumahnya bersama dengan kekasihnya.
Tanpa menununggu apapun, Barbara segera berlari memeluk ibunya dengan erat, membuat Jennifer awalnya sedikit kaget dengan perlakuan anaknya ini.
Kemarin ia menatapku dengan tatapan yang sangat dingin seperti tidak menginginkan kehadiranku lagi, namun sekarang ia malah memelukku dengan erat? Apa yang terjadi padanya? ucap Jennifer didalam hatinya.
"I miss you so much mom... Maafkan sikapku kemarin, a-aku tidak bermaksud seperti itu... a-aku h-hanya kecewa." Barbara terisak dalam pelukkan hangat ibunya.
Jennifer tersenyum seraya mengelus pundak anak bungsunya itu dengan penuh sayang, "I miss you more than you know sweety. Mom paham betul apa yang kau rasakan, mom juga minta maaf."
Keduanya saling berpelukan cukup lama dengan air mata yang mengalir di masing-masing pipinya. Niall yang melihat itu hanya bisa tersenyum, ikut merasakan apa yang kekasihnya rasakan saat ini. Barbara melepas pelukan nya dengan sang ibu kemudian berbalik menatap Niall.
"Kenapa kau diam saja disitu? Kemarilah, ikut berpelukan bersamaku dan mom!" Seru Barbara, Niall terkekeh kecil lalu ikut berpelukan dengan Barbara dan juga ibunya. Jennifer hanya tertawa melihat kelakuan anak dan calon menantunya itu kemudian menyuruh mereka berdua masuk.
"Kenapa sepi sekali mom? Dimana dad dan Anita?" Tanya Barbara begitu masuk kedalam rumahnya. Ibunya baru saja kembali dari dapur untuk mengambilkan beberapa cemilan dan minuman untuknya dan Niall.
"Tidak usah repot-repot, Jen." ucap Niall tidak enak.
Jennifer hanya tersenyum kemudian ikut duduk dihadapan mereka berdua, "Dad dan Anita sedang bekerja. Biasanya mereka tiba dirumah pada pukul lima sore." Jelas sang ibu. Barbara melihat jam ditangannya, masih menunjukkan pukul dua belas lewat lima menit.
"Sambil menunggu dad dan kakakmu, sebaiknya kau dan Niall beristirahat dikamar. Kau masih ingat 'kan letak kamarmu?" lanjut Jennifer lagi dengan nada humor diakhir ucapannya.
Barbara tertawa ringan menanggapi ucapan ibunya, "Sepertinya aku lupa, bisakah mom membuatkan kamar baru saja untukku?" baik ibunya ataupun Niall tertawa kecil mendengar jawaban Barbara.
"Jadi bagaimana perasaanmu?" tanya Niall begitu mereka tinggal berdua diruang tamu ini.
Barbara hanya tersenyum menatap Niall begitupun Niall yang kini juga sedang menatapnya. "Menurutmu?" goda Barbara dengan senyum jahilnya.
Niall berdecak kesal, membuat Barbara meledakkan tawanya. "Just kidding babe. Aku tak pernah merasa lebih baik dari ini, bagaimana denganmu?" Jawab Barbara.
Lagi-lagi kedua bola mata birunya menatap intens kedua bola mata biru laut milik Niall. Barbara melihat ada sedikit keraguan namun juga cinta yang mendalam di bola mata itu, sama dengan dirinya. Ia juga memiliki kedua itu dan semua itu hanya untuk Niall.
"Kau bertanya padaku?" tanya Niall tak menghilangkan senyuman manis yang terukir jelas diwajahnya. Barbara mengangguk, menunggu jawaban dari kekasihnya.
"Aku akan selalu bahagia jika ada kau disampingku, princess." jawab Niall yang sukses membuat pipi Barbara memerah seketika.
Ia buru-buru menyembunyikan merah dipipinya lalu memukul bahu Niall pelan, "Gombal!" ujarnya tertawa.
Edited 16/08/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave [n.h]
Fanfic"I may not ever get my shit together, but ain't nobody gonna love you better than me." Copyright 2017 © by kennyzzlexo