Sinar mata hari masuk melalui cela jendela yang menyinari ruangan mewah itu, yang terdapat seseorang tidur disana dengan keadaan yang sangat berantakan.
Dia lalu mengerjap-ngerjapkan matanya menyesuaikan dengan cahaya yang mengenai wajahnya itu, dia lalu memijit pelipisnya karena kepalanya yang masih sedikit pusing karena pengaruh wine semalam yang diminumnya sampai mabuk berat.
Dia lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan ini, ternyata dia sudah berada di mansionnya, pasti Christoff yang membawanya pulang, batinnya. Kalau bukan Christoff, berarti itu adalah Dave, karena sahabatnya itu yang selalu membawanya pulang ketika dia mabuk berat.
Dia lalu bangkit dan langsung menuju ke kamar mandinya untuk membersihkan diri mengingat ini sudah jam 08.00, dia harus berangkat ke kantor.
Setelah dia selesai mandi, dia lalu memakai pakaian kerjanya dan mengambil berkas-berkasnya yang belum dia selesaikan, lalu keluar dari kamarnya itu.
Sampainya di lantai bawah, dia mendengar suara televisi, dia mengernyit siapa yang membuka televisi pagi-pagi begini?, tidak mungkin maid yang membukanya. Dia lalu berjalan menuju ke ruang keluarganya dan disitu dia mendapati Christoff yang sedang bersantai sambil menikmati kopinya.
"Hei kenapa kau masih disini?" Christoff lalu menoleh ke arah Christoper.
"Sudah sadar? Aku libur hari ini, karena pekerjaanku sudah kelar, biarlah aku bersantai sehari saja" jawab Christoff, Christoper hanya menatapnya datar.
"Lalu apa yang kau lakukan disini?" Tanya Christoper dengan nada dinginnya dan wajah datarnya.
"Tentu saja bersantai, bukannya kau sudah melihat" jawab Christoff santai.
"Bukannya kau punya mansion, pulang saja ke mansionmu" usir Christoper. Christoff yang mendengar itu lansung mencibir.
"Tidak tau berterima kasih, untung saja aku mau membawamu pulang tadi subuh, kalau tidak kutinggalkan saja disana biar wanita-wanita itu menyentuhmu selagi kau tidak sadar" ujar Christoff kesal. Kakaknya yang satu ini memang tidak tau bagaimana caranya berterima kasih.
"Kalau kamu tidak mau. Dave pasti yang akan mengantarku" balas Christoper santai.
"Aku akan menyuruhnya untuk tidak mengantarmu karena itu akan menjadi kebiasaan yang buruk, tidur saja disana sampai pagi lain kali" kata Christoff masih dengan nada kesal.
"Ka-" ucapan Christoper terpotong karena Christoff lebih dulu memotongnya.
"Aku akan pulang, dan suruh maid saja yang membersihkan itu. Aku pergi dasar tuan tidak tau berterima kasih" kata Christoff masih dengan nada kesal dan berlalu pergi dari hadapan Christoper yang masih terdiam membeku.
"What the hell??!!" Ucapnya saat melihat kotoran yang ada di meja ruang keluarganya ini semua adalah kerjaanya Christoff.
"Maula!!" Panggilnya pada kepala pelayan yang ada di mansionnya ini. Lalu beberapa saat datanglah maid itu.
"Yes sir?" Tanya wanita yang sudah berkepala empat itu.
"Tolong bersihkan kotoran yang ada dimeja itu, ini semua adalah ulah Christoff. Aku pergi ke kantor dulu" kata Christoper yang diangguki oleh maid itu.
Dia lalu keluar dari mansionnya dan mengendarai mobilnya keluar dari perkarangan mansionnya ini yang terbilang sangat luas. Mereka tiga bersaudara masing-masing memilikì mansionnya sendiri. Karena mereka tidak ingin tinggal bersama dengan alasan mereka butuh privasi.
□□□□□
Sampainya di kantor dia langsung menuju ke ruangannya tanpa memedulikan sapaan dari karyawannya, dia memang begitu orang-orang sudah menganggapnya sebagai lemari es.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED LOVE : SHE'S MINE [HTS #1 | SUDAH TERBIT]
Romans[SUDAH TERBIT] [Sebagian cerita telah dihapus] HTS#1 [HAMILTON TRIPLETS SERIES #1] Christoper Hamilton seorang billionaire terkaya di New York, CEO pemilik pabrik minyak terbesar di dunia 'Hans Oil Factory' Seorang pria yang terjebak dalam dunia mal...