Mungkin sudah saatnya aku pergi. Karena wajah tampan tuan rumah ku ini sudah mulai lelah. Iya lelah menghadapi tamunya yang satu ini:v
Aku tahu kamu ingin menyudahi semua ini tapi kamu tidak tega bukan? Hati kamu memilih diam untuk tidak menyakiti. Tapi ingatlah tuan rumahku, diammu menyakitiku. Seharusnya jika kamu menginginkanku untuk pergi maka katakanlah bukan diam seperti itu. Karena sesuatu yang ditahan itu tidak mungkin membuat hati tenang bukan?
Aku pun mencoba untuk mengikhlaskan semua yang akan terjadi. Melepaskan tidak semudah yang dibayangkan bukan? Tapi aku lebih menunjukan kedewasaanku dengan beranjak dari rumah hatimu itu. Memang sulit sekali rasanya beranjak dari rumah hatimu itu. Rumah yang sudah aku huni selama 6 bulan itu.
Aku membuka hatiku untuk membiarkan kamu pergi, pergi mencari kebahagian yang baru. Karena dengan adanya aku dikehidupanmu tidak membuatmu bahagia. Aku tahu. Bahagiamu dia kan? Aku mencari kunci hatiku dengan susah payah hanya untuk kamu. Hanya untuk membiarkanmu pergi. Melepasmu itu sangat berat bagiku tapi apalah daya ku yang tidak bisa memberimu sebuah kebahagiaan.
Sebelum kamu pergi, aku akan pergi terlebih dahulu. Karena aku tahu ditinggalkan itu hanya akan memberi luka tapi tidak untuk kamu bukan? Iya tidak untuk kamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HITAMKU YANG TERSEMBUNYI
Historia CortaTentang dia yang mempunyai titik gelap dihatinya. Ketika telinga sudah tidak ada yang mampu mendengar dan memahami ceritanya ada mata yang mampu membaca ceritanya.