10.First guest

47 13 2
                                    

~Author pov~

   Canggung. Hanya itu kata yang bisa mendeskripsikan atmosfer diantara Ten dan Lisa sekarang. Sejak kejadian beberapa menit yang lalu, tak ada yang berniat untuk mengeluarkan suara. Mereka berdua hanya duduk di ruang tamu sambil hanyut dalam pikiran masing-masing.

   Bagi Lisa, melihat namja topless untuk pertama kalinya membuat jantungnya berdegup dua kali tidak.. berkali-kali lipat dari biasanya.

   Bagi Ten, kali pertama seseorang melihat keadaannya seperti tadi selain orangtuanya, membuatnya malu dan merutuki dirinya sendiri. Kenapa bisa lupa kalau hari ini dia sudah ada planning dengan Lisa.

Ting

Tong

Ting

Tong

"Akhirnya. Seseorang telah bersedia menolongku dari situasi ini" batin Ten.

"Tunggu disini. Aku ingin membukakan pintu dulu" kata Ten dan Lisa mengangguk.
.
.
.
   Sekitar 2 jam lebih dua insan itu berkutat dengan tugas mereka. Akhirnya selesai juga. Sekarang mereka tinggal menunggu printout nya.

Kkrruukkk krryuuuyuukkk

"Ah, sepertinya perutku tak bisa diajak kompromi. Haha" tawa garing Lisa membuat Ten mengulum senyumannya.

"Imutnya" Batin Ten saat melihat kelakukan Lisa.

   Tanpa menunggu aba-aba, Ten beranjak ke dapur dan mengambil makanan yang tadi dia pesan. Yah, kalau lihat waktunya memang sudah waktu makan siang.

   Dalam sekejap Ten mengubah meja yang tadinya penuh dengan buku-buku, menjadi meja yang penuh dengan makanan yang disusun rapi.

   Melihatnya saja sudah mampu membuat mata Lisa berbinar-binar. Eits, jangan salah paham. BUKAN Ten yang dilihat Lisa, tetapi makanan di meja yang membuat mulutnya menganga.

   Susah payah Lisa menelan salivanya menahan hasrat(?)nya. Melihat itu, Ten mengambil satu piring dan meletakkannya di depan Lisa.

"Makanlah lebih dulu, aku ingin mengambil air minum dulu" kata Ten dengan nada super cool tapi menyiratkan perhatian terhadap Lisa.

   Saat tengah sibuk mengambil gelas di dapur, Ten dikagetkan dengan suara dari ruang tamu.

"Uhuukk uhukk, Teeeennn" suara Lisa terdengar seperti orang tersedak.

   Cepat-cepat Ten menuju ke ruang tamu, dengan membawa air putih. Ia lantas menuangkan segelas air dan memberikannya pada Lisa. Saat Lisa tengah meminum air, diusap-usapnya punggung Lisa dengan wajah yang khawatir.

"Aku tak biasa makan makanan pedas" kata Lisa sambil meletakkan gelas yang sedari tadi dia pegang.

"Hah? Benarkah? Padahal orang Thailand pada umumnya sangat jago(?) dengan makanan pedas. Hahaha. Aneh sekali kau" Ten berbicara dengan nada mengejek lalu tertawa terbahak-bahak.

   Lisa hanya menatapnya dengan killing gaze dan tawanya pun langsung berhenti. Karena sadar bahwa tangannya sedari tadi masih setia(?) dipunggung Lisa, dengan sigap Ten mengangkat tangannya dari punggung Lisa.

"Eoh, ma-maaf. Aku terbiasa ketika seseorang sedang tersedak aku mengusap punggungnya. Bukan bermaksud untuk berb...." kata Ten bermaksud menjelaskan.

"Terima kasih" Lisa memotong perkataan Ten lalu tersenyum manis.

   Cukup lama mereka berdua hanya saling menatap.

"Ayo ku antar kau pulang" kata Ten untuk menghentikan kegiatan tatap-menatap ini.

"Tak apa. Aku bisa naik tak..."

"Jangan membantah. Karena kau tamuku, sudah tanggung jawabku memastikan bahwa kau pulang dengan selamat"

   Perkataan Ten membuat Lisa hanya mengerjap-ngerjapkan matanya tak percaya, lelaki ini ternyata  bersikap terbalik bila di rumah. Dalam beberapa detik Ten memiliki poin plus dalam hitungan Lisa.

   Yah, walau sebenarnya Ten tak sepenuhnya bertujuan HANYA mengantar, sebenarnya Ten juga penasaran di mana rumah wanita ini. Haha. Dasar laki-laki pada dasarnya punya sisi modus.
.
.
   Di dalam mobil mereka memiliki percakapan-percakapan singkat. Terkadang Lisa menceritakan sebuah lelucon yang berhasil membuat Ten cekikikan.Ya, bisa dibilang keduanya sudah mulai bisa berteman dengan baik.

   Sesampainya di depan rumah Lisa, setelah ber-byebye(?) ria, Ten langsung pulang ke rumahnya. Di jalan pulang, Ten tidak berhenti senyum-senyum. Maklum, ini pertama kalinya dia memiliki percakapan yang lebih dari biasanya, pertama kalinya dia mengantar seseorang, pertama kalinya seseorang bertamu ke rumahnya dan melihat kebiasaan yang aneh(?)nya itu.

   Sesampainya di rumah, jam sudah menunjukkan pukul 16.00 KST. Ten memutuskan untuk mandi dan hanya menonton TV seharian. Moodnya sedang baik, jadi harus melakukan hal-hal yang santai saja untuk hari ini.
.
.
.
TBC

   Dibanding chapter2 sebelumnya, chapter kali ini sengaja dibuat panjang. Keburu idenya kabur(?). Wkwk. Stay tune guys~~

Note : Tunggu kelanjutannya dan jangan lupa Voment yaa ~~

**Semangatin Author cyinn**

[ShortChap] FinallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang