| i'am stay in here |.08

39 10 3
                                    

☆Hal yang tak terduga.

"Dik,siapa noh ? Dari tadi gedor-gedor pintu kamar lu. Berisik!" tanya Fandi yang mulai teganggu.

"Paling adek gua udah biarin. Dia lagi kumat"jawab Dika yang asik bermain ps.

Mereka tidak memperdulikan. Tetapi,Nadia terus memanggil. Dan,itu membuat konsenstari Fandi buyar.

"Dik,buka sono berisik tau! Gua ngga konsen mainnya."keluh Fandi.

"Lu aja sono" jawab Dika singkat.

"Kaya nya emang harus gua dobrak deh"pikir Nadia.

Nadia mulai menghitung.

1....

2...

Saat kehitungan ke 3 Nadia sudah memasang kuda-kuda siap untuk mendobrak.

3.... Tiba-tiba pintu terbuka dan Nadia tidak bisa mengerem mendadak.

Brukk...

"Aduh...Bang kalo orang manggil tuh..."perkataan Nadia terhenti.
Saat matanya bertemu dengan mata Fandi. Nadia terbawa, dalam hangatnya mata Fandi.

"Ehm.." dehaman Fandi menyadarkan Nadia. Tanpa pikir panjang,Nadia langsung bangun.
Jantung Nadia memompa sangat cepat bahkan, detak jantungnya tidak bisa dikontrol.

"Lu kenapa sih dek?! Rusuh banget gedor-gedor kamar orang!" Kata Dika yang memarahi Nadia.

"Ya~~ya lu bang ngapain teriak tadi !? Kan gua jadi panik"jawab Nadia yang menahan malaj.

"Yang teriak itu bukan gua tapi si Fandi " jelas Dika.

"Ouh.." jawab singkat Nadia. Dan langsung pergi dari kamar Dika.

"Maaf." Kata Fandi.

Satu kata itu membuat langkah Nadia terhenti membuat Nadia berbalik badan dan membuat  jantung Nadia tidak karuhan.

"Buat apa ?" Tanya Nadia dengan memasang wajah sok jutek.

"Buat tadi." jawab Fandi.

"Ouh."jawab singkat Nadia. langsung pergi dari kamar Dika.

"Dia emang gituh Ndi sok jual mahal" Kata Dika" udah sini lanjutin main nya"ajak Dika.

"Dik,kayanya gua mau balik aja. Udah sore." Kata Fandi mengambil tasnya.

"Ah...ngga seru lu Ndi!" Seru Dika.

"Gua mau ngerjain PR dulu" jawab Fandi yang skarang di ambang pintu.

"Lah biasanya aja ngga pernah ngerjain PR lu " ledek Dika.

"Kan gua sekarang udah tobat Bro" jawab Fandi membanggakan diri.

"Gaya lu~sono balik" usir Dika.

"Nama nya Nadia. Tapi, kenapa gua baru tau kalo dia adik nya Dika"pikir Fandi

Fandi jalan menuruni setiap anak tangga. Entah kenapa? Fandi trus memikirkan Nadia.

Tiba-tiba, Fandi melihat Nadia yang sedang berada di ruang tamu dengan komperasan di pipinya.

"Lo kenapa ?" Tanya Fandi.

Hening....

Tidak ada jawaban dari Nadia.

"Lu kenapa ?!" Seru Fandi

Hening....

Fandi terus memanggil tetapi, tidak ada jawaban dari Nadia.

Fandi menyadari kalau Nadia sedang memakai handspree.

Fandi,langsung menarik handspree yang Nadia pakai.

"Aduh!~siapa sih?! Ribet~~" Teriak Nadia. Perkataan Nadia terhenti. Saat, melihat wajah Fandi.

"Lu kenapa ? Tanya Fandi untuk sekian kali.

"Lu ngomong ama siapa ?" Tanya Nadia dengan polos menunjuk dirinya.

"Sama tembok!" Jawab Fandi.

"Ouh" jawab singkat Nadia yang beranjak pergi dari sofa.

Tiba-tiba,sebuah tangan memegang lengan Nadia.
Membuat langkah Nadia terhenti.

"Lu kenapa ?! Kok lu beda sama gua ? " Tanya fandi untuk yang sekian kali.

"Baik,Kaya nya ngga ada yang beda. Paling cuma pipi gua doang Kak yang agak bengkak". Jelas Nadia dengan santai.

"Lu bohong! pasti Cantika ngelakuin sesuatu ke lu ?" Tuduh Fandi.

"Ouh yah gua mau ke kamar dulu yak Kak mau ngerjain PR" jawab Nadia mengalihkan pembicaraan

"Tunggu dulu! Lu harus Ja~~"

"Dah" Nadia pergi dengan menggunakan langkah seribu.

To be countinued...
Makasih buat kalian yang udah mau baca ceritaku.

Semoga kamu suka yah. Tolong vote or comment or both.
Jangan lupa baca cerita selanjutnya...

Makasih.
Jangan lupa tinggalkan jejak.
Untuk kenangan agar bisa ku ingat😇. Jangan,pergi tanpa kenangan karena itu menyakitkan.😣😢

I'am Stay In HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang