6. Fall

251 44 3
                                    

(Warn! Typo everywhere!)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Enjoy reading!^_^
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Lepaskan aku Sehun!, kumohon lepaskan aku!, hiks" Irene terus menangis saat tangannya ditarik paksa oleh Sehun.

Sehun menariknya menuju basement, dengan gerakkan cepat ia mendorong Irene masuk kedalam mobilnya.

BRAKK

Irene memejamkan matanya erat saat mendengar pintu mobil ditutup dengan keras.

Sehun segera masuk kebagian pengemudi, ia menoleh sebentar kearah Irene. Deg!, gadisnya...gadisnya menangis dan itu semua karenanya.

Sehun rasa ia harus segera menghapus air mata gadisnya, dengan cepat ia menjalankan mobilnya.
.
.
.
Pikiran Irene kacau, Sehun...pria itu entah mengapa seolah membuatnya hancur. Ya perasaannya hancur, Shixun...bukan Sehun ia terus meyakinkan dirinya.

Ia memejamkan matanya erat-erat berharap semua ini akan berakhir, berharap semua ini hanya mimpi buruk. Tapi saat ia merasakan mobil berhenti dan membuka mata, Irene sadar semua ini nyata. Cinta pertamanya...telah mati.

"Keluar." Suara dingin itu terdengar setelah pintu mobil dibuka.

Irene mengatur nafasnya, sebisa mungkin agar isakannya tak terlalu terdengar. Ia dengan perlahan keluar dari mobil.

'Dimana?' Batin Irene saat melihat sekelilingnya, ia seperti berada di pinggir danau.

Gadis itu terlonjak kaget saat Sehun merengkuhnya dalam sebuah pelukan, Irene masih dalam mode kaget dan bingung. Matanya sembab dan hidungnya memerah, lihatlah betapa kacaunya ia saat ini.

"Maaf, maafkan aku..." Sehun mengusap rambut belakang Irene pelan.

Saat ini Irene merasa jatuh dalam perangkap yang sama, Irene  tahu sangat tahu bahwa kali ini ia tidak  akan mudah lolos kali ini.

Sehun melepas pelukan itu dengan tetap memegang lengan Irene, tangan kanannya terangkat  mengusap sisa air mata di pipi sigadis.

"Aku..hanya ingin bersamamu lebih lama, wartawan itu juga pasti akan mengejarmu. Maafkan aku membuatmu terluka, apakah sakit?" Sehun dengan sangat berhati-hati memeriksa tangan Irene  yang tadi ditariknya dengan paksa.

"Maaf Tuan Oh, saya bertanya-tanya apa setelah semua ini tuan mau melepaskan saya?" Irene berucap dengan penuh keberanian, tapi pertanyaan Irene membuat Sehun menyerengit tak suka.

"Tidak, kau harus terus berada disisiku."

"Itu tidak mungkin direktur, saya punya NCT untuk dijaga." Sehun menggeram, ia tak suka jika Irene menggunakan bahasa formal padanya.

"Berhenti bicara formal padaku, Irene!"

"Tapi anda adalah atasan saya.." Sehun mencengkram lengan Irene kuat.

"Appo" Rintih Irene kesakitan.

Sehun yang tersadar akan perbuatanya pun dengan cepat melepaskan cengkramannya.

"Aku..akan mengantarmu pulang."
.
.
.
.
.
"Baechu~kau benar-benar akan berhenti?" Tanya Yein sedih, ia tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi diantara Direktur dan Irene.

Beritanya sudah mulai tersebar, publik berasumsi Irene adalah kekasih Direktur Oh. Tapi walaupun begitu seharusnya Irene tetap bekerja disini. Yein tak ingin Irene pergi, akan sangat repot jika harus mengurus semua member NCT tanpa Irene.

"Ya, ayahku yang menyarankannya."

"Tapi...NCT membutuhkanmu!" Yein menatap Irene dengan tatapan memohon.

Stay With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang