Kereta mulai melambat saat memasuki stasiun. Banyak orang yang berhamburan keluar kereta menuju tujuan selanjutnya. Ini hari Sabtu, banyak yang menggunakan kereta untuk berwisata atau hanya sekedar pulang pergi naik kereta.
Sama halnya dengan pemuda ini. Dengan susah payah menenteng tas besar dan punggungnya menggendong tas besar juga. "Hosiki, sini ibu bawa tasnya" ucap seorang ibu paruh baya kepada lelaki itu. "Tidak usah bu, Hosiki bisa sendiri, lebih baik ibu cepat jalan. Apa kita dijemput?" Tanya lelaki itu kepada ibunya
"Kita di jemput bibi Jeon, tunggu sebentar ibu telpon dulu ya apa dia sudah disini atau belum?" Ibu itu lalu mengeluarkan ponsel kecilnya yang disimpan ditas kecil yang di simpan di bahunya.
Lelaki yang dipanggil Hosiki itu lalu memperhatikan sekeliling stasiun kereta. Ini kali pertamanya dia ada di kota besar, terbiasa di desa dekat gunung membuatnya belum terbiasa dengan kota besar seperti ini. "Ayo paman dan bibi Jeon sudah di depan" setelah mengatakan itu, anaknya langsung menenteng tas besar itu dan berjalan dengan hati-hati karna dia membawa bawaan berat.
Duk
"Akh astaga" Hoseok terkejut saat mendengar suara rintihan. Dengan cepat dia langsung berlutut disamping pria yang mengaduh. "Kau ini kalau jalan pakai mata. Kau tidak sadar apa bawaan mu itu sebesar dan seberat itu malah kau ayun-ayun begitu" lelaki itu berteriak pada Hoseok yang mengundang perhatian umum. Ibu Hoseok langsung berlari menghampiri anaknya yang diteriaki oleh orang asing.
"Maaf tuan. Maafkan anakku, dia tidak sengaja. Cepat minta maaf" bisik Ibu pada Hoseok. "Maaf kan aku, aku ceroboh dan tidak sengaja maafkan aku sekali lagi" ucap Hoseok berulang-ulang sampai suaranya terdengar ingin menangis.
Tidak tega akhirnya dia pun bangkit dan mengambil tas besar itu "aku sudah maafkan, akan ku bantu bawa tas ini sampai depan" Hoseok mendongak memperlihatkan wajah sedihnya 'sumpah kenapa aku harus memarahi dia tadi?' "Ayo cepat bangun, aku yakin kau sudah ditunggu oleh penjemput mu" ibu Hoseok yang mendengar pun langsung menarik anaknya untuk bangun dan pergi duluan dan lelaki asing itu yang mengikuti mereka dari belakang.
Ibu Jung mencari kesana kemari dimana paman dan bibi Jeon memarkirkan mobilnya. Setelah menemukannya ibu Jung langsung berjalan kesana meninggalkan anaknya yang sedang diam. "Kenapa diam saja? Ibumu sudah kesana tidak kau susul?" Tanya lelaki asing itu yang merasa heran sendiri karna Hoseok hanya diam saja.
"Itu aku mau bilang terima kasih sudah membantuku dan maaf sudah membuatmu terluka karna terkena tas besar ku, apa kau terluka?" Tanya Hoseok dengan khawatir. Lelaki itu menggeleng dan mengucapkan tidak apa-apa setelahnya dia pamit pergi duluan karna ada urusan. Hoseok pun juga menyusul ibunya yang sudah pergi duluan.
"Oh ini ya Jung Hoseok, ya ampun kau sudah besar ya sekarang?" Tanya seorang wanita paruh baya yang seumuran dengan ibunya. "Halo bibi Jeon, paman Jeon. Apa kabar?" Hoseok menyapa kedua pasangan suami istri ini dengan sopan. "Kabar kami baik Siki, kau juga masih menggemaskan seperti waktu kecil ya" balas paman Jeon sambil membelai rambut Hoseok.
"Ayo kita pergi sekarang? Sudah siang, nanti warung keburu ramai"
Mereka pun masuk ke dalam mobil berwarna biru yang sepertinya keluaran tahun lama.
~
Terlihat seorang lelaki muda yang duduk santai didepan sebuah warung makan sambil mengipasi dirinya. "Hari ini panas sekali, kenapa juga aku yang jaga warung? Memangnya siapa yang dijemput ayah?"
Tak berapa lama sebuah mobil menepi di pinggir warung makan yanh dijaga lelaki itu. "Jugkookie tolong bantu ayah mu sayang" teriak seorang wanita paruh baya kepada lelaki yang dipanggil Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hoseok In Bangtan Life
RandomJung Hoseok hanyalah siswa biasa disekolahnya. Dengan sifatnya yang seperti matahari membuat dia bisa mengubah 6 orang lelaki yang berbeda latar belakang. Tapi apa hanya itu saja? Ini adalah uke!Hoseok. Aku ngebet banget pengen punya cerita sendiri...