5

7 1 0
                                    

**

"Yang tadi malem itu siapa Din?" Tanya Bagas.

Aku tertegun dan langsung menghentikan kunyahan makanan ku yang aku makan, aku menatapnya dengan wajah sedikit malu. Jujur Bagas memang suka jail padaku, umurnya tak jauh dariku tapi kemungkinan ia sepantaran dengan Yan.

Aku mengalihkan pandangan kearah papa dan mama. Mereka tersenyum jail padaku. "Apaan sih" aku mengambil airminum itu dan meminumnya, tanganku mengambil tasku yang aku taruh dibawah.

Tok..tok..tok!!

Pintu terketok menandakan ada tamu sepagi ini, mama bangkit dari duduknya dan membuka pintu. Tisu itu ku usapkan di bibirku yang celemotan coklat. "Pa, kak aku berangkat dulu ya!" Aku berdiri dan refleks menyalimi tangan papa dan Bagas.

"Gue anter?" Tanya Bagas, aku menggeleng dan membenarkan seragamku terlebih dahulu "gak, nanti sampai disekolah banyak yang ngira kalau lo pacar gue" celotehku, papa hanya terkekeh melihat aku mengejek Bagas, ya kebiasaanku.

Aku berjalan kearah pintu melihat mama sedang berdiri ditengah pintu, tanganku menggenggam handphoneku yang sedari tadi bergetar tapi biar saja. Aku melengos pelan dipinggir mama dan tetap fokus pada tali tasku yang sedikit lecet ini "ma aku berangkat ya, soalnya udah telat nih" aku membenarkan tali ini pun selesai dan mencangklok nya kembali.

Rambutku ku kuncir kuda dan seperti biasa hanya poni panjang ini yang sedikit membelai pipiku.

"Tolong ya nak jaga Dinda baik baik disekolah. Dia anak yang cengeng" aku terkejut dengan kata kata mamaku. Aku mendongak dan sangat susah menelan ludahku sendiri, ternyata Yan menjemputku.

Oya, aku lupa dengan semalam jika ada yang mengirimku pesan singkat dan ia ingin menjemputku sekolah, rupanya dialah Yan.

"Hehehe.."kekeh Yan. Kini mama masuk dan sebelum itu mama mengecup keningku, membuatku teringat kejadian tadi malam Yan mengecup keningku.

Jujur aku memang dilarang untuk ciuman dengan cowok mana pun itu, tapi Yan adalah FirtsKiss ku. Dialah yang pertama menciumku ya walaupun itu hanya dikening dan ini tidak bisa dijelaskan bagaimana perasaanku tadi malam.

"Mau berangkat gak?" Aku tersentak saat Yan menyentuh pundakku dan ya ternyata aku melamun, dan aku pun mengangguk dan kakiku mengayun kearah mobil Yan. Yan membuka pintu untuk diriku, aku masih berdiri dan menatapnya sekilas. Perlakuannya padaku seperti cowok yang menyanyangi kekasihnya, tapi ini aku anggap biasa karena aku tau jika Shelly adalah pacar Yan.

Ya seharusnya aku tidak perlu menyimpan harapan.

Brukk!!

Yan menutup pintu mobilnya, ia berjalan berputar dan memasuki mobil juga. Aku hanya diam dan memainkan handphoneku saja. Aku membuka akun sosmedku dan yang terutama adalah Instagram, akun sosmed favoriteku.

Foto foto ini membuat dadaku terasa sesak tapi biarlah, dia bukan apa apaku melainkan ia hanya kakak kelasku. Lihatlah banyak sekali foto editan yang Fans Yan buat, mereka mendempet dempetkan foto Yan dengan Shelly.

"Lo cemburu?" Tanya Yan, aku menoleh dan menggeleng cepat. "Eng_enggak kok" gugupku pun muncul kembali.

"Shelly itu anak SMA DHARMA 1 JAKARTA dia itu mantan gue, tapi banyak yang jodoh jodohin gue lagi sama dia" jelasnya. Aku pun mengangguk tanda aku mengerti.

"Terus kenapa putus?"tanyaku. Dia menoleh dan menghempaskan nafas sangat beras, sinar matahari ini sudah terlihat tapi entahlah aku lebih penasaran dengan cerita Yan.

"Dulu gue pacaran sama dia udah 4bulan dan itu berjalan lancar, tidak ada masalah apapun. Gue udah ajak dia dijenjang lebih serius, maksud gue tunangan sama dia tapi dia tolak gue dengan cara kasar. Gue diemin dia selama 2 bulan tapi dia cuma biasa biasa aja, kisah gue sama dia makin gak jelas dan ditambah lagi masalah keluarga gue yang baru baru nimpa dibulan lalu.

Gue hibur diri gue dengan cara gue datang di bar. Gue nyewa salah satu cewek yang paling mahal di bar, gue setuju dan besoknya gue dateng lagi di bar itu dengan alasan gue mau ketemu sama cewek itu. Gue duduk dan menunggu cewek itu datang, gue pakai masker mulut dan tak lama

Cewek itu datang dengan pakaian sangat sangat sexsy menurut gue, dia mendekat dan yah gue sudah melihat wajahnya dengan jelas ternyata gue gak nyaka cewek yang gue sewa itu adalah Shelly pacar gue sendiri" nafasnya terdengar sangat sesak, aku mengganti posisi duduk ku menghadap dirinya dan menunggu obrolan ini lanjut.

"Dia duduk dipinggir gue dan dia langsung nyandar didada gue, gua langsung buka masker mulut gue dan gue berdiri gue lihat wajahnya kaget banget, gue bentak dia dengan halus tapi sedikit mencacinya. Dia cuma netesin airmata dan cuma minta gue dengar penjelasan dari gue tapi yah gue minta kita putus dan 5bulan sudah gue gak pernah ketemu dia bahkan gue gak kontack lagi sama dia"

Aku mengangguk mengerti, tanganku masih saja menggenggam handphoneku. Aku melihat sekitarku dan ternyata kami berdua terjebak macet, ya terpaksa kami hanya bisa pasrah dengan keadaan "tapi lo masih sayang Shelly?" Tanyaku.

"Gak, gue udah gak sayang sama dia" jelas jelas nada bicara Yan sangat terpaksa, mungkin ia masih menyimpan rasa sayang dihatinya..

***

Sesampai disekolah aku pun turun begitupun dengan Yan, aku menoleh kearah Yan yang sedang merapikan rambutnya di kaca mobil milik orang.

"Gak sopan banget sih lo !! Minggir gak?" Bentak cewek yang berada didalam mobil itu, Yan terkekeh tanpa harus beralih tempat "gue udah ganteng belum?" Astaga hal ini membuatku ketawa.

"Please ya Yan, lo selalu ganggu gue lo suka sama gue?!" Tanya cewek yang sudah memerah wajahnya akibat amarahnya "ih, GR banget sih lo!" Yan langsung berjalan kearahku dan menggandeng tanganku.

Semoga saja ia tidak mendengar detak jantungku.

***

"Ih, centil banget sih tu Dinda. Baru aja kenal"

"Iya tuh, sok kenal banget"

"Gila cewek gila"

Cacian itu sudah ku dengar dari tadi semenjak aku berjalan bersama Yan menuju kelas, Yan mengantarku sampai didepan kelasku. Ia ingin mengecup keningku lagi tapi aku menahannya, sungguh itu akan membuatku tidak fokus kepelajaran lagi. Yan pun pergi kekelasnya.

Aku masuk ke kelas dan semua tatapan kearahku, aku menoleh kearah Vina. Vina tersenyam senyum sendiri menatapku. Aku ikut terkekeh karena tatapan Vina membuatku ingin tertawa "apaan sih?" Tanyaku saat aku sudah duduk dipinggir Vina.

"Ciee Ciee Ciee!!" Satu kelas menyoraki ku dan disaat itu aku menoleh kesana kemari. Entahlah padahal tidak ada yang romantis saat ini. "Kenapa tadi gak terima aja kecupan kening kak Yan?" Oh my good!!.

Aku terkejud dan hanya bisa menahan meronanya pipiku, malu bercampuran gugup.

"Dinda !! Lo dicari kak Wildan..!!"






****

Slow Mention.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang