1. First Meet

674 56 2
                                    

Gadis itu berjalan tenang keruang Kepala Sekolah, setelah mengkonfirmasi. Kepala sekolah menyuruh seorang guru untuk mengantar si gadis.

Sang gadis berdiri di depan pintu kelas XI D, setelah mendengar instruksi ia memasuki ruang kelas itu. Saat memasuki kelas semua orang terpesona akan kecantikannya, siulan dan sorakkan pun tak terelakkan.

Suasanan kelas menjadi sangat berisik, hingga guru memukulkan  tongat rotannya ke meja. Hening. Kelas itu menjadi sangat hening.

"Ekhm...Baiklah, perkenalkan dirimu" Ucap guru itu pada sang gadis.

"Baik..., perkenalkan namaku Bae Irene. Mohon bantuannya," Ujar gadis yang bernama Irene itu sambil sedikit membungkuk.

"Kau boleh duduk disana" Guru itu menunjuk sebuah bangku kosong di dekat jendela.

Irene pun segera berjalan menuju bangku kosong itu, dalam perjalanannya ia dapat mendengar bisik-bisik yang meminta nomor telponya. Mengatakan ia cantik atau yang paling parah mengajaknya bercinta. Gila! Batinnya.

Setelah Irene menduduki bangkunya, suara sang guru kembali mengintrupsi.

"Kita akan mengadakan, festival tahunan minggu depan. Jadi kita akan bagi kelompok pasangan untuk menampilkan bakat seni kalian."
Para murid pun bersorak, semua pemuda berharap akan berpasangan dengan Irene. Si murid baru yang cantik.

Irene bingung, guru bilang harus berpasangan. Ia belum mengenal siapapun disini, ia bahkan tak tahu apa saja agenda festival tahunan itu.

Irene mengedarkan pandangannya ke sekeliling, ia melihat banyak pemuda yang menatapnya penuh harap. Sementara di sampingnya ada seorang pemuda yang terlihat dingin, gaya berpakaiannya juga aneh. Ia memakai kacamata bulat besar, dengan rambut klimis yang ditata sedemikian rupa.

Dengan ragu Irene bertanya pada pemuda disebelahnya."Maaf..., S-siapa namamu?" Sial, mengapa ia sangat gugup?. Apakah karna tatapan dinginnya itu?

"Oh Shixun" Jawabnya singkat.

"Itu.., maukah kau menjadi semacam guide tourku?" Tanya Irene memelas.

Ia menoleh "Tidak, kau tidak lihat banyak pemuda disana yang ingin menjadi guide tourmu" Tolaknya dingin.

Aku menelan ludah."Tapi mereka tidak normal sama sekali..." Irene menunjukkan puppy eyes terbaiknya pada Shixun.

Shixun menghela nafas pendek, sebelum mengiyakan permintaan Irene. Pasti masalah besar akan mendatanginya lagi. Semoga itu tak terjadi.
.
.
Yosh! Ini lebih baik. Yah walaupun si Shixun itu sangat irit   bicara, sepertinya karna ia tidak suka berbasa-basi. Tapi Shixun menjelaskan semuanya dengan detail.

Setidaknya aku aman jika bersamanya. Aku bertambah senang saat guru memasangkanku dengan Shixun. itu artinya aku tak perlu berurusan dengan pemuda-pemuda tak normal itu.

Kalian pasti bertanya-tanya kemana para gadis dikelasku?, dan mengapa aku tidak meminta mereka menjadi guide tourku. Yah.. itu karena mereka semua menatapku sinis, seolah aku ini gadis murahan yang menggunakan guna-guna untuk menarik perhatian para lelaki. Mana mungkin aku meminta mereka.Itu jawabanku.

Aku melirik jam tanganku, sebentar lagi istirahat usai. Dan Shixun berhasil menjelaskan semua padaku, tentu saja kami juga berkeliling. Ini menyenangkan. Aku hanya perlu menghafal jalannya lagi.

TENG TENG TENG

Bel berbunyi, kami pun berjalan menuju kelas. Saat perjalanan aku dan Shixun sepakat akan memulai latihan besok, hari minggu. Ya, hari libur, kami akan latihan dari pagi sampai sore. Terdengar menyenangkan untuk anak tunggal yang selalu kesepian sepertiku.
.
.
.
Author POV
Jam pelajaran telah usai sejak 5 menit yang lalu, semua anak bergegas pulang. Irene membereskan mejanya, setelah selesai ia hendak melangkah keluar. Namun tiba-tiba ia berbalik dan menggumam pelan kearah Shixun.

'Kutunggu kau besok!' Gumam Irene agak keras, tapi Shixun tak melihat kearahnya ia sibuk membereskan mejanya. Irene pun kesal, ia mengerucutkan bibirnya sebal. Irene segera berbalik dan melanjutkan langkahnya.

Tanpa Irene sadari, Shixun melihatnya. Ia tersenyum kecil, menurutnya Irene itu menggemaskan.

Tiba-tiba seseorang merangkul pundak Shixun, ia tersenyum sinis. Itu adalah Jaemin, Shim Jaemin. Pemuda licik yang beberapa bulan lalu membully Shixun, ya ia sekarang tak lagi membullynya. Karena Jaemin sudah bosan dan ingin mangsa baru. Tapi sepertinya Shixun akan kembali dibully, melihat semua pemuda di kelas juga  mengelilinginya.

Dibelakang sekolah Shixun di pukul bertubi-tubi oleh Jaemin, teman-teman sekelasnya hanya diam dan menatap Shixun dengan tatapan mengejek.

Pelipis Shixun berdarah, sudut bibirnya juga mengeluarkan darah, pipi kanannya membiru. Seakan belum cukup, Jaemin kembali memukulnya, kali ini bukan diwajah melainkan di perut. Shixun bahkan sampai memuntahkan darah akibat pukulan Jaemin yang terlalu kuat.

"Kau tahu apa kesalahanmu?!" Jaemin kembali menarik kerah baju Shixun, ia terlihat sangat marah. Sedangkan Shixun ia hanya menunduk, tubuhnya ambruk perlahan seiring dengan Jaemin yang melepaskan kerahnya.

"Kali ini kau ku maafkan, lain kali  jangan bersikap sombong. Seolah kau berhasil mendapatkan Irene, Jangan terlalu dekat dengannya!. Kau mengerti?!" Seru Jaemin keras.

Jaemin dan teman-temannya pergi meninggalkan Shixun sendiri. Shixun menatap kesal kepergian Jaemin, mengapa ia tak bisa membalas?!. Arggh menjengkelkan.

Shixun menyeka darah di sudut bibirnya dengan kasar, ia berfikir. Seandainya Shixun lebih kuat, mungkin ia bisa membalas Jaemin.
.
.
Irene POV
Aku sampai di rumah. Dengan langkah gontai aku berjalan menuju kamarku.

BRUKK

Aku menjatuhkan tubuhku di kasur, mencoba memejamkan mata sejenak. Selalu seperti ini, sejak ibu meninggal ayah lebih sering menghabiskan waktunya di kantor. Aku menjadi sangat kesepian.

Tapi tidak apa-apa, besok aku akan ke rumah Shixun seharian. Shixun bilang ia bisa menari dan aku juga bisa, jadi kami putuskan untuk menampilkan modern dance dalam festival. Ini pasti menyenangkan.
.
.
Saat ini Irene berada di rumah Shixun. Rumah Shixun sangat besar, bahkan lebih besar dari rumahnya yang sudah besar. Irene rasa Shixun adalah orang kaya

"Shixun, kau habis berkelahi ya?. Lihat! Pipimu membiru" Ucap Irene sambil menusuk-nusuk pelan pipi Shixun.

Shixun risih, ia tepis tangan Irene pelan. "Bukan urusanmu!, ayo kerjakan ini dengan cepat." Irene menjadi kesal, ia menggembungkan pipinya imut.

Mereka, Irene dan Shixun sekarang tengah melihat video-video dance di you*tobe. Mereka berdiskusi dan sepakat akan menampilkan lagu dan tarian buatan mereka sendiri.

Seharian itu mereka, berusaha membuat lagu dan tarian sendiri. Dan mereka berhasil, Irene dan Shixun sepakat akan menampilkan sexy dance dan lagu yang tak kalah sexy. Awalnya Shixun menolaknya, tapi akhirnya ia luluh dan meng-iyakanya.

Sisa waktu 5 hari mereka gunakan untuk terus berlatih, setelah pulang sekolah Irene selalu pergi ke rumah Shixun untuk berlatih.

Setelah 2 jam berlatih Irene berhenti sebentar karna lelah. Ia mengamati Shixun yang sedang melatih ekspresinya, selain gerakan tentu mereka juga harus melatih ekspresi agar menjiwai tarian yang mereka bawakan.

Irene tertawa kecil melihat Shixun yang sangat serius melatih ekspresinya sambil menari, ia rasa ada yang kurang.

Irene pun menyeringai jahat.
.
.
.
TBC

Namaku penaku Rhafin18, salam kenal!. Ini FF debutku di Wattpad, mohon dukungannya!!😁😁😁

Stay With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang