Entah apa yang terjadi di antara dua anak manusia itu. Yang ada dipikiran mereka hanyalah rasa kebencian untuk satu sama lain. Seakan-akan mereka memang terlahir sebagai musuh bebuyutan sampai mati. Ah, bahkan mungkin sampai di kehidupan selanjutnya pun mereka tetap menjadi musuh."Kembalikan kaset-kasetku, Malfoy!!"
Draco Malfoy. Dengan segala sikap menyebalkannya, terus saja berlarian sambil membawa kaset-kaset muggle Hermione. Ia menggunakan sarung tangan tentunya. Mana mau Ia menyentuh barang Muggle. Katanya barang muggle itu, barang haram.
Hermione terus mengejar Draco. Kini mereka sudah sampai di bukit dekat hutan terlarang. Ia pantang menyerah jika itu berkaitan dengan benda-benda miliknya. Apa lagi yang mengambilnya itu adalah ferret busuk sekelas Malfoy.
"Memang apa sih menariknya benda ini? Hanya lempengan bulat tak berharga." Hina Draco seraya mengibas-ngibaskan kaset Hermione di udara.
Hermione berhenti sejenak. Ia melihat Draco yang juga berhenti. Laki-laki itu berdiri pongah menatap Hermione. Membuat gadis itu ingin sekali menjadikan keturunan Malfoy itu menjadi rendang.
Ia menatap pedih kepada kaset-kasetnya. Ia baru saja dibelikan kaset itu oleh teman mugglenya. Itu adalah film yang sangat ingin Hermione tonton. Sudah lama Ia mendambakan film itu. Dan sialnya, sebelum Ia bisa mengamankan kaset itu, Draco datang sebagai penghancur dunianya.
"Kembalikan kaset The Maze Runner-ku!!"
"The maze, the maze apa? Hah, nama yang aneh."
Hermione melotot pada Draco. Bisa-bisanya dia menghina film favoritnya.
Draco membolak-balikkan sampul kaset tersebut. Ia tersenyum menghina ketika melihat foto-foto sekumpulan orang yang menjadi sampul utama.
"Apa menariknya mereka? Apa lagi yang satu ini, pakaiannya aneh sekali. Dia miskin ya, sampai tidak bisa beli baju yang lebih bagus?" Katanya seraya menunjukkan gambar seseorang pada Hermione.
Gadis itu makin melotot. Ferret itu baru saja menghina pujaan hatinya. Menghina si manis Newt!! Oh tidak bisa dibiarkan!
"Apa kau bilang? Kau itu yang aneh! Orang semanis ini kau bilang aneh?!" Pekiknya kesal. Ia memang paling sensitif jika idolanya di hina. Jiwa fangirling-nya keluar.
Draco menatap Hermione seakan gadis di depannya ini adalah spesies yang baru ditemukan. Tak lama dari wajah pongonya, Draco langsung tertawa terbahak-bahak. Bahkan sampai mengeluarkan air mata.
"BWAHAHAHAHAHAH!!"
Hermione mengerucutkan hidungnya, "Kenapa kau tertawa?"
Napas Draco tersenggal-senggal, "K-kau, kau terlihat seperti fans-fans alay, hahahaha!!"
Hermione memerah. Tapi Ia kembali teringat dengan kasetnya. Dia melirik Draco yang masih tertawa. Diam-diam Hermione mendekati laki-laki itu.
"Hahaha!! Granger si alay! Hahaha!"
Kuping Hermione panas. Ingin sekali Ia menjuling kepala pirang Draco Malfoy. Tapi untuk kali ini, Ia harus bersabar dulu. Setidaknya, sampai Ia mendapatkan kasetnya kembali.
Sreett!!
"Eits, kau kira aku bodoh?" Draco menyeringai. Ia menarik tangannya kebelakang tubuhnya. Sedangkan Hermione menghela napas panjang.
"Kembalikan kasetku, Malfoy! Dan urusan kita selesai. Memangnya kau tidak bosan melihat wajahku terus?"
"Mengganggumu itu sudah menjadi salah satu hobiku, granger. Jadi terbiasalah,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagination (DRAMIONE + THE MAZE RUNNER)
Fanfiction[COMPLETED] "Jadi.. kita masuk ke dalam sebuah film?" Bloody Hell!! ... Semuanya tidak bisa di pikir pakai logika. Jadi coba lah duduk dengan tenang. Mungkin dengan secangkir kopi akan lebih baik. Dan ikuti terus kisahku yang tak memakai logika ini...