"Terima kasih telah mencintaiku. Aku juga mencintai kalian."
Kalimat itu lolos begitu saja dari bibirku. Aku tersenyum kelu saat mengatakan hal itu. Menyadari fakta yang terus berteriak bahwa hari ini, di sini, dan waktu ini juga kami telah memenuhi pencapaian kami. Sambil menahan tangis, aku memegang mic dengan begitu erat. Melihat semua member menangis, aku merasa begitu berat. Bagaimanapun kami telah mengalami semua itu bersama.
Tahun demi tahun yang kami lewati sangat berharga. Terlebih handphone yang berada dalam genggamanku adalah sarang kenangan kami selama beberapa tahun ini. Setiap aku membuka handphone untuk sekadar melihat beberapa chat tetapi tanganku secara otomatis membuka galeri dan berakhir menangis dalam diam. Terlalu banyak kenangan yang kami ciptakan. Kami sudah seperti keluarga, dan mungkin ini adalah pertemuan terakhir kami sebelum menjalani hidup kami masing-masing.
Aku melihat Yoongi Hyung dan member lain menangis, aku juga ingin. Tapi dari awal, aku menginginkan konser terakhir kami begitu menyenangkan tanpa tangisan. Bagaimana pun juga, semua orang benci perpisahan, begitu pun aku.
Bertahun-tahun bersama ARMY, aku sangat bahagia. Aku sering membuat video tanpa suara beberapa detik kemudian menguploadnya di twitter, dan respon yang diberikan begitu besar. Walau sebagian besar dari mereka adalah ARMY inter yang aku tak tahu mereka mengatakan apa, aku senang melihat respon mereka.
Kadang aku berpikir, "Apa itu cukup? Apalagi yang harus aku lakukan?"
Tetapi seketika semua member menjawab, "Ah, kau bahkan selalu memanjakan ARMY juga Jimin stan. Kau terbaik, Jim."
Aku tersenyum begitu lebar.
Namun, beberapa hari ini aku merasa sedikit murung. Aku beberapa kali mengupload video dan selalu saja ada ARMY yang bertanya, "Oppa, apa kau merasa sedih?"
Ya. Aku sedih. Aku bahkan menangis dalam diam saat membaca mention itu.
Bukankah wajar ketika kau akan meninggalkan orang yang kau sayangi, seakan dunia akan berakhir. Kau hanya bisa meratapi kepergiannya. Menangis dalam diam, tanpa berbuat apa-apa. Berusaha untuk menahannya adalah suatu kesia-siaan.
Pada akhirnya, mereka akan pergi. Menemukan jati diri mereka masing-masing.
Begitu dengan kami, semua member telah tumbuh dewasa. Tak selamanya kami akan terus bermusik. Tak selamanya kami akan terus melakukan dance di atas panggung demi menghibur ARMY. Kami akan berpisah, memilih jalan hidup kami masing-masing.
Dan sampai saat ini.. aku adalah Jimin BTS. Walau yang dinamai "Farewell Party" tapi aku merasa ini adalah awal dari hidupku yang baru. Sebagai Park Jimin. Tetapi tetap saja, aku tak akan melupakan semua kenangan ini.
Bangtan's Last Stage, bagaimanapun ini adalah konser yang menyenangkan walaupun yang terakhir bagi kami. Terima kasih, ARMY.
-Talk Time: Park Jimin's POV-
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangtan's Last Stage | ✔
FanfictionSemua akan berubah. Setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan. Hanya tentang waktu dan hati. april 18, 2017. republished: feb, 2018. copyright © bubblesyoon, 2018