Prang..
Suara ribut yang dihasilkan oleh kunci inggris terdengar di rumah sepi itu.
Brak
Pinti dibuka cepat dan memperlihatkan wanita paruh baya yang terkejut dengan hal yang ada didepannya.
"Nam-namjoon. Apa yang kamu lakukan nak?" Wanita itu bertanya dengan terbata karna masih mencerna apa yang terjadi.
"Aku.. aku.." bruk "aku, apa yang aku lakukan ibu?" Namjoon yang jatuh duduk bersimpuh itu hanya melamun melihat tangannya yang berdarah.
"Kenapa kamu memukul ayah mu Namjoon? Jawab ibu Namjoon?"
Namjoon hanya menggeleng tak mengerti mengapa semua ini bisa terjadi begitu saja. Tadi dia baru saja pulang dari pasar, saat sampai dirumah dia menemukan rumah berantakan dan pelaku utama sedang bercumbu panas dengan wanita jalang yang entah dapat dari mana.
"Aku hanya berusaha berbicara dengan ayah bu. Tapi kenapa seperti ini?"
Jujur Namjoon juga kaget saat tahu bahwa dia memegang kunci inggris berlumuran darah dan ayahnya sudan tergeletak di depan matanya.
Ibunya Namjoon hanya menangis meraung-raung dan Namjoon yang merasa bersalah hanya bisa menunduk.
~
Ruang persidangan ricuh sekali. Pelakunya masih anak kecil, kenapa harus dihukum berat. Itu yang masih di ributkan dari tadi.
Namjoon duduk diam dan hanya menunduk, tidak mau melihat wajah kasihan ibunya. Namjoon tahu, ini semua salahnya. Awalnya Namjoon hanya berusaha bicara baik-baik dengan ayahnya tapi ayahnya terus saja marah-marah dan membuat emosi Namjoon terpancing.
Dari kecil, Namjoon punya kelainan emosional. Setiap dia marah besar beberapa menit kemudian dia jatuh terduduk lalu linglung seperti tidak tahu telah terjadi apa. Itu yang membuat Namjoon jarang bergaul disekolah karna dia takut emosi tidak stabil itu menyelakai orang lain.
Namjoon sedang duduk dihadapan ibunya yang membesuk. "Namjoon. Minggu depan kau bisa keluar dari sini. Ibu sudah menemukan rumah dan sekolah baru untuk mu, tak apa kan?"
Namjoon tahu, ibunya pasti merasa bersalah tapi justru Namjoon yang benar-benar merasa membuat ibunya terpuruk. Namjoon mengangguk dan tersenyum kecil kepada ibunya.
Seminggu kemudian, hari itu pun datang. Namjoon dibebaskan asal wajib lapor tiap bulan ke kantor polisi sampai masa tahanannya habis. Namjoon masih dibawah umur dan ibunya memohon agar Namjoon di lepaskan saja walau harus dengan berbagai syarat yang harus dipenuhi.
~
Namjoon memandangi sekolah barunya dengan mata menerawang. Menghela nafas kecil dan masuk ke dalam lingkungan sekolah dengan menundukkan kepalanya. Namjoon melihat beberapa murid lelaki yang sedang bergerombol di lapangan sedang bermain bola, murid perempuan yang bergosip sambil memperhatikan murid lelaki bermain bola.
Namjoon terus memperhatikan sekitarnya tanpa tahu kalau di belakang ada seseorang yang berlari terburu-buru.
Bruk
Namjoon tersentak kaget, orang yang menabraknya sedang mengumpulkan isi tas yang berhamburan. Namjoon ikut memungut benda-benda itu.
"Maafkan aku, aku salah karna menabrak orang, harusnya aku hati-hati" kata lelaki itu sambil menutup lagi tasnya.
"Maaf sudah menabrak mu tadi, aku permisi" setelah membungkuk minta maaf, lelaki itu pergi meninggalkan Namjoon yang masih bengong sambil menggenggam sebuah pulpen berwarna orange yang memiliki boneka diatas tutup pulpen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hoseok In Bangtan Life
AcakJung Hoseok hanyalah siswa biasa disekolahnya. Dengan sifatnya yang seperti matahari membuat dia bisa mengubah 6 orang lelaki yang berbeda latar belakang. Tapi apa hanya itu saja? Ini adalah uke!Hoseok. Aku ngebet banget pengen punya cerita sendiri...