**
"Gue cuma mau kasih ini"
Aku mengambil undangan kecil ini dari tangan Wildan, rupanya ini undangan pesta kecil dan ini dari kak Anha yang sedang digosipkan berpacaran dengan Wildan. Jika kejadian kemarin yang diMall itu aku anggap hanya sandiwara Wildan "thanks" ucapku.
Wildan pun pergi dari kelasku, aku kembali duduk dan membuka undangan ini. Rupanya ada acara berdansa dan dari jam 7 malam sampai jam 11 malam. Aku menoleh kearah Vina yang sedang sibuk dengan Ghina, teman dibelakang bangku ku. Aku berbalik badan dan ikut berbicara ke3 temanku.
"Lo pacaran ya sama kak Yan? Dinda? Gue sumpah gak percaya, padahal disini kak Yan jarang banget nerima cinta ce--" aku langsung memotong pembicaraan Ghina si penggemar cogan alias cowok ganteng.
"Enak aja gue nembak dia, gak keles. Dia cuma temen kok" dia langsung mengangguk angguk mengerti "kalian dapet undangankan?" Mereka langsung mengeluarkan semua undangan mereka.
Rupanya kak Anha mengundang 1 sekolah kecuali gurunya saja yang ia tak undangan bersamaan dengan petugas petugas disekolah ini.
**
3jam berlalu aku didalam kelas, aku keluar bersama Vina, Ghina dan Fikha. Aku melirik kearah belakang melihat ketiga cewek yang sedang berpose dengan handphone nya, aku tau jika mereka adalah tipe yang alay.
"Eh, nanti malem gue mau pakai baju dress gue deh"
"Gue juga yang warna biru itu bagus banget deh"
Aku mendengar ocehan para siswi yang baru saja melintas dihadapanku, aku mendengus ternyata aku tidak punya baju dress. Semuanya celana dan baju dress ku hanya 1/2 begitu saja. Mungkin baju dress ku saat ini sudah tak cocok dengan bentuk tumbuhku, aku gendut. Emang sih!. "Kekantin yuk, gua laper nih" ucap Ghina.
Aku dan ketiga temanku pun berjalan kearah kantin, sesampai dikantin rupanya bisa dibilang ini pulau manusia. Semua siswa siswi berada dikantin, tapi salah satu mereka adalah menjalan tugas dari guru dan mereka kelas XI saja.
Aku, Ghina, Vina dan Fikha pun duduk dikursi yang tak jauh dengan tukang bakso dikantin. "Lo tau gak besok hari minggu Meet N Greet'nya kak Yan lo dibekasi. Kalian besok ikut gak?" Ujar Fikha dengan heboh.
"Gue mah selalu ikut kalau ada MnG nya kak Yan"balas Ghina dengan santai. Rupa rupanya kedua sahabatku ini adalah fans berat ke Yan dan mereka pernah berkata jika dari SMP mereka sudah mengidolakan Yan, padahal hanya selebgram, apanya yang bagus?.
Dreet...
Handphoneku bergetar kembali, aku mengambilnya disaku bajuku. Sebuah pesan singkat dari nomer yang tidak aku ketahui.
hay, pacarnya Yan ya?inget, Yan milik gua jadi kalau lo deketin dia kelar hidup lo!
Siapa dia? Dari mana ia dapat nomer telfonku?
"Hai! Gue boleh gabung?" Yan berteriak membuatku terkejud dan langsung menggenggam handphoneku dengan sangat erat sekali "boleh boleh boleh kak, awas Vina lo duduk disana biar kak Yan duduk dipinggir gue!" Ghina mengusir Vina duduk dipinggirku, Vina berdecak kesal langsung menyonyor kepala Ghina dan Fikha "apaan sih kalian, gue udah cup disini ya udah" ujar Vina dengan kesal.
"Ya udah kak, sama Fikha aja duduk dibangku sana yuk!!" Tapi Yan tidak menghiraukan mereka bahkan dia langsung berjalan kearahku dan tangannya hendak mengambil handphoneku.
Aku langsung menyembunyikan handphoneku kebelakang tubuhku dan mendongak, Yan sangat tinggi dan aku perlu mendongak seperti ini. "Ap-apaan sih?" Tanganku memegang pergelangan tangan Yan, tapi justru Yan langsung menggenggam tanganku. "Gue mau liat Din" dia memanyunkan bibirnya.
Aku menoleh ke Vina rupanya Adam tengah membujuk Vina yang sedang ngambek, ya memang dari tadi pagi Vina tidak sesemangat seperti biasa. Semua pandangan mengarah ke diriku dan Vina, karena kedua kakak tenar ini sedang berada didekat kami.
Tangan Yan menoel sekilas pipi chubbyku ini, aku menepis pelan dan kembali menahan tangan Yan agar tidak memaksaku untuk mengasihkan handphoneku. "Enggak ada apa apa" ucapku memasukan handphoneku kesaku baju, jadi Yan tidak berani mengambilnya. "Gue yang ambil atau lo yang ngambilin?" Goda Yan dia duduk dipinggirku sambil melihat handphoneku yang disaku baju "apaan sih! Ngaco banget"usirku.
Dia memasang mimik wajah yang memelas dan akhirnya akupun mengasih handphoneku ke Yan dengan terpaksa "jangan dibalas nomer itu, entar gue beliin yang baru" raut wajahnya yang tadi berseri seri sekarang kerut tak terduga.
Handphoneku pun kembali ke diriku sendiri, tangannya membelai rambutku dan berkata sangat halus layaknya sepasang kekasih "ikut MnG gue di bekasi ya besok" aku menoleh ke Ghina dan Fikha sedang menyanggu dagunya dengan greget sedangkan Vina sedari tadi dibujuk oleh Adam. "He.em" balasku dengan deheman dan anggukan saja.
"nanti malem keluar yuk"ujar Yan dengan pelan. Oh ya tuhan ampuni hayati kalau hayati baper kek gini!!!.
Stop!
Kenapa aku jadi lebay kayak gini? Hahh!!
"Kemana?" Aku menoleh kewajahnya yang sedang senyum lesung pipi yang menghiasi membuat wajahnya semakin...ya kalian tau.
"Makanya kalau punya cewek jangan bikin kesel mulu! Karma kan Vina gak mau tenang tenang!!" Yan berdiri dengan satu hentakan saja, menatap Adam dengan wajah jailnya padahal ia belum menjawab pertanyaanku barusan "Vina yang cantik jangan ngambek dong, tambah cantik tu mukannya kalau ngambek" aku menoleh kearah Vina dan Vina menahan tawa dengan menyembunyikan merona dipipinya. Aku akui jika Yan adalah raja gombal sesungguhnya.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Slow Mention.
Romance"Gue mau lo gak nganggep gue sebagai kakak lo doang, gue pengen lo jadi pendamping hidup gue." Yan melingkarkan tangannya dipinggangku, aku terdiam dan menunduk. Kaki kami masih berdansa tenang "lo mau jadi pacar gue?" Aku mendongak dan ternyata Ya...