Senja mulai merangkak turun di ufuk barat, tetapi Kira belum juga menampakkan batang hidungnya.
Arin -bunda Kira- terus mundar mandir di depan pintu menunggu kepulangan putri kesayangannya itu."Karell" teriak Arin
Setelah itu dia mendengar suara orang menuruni tangga dengan terburu-buru"Kenapa Bun?" Tanya Karel dengan tampang bangun tidurnya
Arin menghela nafas berat "Rara kemana Rel?kenapa jam segini belum pulang" Raut khawatir tak terlepas dari wajah cantiknya.Rara adalah panggilan Kira di rumah. Dia benar-benar khawatir dengan Kira,sebelumnya dia belum pernah pulang sesore ini. Biasanya Kira pasti menghubungi dia atau anggota keluarga yang lain tetapi sekarang tidak, dan itu yang membuat pemikiran buruk bersarang di kepalanya
Karel menguap sebentar lalu menatap Arin yang sedang bersedekap di depan pintu "Tadi dia bilang latihan basket Bun,dan dia nyuruh Karel buat jemput kalau udah selesai"
"Jadi kamu ninggalin Rara dan lebih milih tidur di rumah?sepupu macam apa kamu" Arin menjewer telinga Karel keras
"Aw ampun Bun lepasin dong,iya iya Karel nyari dia sekarang" mendengar itu Arin langsung melepas jewerannya
Karel mengusap-ngusap telinganya yang terasa panas "Pantas aja Kira galaknya gak ketulungan,ternyata faktor keturunan" gumam Karel
Arin yang mendengarnya langsung melotot "Apa kamu bilang ha?"
Karel langsung gelagapan dan ngacir keluar rumah. Arin hanya geleng kepala melihat tingkah Karel yang masih seperti anak-anak. Dia memilih untuk duduk di sofa karna lelah terlalu lama berdiri
"Kenapa kamu balik lagi?" Tanya Arin yang melihat Karel mengendap-ngendap masuk ke rumah
Karel nyengir kuda "Kunci mobil belum Karel ambil" jawabnya
Kemudian dia berlari ke atas mengambil kunci mobil dan handphone"Karel pergi dulu Bun,Assalamu'alaikum" teriak Karel
"Wa'alaikumussalam"
Setelah duduk dengan nyaman di dalam mobil,Karel memilih menghubungi sahabat Kira agar bisa membantunya. Tetapi Syifa dan Ucup tidak menjawab telfonnya satupun,entah mereka sangaja atau apa Karel tidak tau. Dia terpaksa pada pilihan terakhir menghubungi sahabat Kira yang benar-benar dekat dengan gadis itu.Jujur Karel mulai merasa khawatir akan keadaan Kira. Dari tadi Karel sudah mulai menghubunginya tapi hanya suara operator yang terdengar.
Karel menghela nafas,kemudian dia menekan nomor seseorang
"Hallo"
"Hallo La,sekarang lo dimana?"
"Gue di rumah Rel,kenapa?"
"Oke tunggu lima menit,gue otw rumah lo" Karel mematikan sambungan sepihak dan menancap gas menuju rumah Qila
Qila memandang handphonenya heran "Ni anak gak habis obat kan?" Tanya Qila. Dan dia memilih bersiap-siap karna Karel sebentar lagi datang
****
Suara isakan Kira memenuhi ruangan UKS yang gelap. Dua anak manusia itu sedang terduduk di lantai yang dingin."Udah Ra berhenti nangis udah satu jam lo nangis terus"
"Diam lo!semua ini gara-gara lo tau gak" ucap Kira dengan suara serak,dia menghirup ingus yang sudah mulai menutupi saluran pernafasannya
Rean hanya menghela nafas pelan,sudah satu jam mereka terjebak di UKS. Rean sudah mendobrak pintu itu berkali-kali tetapi tidak membuahkan hasil. Dia juga sudah berusaha memanggil penjaga sekolah dengan berteriak dan menggedor pintu, karna letak UKS diujung maka itu semua terasa sia-sia. Hp Rean tertinggal di mobil sementara HP Kira sudah kehabisan daya. Mereka hanya bisa menunggu pertolongan berharap ada seseorang yang menolong mereka
KAMU SEDANG MEMBACA
Andrean
Teen FictionBertemu denganmu adalah takdir Berteman denganmu adalah pilihan Tetap bersamamu adalah impian Ini kisah tentang Rean dan Kira,dua remaja yg masih mencari arti cinta sebenarnya. Ego,sahabat,dan keluarga,menjadi bumbu tersendiri di cerita ini "Walaup...