Sweet Boy (JiHope)

2.4K 165 8
                                    

Matahari sudah menampakan diri. Menyinari bumi dengan sinarnya yang terang benderang. Jam sudah menunjukan pukul 6 pagi. Walaupun masih pagi tapi entah kenapa matahari di Korea Selatan sudah terang.

Seorang lelaki yang masih di atas kasur merasa terganggu karna matahari. Suara gedoran pintu dan teriakan cempreng seseorang diluar membuat lelaki ini agak gondok dan kesal.

"Sebentar lagi hyung. Aku butuh 5 menit saja" teriak lelaki itu dari dalam selimut.

Bukannya berhenti, gedoran itu makin keras dan diiringi teriakan lebih tinggi. "Jangan malas Chim. Hari pertama sekolah, kau ingat kan? Kau tidak mau digantung di tiang bendera oleh seniormu karna telat kan?"

Dengan malas lelaki itu bangun dan berjalan ke kamar mandi. Tapi sebelumnya dia menendang pintu kamarnya karna dia tahu sekali kalau orang yang membangunkannya masih didepan pintu.

Duk

"Aku sudah bangun"

Dan itu membuat orang yang didepan pintu kaget dan hampir mendobrak pintu.

~

Namanya Park Jimin. Lelaki yang tadi menendang pintu. Ini hari pertamanya sekolah dan juga hari pertama upacara penerimaan siswa baru. Sebenarnya Jimin malas sekali dengan upacara penerimaan itu. Pastinya karna guru-guru dan kepala sekolah akan berbicara panjang lebar, kenapa tidak langsung masuk kelas saja dan belajar.

Beruntunglah karna pemerintah Korea Selatan sudah mencabut tentang penerimaan siswa baru dan salah satunya adalah OSPEK tidak penting yang ujung-ujungnya membawa barang tidak berguna dan jadi bahan bullyan oleh senior gila kehormatan.

Seragam Jimin sudah rapih tinggal di tambah blazer dan penampilannya sudah sempurna. Jimin pun mengambil tas gendongnya dan langsung turun ke bawah untuk ikut sarapan.

"Pagi" sapa Jimin pendek.

Lelaki didepan Jimin langsung mendongak begitu mendengar siapa yang baru duduk. "Kau baru turun? Dari tadi BamBam sudah mengetuk pintu" Jimin hanya mendengus mendengar perkataan itu.

"Iya aku tahu, aku sudah dengar. Sudahlah yang penting sekarang aku sudah disini"

Jimin duduk dan mengambil jatah sarapan paginya. "Kuharap kau tidak membuat masalah. Mama kemarin telpon, memastikan kau jauh dari masalah" ucap Bambam disela-sela sarapannya

Bambam dan Jimin adalah saudara tiri. Beda usia mereka sekitar 5 tahun. Awalnya Jimin tinggal di Busan bersama ibu tirinya, tapi ayah Jimin meminta Jimin untuk sekolah di Seoul, dimana sistem belajar disana lebih baik dan membuat Jimin disiplin.

Bambam sendiri sudah menikah dengan lelaki amerika. Mark Tuan namanya. Dan disinilah dia, tinggal satu rumah dengan kaka tiri dan kaka iparnya.

"Aku sudah selesai. Aku pergi sekarang" Jimin bangkit dan mengambil tas yang disimpan di bawah kakinya. "Tidak ingin pergi bersama Mark hyung? Dia juga berangkat sekarang" Jimin mengggeleng dan berkata 'tidak usah, terima kasih sebelumnya Bambam hyung, Mark hyung'

Jimin berjalan dengan pelan ke arah halte bis. Masih pagi, tapi tidak siang juga. Sepertinya Bambam membangunkannya terlalu pagi, jadi berakhir dengan Jimim yang masih duduk anteng di halte sendirian. "Dimana bisnya? Apa masih lama?"

Sebenarnya Jimin juga cemas dengan perkataan Bambam soal di cegat senior karna telat dan berakhir di tiang bendera. Entah benar digantung atau hanya ancaman belaka tapi dia juga kepikiran sendiri akhirnya.

Bruk

Jimin terkejut saat mendengar suara terjatuh dari arah kiri.

"Aigoo~ adik manis kau tak apa? Apa kakimu sakit?" Tanya seorang lelaki berambut coklat terang yang mengangkat seorang anak kecil. Bisa Jimin pastikan kalau anak kecil itu tadi jatuh.

Hoseok In Bangtan LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang