Duabelas

834 79 2
                                    

Taehyung POV

"Eoh? Sudah pulang? Tak jadi kerumah Sooyoung?" Tanya Jimin

"Aku kerumahnya, tapi eommanya memberikan surat ini" Aku mengangkat surat pemberian eomma Sooyoung. Semua member membulatkan matanya.

"MWO? JADI BELUM DIKATAKAN?" Jin hyung berteriak. Aku mengerutkan keningku

"Ah, sudahlah. Cepat baca suratnya" Rapmon hyung mengibas-ngibaskan tangannya kearahku

"Oo arraseo"

...

Aku masuk kekamar, duduk dengan rapi dikasur.

Aku membuka surat dengan perlahan

'Annyeong Changi.

Bila kau sudah membaca surat ini, aku yakin kau sudah dapat melihat lagi. Jaga mata itu baik-baik eoh? Aku sangat sayang dengan mataku itu. Awas saja kau berani membuatnya rusak, Akan ku cincang kau di Surga nanti

Mian karna tak bisa bersamamu lagi eoh?

Aah? Eotteoke? Kau dapat menari dan menyanyi lagi di panggung, Senang? Tentu bukan

Em. Jangan menangis eoh? Aku sangat jarang menangis dengan mata itu. Berjanjilah untuk tetap melihat hal yang indah dengan mata itu. Dan juga, sering-seringlah bercermin. Kau tau? Aku hampir gila jika tak melihat wajahmu. Jadi manjakanlah mataku dengan menatap wajahmu dicermin. Dan, Carilah yeojja lain eoh? Yang benar-benar kau cintai.

Saranghae Taehyung

Sweet Love, Park Sooyoung'






Flashback On
3

Minggu yang Lalu

Sooyoung POV

"Eomma. Berjanjilah untuk merahasiakan ini hmm? Saat dia menanyakanku, katakanlah aku sedang Kuliah atau apapun itu. Dia akan percaya. Lalu, setelah dia selesai oprasi, berikan surat ini padanya. Arraseo?"

Eomma tak menggubris. Hanya suara tangis yang keluar. Air mata sudah tak dapat ku bendung lagi. Melihat orang yang kusayangi menangis, membuat hatiku semakin sakit

"Kenapa..? Kenapa Sooyoung? Kenapa kau berusaha mengakhiri hidupmu hmm? Kau masih bisa diOprasi, lalu kemoterapi. Kau akan sembuh nak"

"Tidak eomma. Itu tidak menyembuhkan, hanya memperpanjang umurku untuk beberapa saat. Tidak apa apa Eomma. Taehyung lebih membutuhkan mata ini" Aku mengusap air mata eomma.

"Eomma, aku tau aku bisa bertahan selama ini karna bantuan obat obatan, aku sudah sangat lelah meneguk obat obatan itu, rasanya sangat pahit" aku mengedarkan pandangan keseluruh kamar rumah sakit

"Eomma, saat aku mengalami serangan jantung atau apapun itu. Kau tak perlu repot repot memanggil dokter untuk melakukan RJP hmm?"

Eomma membelak kaget "maksudmu? kau ingin DNR?"

aku mengguk setuju "saat aku mengalami kematian otak, jangan bantu aku dengan mesin atau apapun hmm?"

Eomma hanya berdiam

4 Hari kemudian

"Maa, Tae... Taehyung ma... mas... masih... me.. nelpon?" Aku sudah tak mampu berkata-kata lagi, rasanya tenggorokan ini tercekat sesuatu

"Oo. Tenanglah Sooyoung Tenanglah. Mama selalu disisimu hmm?"

"Mamaaaa.. Jang..an lu...pa.. surat... nya... Aku mencintaimu maa.. sangat sangat mencin-"

"TIDAAAK SOOYOUNG!!!"

Author POV

"Pasien mengalami mati otak, Sooyoung bisa tetap bernafas tapi tidak dapat melalukan apa apa dengan bantuan alat. Saat alat bantu dilepas, maka pasien akan mengalami kematian total. Keputusan ada di pihak keluarga tetap membiarkan Sooyoung hidup dengan bantuan alat atau-"

"Dokter, saya ingin mendonorkan mata Putri saya, Park Sooyoung untuk Pasien Kim Taehyung"

"Baiklah. Kita akan mencek mata Almarhumah Sooyoung dulu Nyonya, apakah itu cocok atau tidak"

"Baik dom"

...

"Bagaimama? Cocok?"

"Iya, Cocok"

"Saat kau memberitahu mereka, jangan katakan kepada Pasien siapa pendonornya. Katakan kepada keluarga atau kerabatnya saja. Katakan untuk merasiakan ini dari Taehyung dulu. Mengerti?"

"Baiklah, bibi"








Kring kring

"Hallo?"

"Ya, benar dengan Anggota Keluarga Tuan Kim Taehyung? Kami sudah menemukan pendonornya."

"Benarkah? Aaah terimakasih"

"Baiklah. Tuan Taehyung dapat dioprasi 2 Hari lagi."

"Baiklah. Terimakasih"

Flashback Off



Taehyung POV

Aku sudah tak dapat menahannya lagi, air mata meluncur deras dari mataku. Maaf Sooyoung karna tak dapat mengabulkan permintaanmu untuk tidak menangis.

Maaf





























5 Tahun Kemudia

"Ayaaah!"

"Eoh? Aigoo. Uri Taeguk menyebut 'ayah'? Aigoo pintarnya" Taehyung mengusap sayang rambut Taeguk

"Aigoo. Ayah dan anaknya ini benar-benar mirip" Aku mendatangi dua Pangeranku. Kim Taehyung dan Kim Taeguk

"Hahaha. Ah, Yejin. Jin hyung bulan depan akan menikah. Menurutmu kado apa yang cocok untuknya?"

"Em, Bagaimana kalau alat masak? Bukankah dia suka memasak?"

"Ah, Betul!" Taehyung tersenyum. Senyum yang selalu dirundukan oleh Sooyoung. Kini telah menjadi milikku.


"Kenapa kau memanggilku Sooyoung?" tanyaku pada Sooyoung.

"Kau sudah diberitahu eommaku?"

Aku mengangguk

"Jadi maksudku memanggilmu adalah, tolong jaga Taehyung untukku. Kau tau aku sudah mendekati panggilan Tuhan. Aku tidak minta lebih, hanya jagakan dia untukku. Ok?"


"Gadis bodoh" kekehku pelan

"Kenapa?" Taehyung menatapku

"tidaak"


Terimakasih dan maaf Sooyoung. Terima Kasih karna telah mengizinkan ku untuk bersama Taehyung, dan maaf karna tak bisa menjaga Taehyung seperti kau menjaganya dulu.

Aku tau aku sekarang menjadi istrinya, tapi disudut hati yang paling dalam Aku yakin dia masih menyimpan Namamu



-THE END-





















Ppfft. Iya tau ending nya gaje. Maafken diriku qaqaq :v

Yowes. Paipai lah
tunggu cerita Selanjutnya :v

Sekali lagi maaf tentang ending yang Subhanallah pasarannya ini :3

HARUMAN; kth • psy [COMPLATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang