Cerita 1

104 12 11
                                        

Sudah hampir seminggu brosur itu menempati bagian kosong Mading sekolah yang jarang diperbaharui itu. Dan setelah brosur ditempel pun, hampir tak ada yang Memedulikannya. Karena seperti hafal diluar kepala, bulan Agustus memang selalu ada pengumuman seperti itu. Dan kali inipun, pengumuman itu terpampang jelas di mading sekolah yang hampir tidak pernah diperbaharui.

Mading itu terletak disalah satu lorong yang selalu dilewati siswa ketika hendak ke kantin. Tapi dari seribu dua ratus siswa, mungkin hanya kurang dari sepuluh yang membacanya.

Jam istirahat itu, Rena jalan berdampingan dengan sahabat karibnya, Putri. Ia akan menuju kantin belakang sekolah. Yap, meskipun ada dua kantin disini, Rena dan putri lebih sering berjelajah ke kantin belakang. Alasannya simpel, ia ingin ke kantin yang tidak jauh dari kelasnya. Dan otomatis, mereka akan melewati Mading kusam sekolah itu.

Putri hanya menoleh pada selembar kertas baru yang tertempel. Sama seperti murid lainnya, ia juga sudah hafal betul isi dari pengumuman itu. Meskipun ia tahu infonya dari sumber katanya-katanya. Sedangkan Rena, memerhatikan sisi Mading yang lain. Mading yang seringkali diisi oleh keisengan-keisengan murid kurang perhatian di sekolah. Kadang saja ada hal lucu yang tertempel disana, yang bisa membuat satu atau dua orang ketawa terhibur.

"Putri, tunggu." Kata Rena sembari menghentikan langkahnya disamping Mading.

"Hmmm.." Putri hanya membalas malas.

"Liat nih Put, Leo sama geng nya bikin ulah lagi." Kata Rena begitu antusias.

"Masa?"

"Iya sini, liat deh, lucu tahu."

Dengan terpaksa, Putri yang sudah berjalan didepan, kembali menghampiri Rena. Dan dengan aba-aba Rena, ia memerhatikan selembar kertas yang ditempel oleh orang kurang kerjaan tersebut.

Untuk Putri
Aku akan menunggumu seperti aku menunggu tim futsal SMA Cemara juara lagi.

Ttd, Leonardo Dicaprio

"Cih!" Putri hanya membalas malas. Dikira ia akan terkesima kali dengan cara seperti ini. Malah enek yang ada. Nama asli Asep Supriyanto aja belagu pake segala nyamar Leonardo Dicaprio. Emang sih dia sama komplotannya dipanggil Leo, tapi tetap saja, bagi putri, nama dia adalah Asep Supriyanto.

Ada sesuatu hal kenapa dia dipanggil Leo, tapi yang jelas, Putri gak mau ngasih tau sekarang. Dia lapar, mau ke kantin saja. Tapi baru maju dua langkah, ditarik lagi tangannya sama  si Rena.

"Put.. put.. Ada lagi,"

"Hhh.."

Kamu tahu kenapa putri kalo diartiin ke bahasa Inggris itu princess dan princess itu cantik? Jawabannya, karena Putri itu cantik.

Ttd, Asep Leonardo Supriyanto Dicaprio

Kali ini putri lebih senang. Bukan, bukan karena gombalan si Leo. Tapi karena Leo menggunakan nama aslinya di surat itu. Lebih gentle mungkin.

"Udah ah, gua laper. Nih, gua juga ngeliat ada surat buat lu, Ren." Putri membalas malas sembari menunjuk salah satu kertas yang ada di mading itu.

Dear Rena, tiga mangkok itu dua puluh satu ribu. Dua gelas itu sepuluh ribu. Sudah seminggu anak kecil ibu tidak minum susu. Mengertilah.

Kecap manis, Bu Broto.

Bu Broto adalah penjual bakso dikantin depan. Mangkanya rena gak mau ke kantin depan.
***

Masih soal pengumuman yang tertempel di mading itu, kini semua orang ramai membicarakannya. Dari meja pertama sampai meja terakhir di kantin, desas desus gerombolan yang membicarakan pengumuman itu   sayup sayup terdengar. Tapi putri dan Rena masih belom memerdulikannya. Mereka lebih memerdulikan perut yang lebih butuh perhatian. Mungkin, setelah makan, mereka baru akan membicarakannya. Mereka pun memilih meja yang masih kosong. Sementara, Rena menawarkan diri untuk memesan makanan. Putri pun diam menunggu.

Don't Look BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang