**
"Eh, kak Yan!"
Langkahku terhenti dan cowok itu juga terhenti saat Vina memanggilnya. Cowok itu tersenyum ramah, Aku melirik kearah Vina. Rupanya Vina mengenal Yan. Cowok yang terkenal raja gombal disekolah ini.
Saat ini adalah jam istirahat pertama dalam hari pertama sekolah. Aku tidak ada sedikitpun niat untuk melirik Yan, tapi sekejab kemudian kami saling tatap walau sedetik saja aku sudah salah tingkah dan menundukan kepalaku. Ya, aku adalah anak yang tidak banyak omong. Katanya sih gitu..
Aku mendengar Yan terkekeh pelan dan memulai bicara "Vina, lo sekolah sini?" Tanya Yan.
"Ya, gue sekolah sini. Kak Yan mau kemana?"
"Gue mau ke kelas, biasa anak pintar pasti dikelas terus!" Yan menepuk buku yang ia bawa dengan telapak tanganya sehingga aku mendongak pelan melihat wajah Yan yang sedang tersenyum itu.
Stop! Bisa bisa aku kepikiran terus kalau lihat Yan terus!.
"Sok banget sih, oh ya kenalin temen gue. Dinda"
Cih ! Vina selalu saja begitu. Ia selalu mengenalkan diriku dengan cowok cowok yang tidak kukenal.
"Dinda? Liat gue dong, dari tadi nunduk mulu"
Yan memang betul raja gombal. Lihatlah pipiku sudah memerah seperti ini "Lo gak pakek Blush on ya? Pipi lo merah"
Mati !! .
Dia tau jika aku sedang merona. Aku langsung meninggalkan kedua cewek dan cowok itu. Mereka membuatku malu saja. Aku terus menerus mendengar jika Vina memanggilku, tapi biarlah.
..
Cukup jauh jarakku dengan Vina yang sedang bicara dengan Yan. Aku pun dengan pelan melangkahkan kakiku kedepan tanpa melihat kearah depan, tapi tatapanku melihat tali sepatuku yang terlepas.
Aku hendak berhenti tapi sayangnya aku menginjak taliku sendiri dan aku pun..
Ya, aku tidak terjatuh bahkan aku menabrak seseorang dan mendengar jeritan lirihnya seperti cowok. Aku membuka mataku pelan saat itu pula aku berada di pelukan cowok itu !.
"Aaaa!!"
Jeritku, aku melihat ujung seragam cowok itu, ternyata cowok itu terduduk dan aku dipangkuannya. Astaga !.
"Lo kalau jalan pakek mata dong!"
Cowok itu marah tapi dengan bicara dingin, dia menyusulku berdiri. Aku mendengar dia berdecak pelan. Aku hanya bisa menundukan kepalaku.
"Lo siswi yang pertama berani nabrak gue!"
Aku terdiam, aku kembali mendengar dia sedang menghembuskan nafasnya dengan kasar dan aku hanya bisa memainkan jari jariku dan menggigit bibir bawahku, sakit sih. Tapi aku takut juga dimarahi oleh Cowok tenar itu.
Wildan..
Dialah yang kutabrak. Dia meninggalkanku sendiri dan ia berjalan menuju arah keberadaan Vina dan Yan. Aku menghembuskan nafasku pelan dan berusaha untuk mengatur pernafasanku akibat Wildan. Aku pun kembali berjalan menuju kelasku, tapi sebelum itu aku mengikat tali sepatu dengan rapi dan mulai berjalan kembali.
Aku menuruni anak tangga ini menuju ruang kelasku, aku berjalan dengan santai sendiri. Telapak tangan kananku bergesekan dengan dinding putih ini. Aku mendelik dan mengerjab berulang kali saat Yan berada didepanku.
Yan. Iyalah Yan raja gombal itu, siapa lagi coba?.
Aku kembali nunduk, benar benar cewek penakut diriku ini. "Jangan nunduk, Please. Jelek tau kalau nunduk!"
Yan menggapai daguku dan mendongakan kepalaku, dan kini kami saling tatap dan aku melihat jelas gigi gingsulnya. Ah! Dia terlihat sangat lucu dan... menyebalkan !.
Aku menghempas tangan Yan dari daguku dan aku kembali canggung. "Bisa minta nomer telfon?"
Dia meminta nomer telfoneku, tapi aku tidak ingin menyebarkan no telfonku. Dan juga aku tidak ingin mendengar kalimat "Dinda anaknya sombong amat, masa minta no aja gak dikasih!".
Tapi..
"Bisa gak?" Yan memubarkan lamunanku. Entah kepalaku sedang koslet atau gimana, setelah mendengar omonganya Yan kepalaku mengangguk. Dia pun mengarahkan handphone nya dan aku mulai membuka pelan handphonenya.
Aku pun memberi handphone nya kembali saat aku sudah menulis nomer telfoneku. Dia pun tersenyum dan mengacak pelan rambutku seraya meninggalkanku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slow Mention.
Romance"Gue mau lo gak nganggep gue sebagai kakak lo doang, gue pengen lo jadi pendamping hidup gue." Yan melingkarkan tangannya dipinggangku, aku terdiam dan menunduk. Kaki kami masih berdansa tenang "lo mau jadi pacar gue?" Aku mendongak dan ternyata Ya...